Ayah saya menderita stroke dan menerima perawatan darurat tepat waktu. Baru-baru ini, beliau sering mengalami insomnia dan kesulitan tidur. Bagaimana cara mengatasinya? (Phuong Dung, Kota Ho Chi Minh)
Membalas:
Stroke menyebabkan kerusakan pada struktur otak, dan tergantung pada tingkat keparahannya, dapat mengganggu sistem tidur. Stroke juga memengaruhi bagian tubuh lainnya, menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada anggota tubuh, gangguan motorik dan sensorik, serta nyeri tubuh, sehingga menyulitkan pasien untuk tertidur, menyebabkan sering terbangun, dan mengganggu perilaku tidur REM (tidur gerakan mata cepat).
Orang dengan gangguan perilaku tidur REM mungkin sering berteriak, menggertakkan gigi, memukul, atau menendang selama tahap tidur ini.
Insomnia atau kesulitan tidur yang dialami ketiga teman Anda mungkin disebabkan oleh riwayat stroke atau kondisi neurologis lainnya. Langkah pertama adalah mengidentifikasi penyebabnya.
Anda sebaiknya membawa ayah Anda ke dokter spesialis saraf yang dapat melakukan polisomnografi. Ini adalah teknik non-invasif yang menggabungkan berbagai metode untuk menilai fungsi fisiologis tidur pada pasien. Misalnya, alat ini memiliki saluran elektroensefalogram (EEG) untuk mengukur perubahan gelombang otak selama tidur. Saluran oftalmik dan elektromiografik memantau gerakan mata dan otot. Saluran parameter pernapasan membantu menilai laju pernapasan pasien, kadar oksigen dalam darah, detak jantung, dan tekanan darah saat tidur.
Perangkat ini juga memiliki sistem perekaman gambar dan suara otomatis, yang membantu mendiagnosis secara akurat kondisi neurologis yang menyebabkan gangguan tidur. Berdasarkan hal ini, dokter dapat meresepkan metode pengobatan yang sesuai.
Beberapa obat yang digunakan untuk mencegah kekambuhan stroke, menstabilkan tekanan darah, dan mengobati kondisi yang mendasari setelah stroke dapat memengaruhi tidur. Gangguan tidur juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan pasca-stroke. Pasien harus mengonsumsi obat mereka sesuai anjuran dan resep dokter serta dipantau secara ketat.
Dokter Le Van Tuan
Direktur Pusat Ilmu Saraf
Rumah Sakit Umum Tam Anh, Kota Ho Chi Minh
| Para pembaca mengajukan pertanyaan tentang penyakit neurologis di sini untuk dijawab oleh para dokter. |
Tautan sumber






Komentar (0)