Nasi putih dan ikan lele rebus - Foto: DANG TUYET
Di kampung halaman saya di Barat, selama musim banjir, ada makanan yang hanya berisi ikan, saus ikan, dan sayuran liar, yang menghabiskan seluruh beras ibu saya.
Itulah kenangan masa-masa kita masih di rumah bersama ibu, aroma ikan bakar dan kuah ikan kukus tiba-tiba menyeruak hidung, perut anak-anak pun tiba-tiba keroncongan karena lapar, mengikuti bau itu mencari nasi yang dimasak ibunya.
Makanan masa kecil kami, anak-anak Barat, sering kali berupa nasi putih dan ikan rebus (direbus dengan merica, direbus dengan air).
Saat musim banjir tiba, berbagai jenis ikan bermunculan, dijual melimpah dan murah di pasar. Ibu-ibu sering membeli ikan long tong untuk dimasak satu per satu. Oleh karena itu, anak-anak selalu pulang dengan perut kenyang, tidak takut kelaparan, karena nasi dan ikan bakar selalu tersedia.
Perut babi panggang dengan saus ikan disajikan dengan daun kelapa dan terong mentah - Foto: DANG TUYET
Ikan linh yang sudah dibersihkan, dimarinasi dengan bumbu, siap untuk direbus dengan serai dan cabai - Foto: DANG TUYET
Masakan ikan braised musim ini bisa menggunakan berbagai jenis ikan seperti: ikan long tong, ikan linh muda, ikan lumba-lumba, ikan khoai, ikan lele, ikan chop... namun yang paling digemari tetap ikan long tong karena harganya lebih murah dibanding jenis ikan lainnya.
Musim banjir juga dikaitkan dengan ikan linh. Ikan linh muncul saat air pasang dan meninggalkan sawah saat air surut.
Ikan linh muda dapat dicelupkan ke dalam panci panas, direbus dalam air garam... dan dimakan dengan sayuran liar seperti kangkung, lili air, dan bunga sesban. Ketika ikan linh mencapai ukuran ibu jari di akhir musim banjir, mereka dapat digunakan untuk membuat saus ikan, difermentasi agar dapat dimakan sepanjang tahun.
Ikan linh segar yang baru dibersihkan, dimasak dalam sup asam dengan bunga lili air dan bunga sesban lalu dicelupkan dalam saus ikan linh, merupakan hidangan sehari-hari selama musim banjir di Barat.
Atau ketika seluruh keluarga berkumpul dengan banyak anggota, mereka sering menyajikan hotpot ikan linh atau ikan linh yang dicelupkan ke dalam cuka. Sayuran yang disajikan juga beragam, seperti: lili air, bunga sesban, sayur kelapa, kangkung, kucai, tunas eceng gondok, mimosa air...
Ikan gabus rebus dengan serai disajikan dengan teratai, bunga turi, pisang mentah, dan selada - Foto: DANG TUYET
Namun yang menjadi spesialisasi musim banjir bukan hanya ikan linh dan ikan long tong saja, melainkan juga ikan-ikan yang sebelumnya melimpah dan murah seperti: ikan gabus, ikan tenggiri, ikan kerapu, belut, kepiting...
Namun, kini ikan-ikan tersebut perlahan "menghilang" dan menjadi mahal. Oleh karena itu, ikan linh lebih sering disebut-sebut karena mudah ditemukan, dan harganya juga turun seiring pasang surut air laut.
Sekarang, setiap kali kami pulang kerja, Ibu sering bertanya apa yang ingin kami makan agar beliau bisa membelikannya. Jawabannya selalu sama: ikan rebus dan sup asam, tetapi hasilnya, setiap hidangan Ibu selalu penuh dengan daging babi, ayam, dan bebek.
Ibu tidak tahu bahwa bagi kami, hidangan yang berisi ikan, saus ikan, dan sayur-sayuran liar adalah hidangan terbaik di dunia, dan hidangan yang berhubungan dengan musim banjir pun lebih beraneka ragam dan meninggalkan cita rasa yang paling abadi.
Hotpot kecap ikan Linh berisi udang, cumi-cumi, ikan, disajikan dengan sayuran seperti: daun bawang, teratai, pakis air, tunas eceng gondok... - Foto: DANG TUYET
Hidangan sederhana dengan ikan lele rebus dan jantung pisang rebus - Foto: DANG TUYET
Hotpot dengan saus ikan linh dan sayuran liar - Foto: DANG TUYET
Source: https://tuoitre.vn/me-co-biet-voi-nhung-dua-tre-mien-tay-chung-toi-bua-com-ca-mam-rau-dong-la-ngon-nhat-20250916155335581.htm
Komentar (0)