Hanoi Pandangan kabur dengan bintik-bintik hitam seperti lalat, lebih dari sebulan kemudian wanita berusia 40 tahun itu pergi ke dokter dan menemukan bahwa mata kirinya buta total.
Pasien tersebut menderita rabun jauh pada kedua matanya, dengan dioptri -3,5. Suatu pagi setelah bangun tidur, ia menyadari bahwa mata kirinya jauh lebih kabur. Ia mengira itu karena rabun jauhnya semakin parah, jadi ia tidak pergi ke dokter. Setelah dua minggu, penglihatan kaburnya tidak kunjung hilang dan ia mulai melihat bintik-bintik hitam seperti lalat. Ia pergi ke dokter dan didiagnosis mengalami ablasi retina.
"Pasien menjalani operasi ablasi retina, tetapi kondisinya terlalu parah dan penanganannya tertunda, sehingga mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen," kata Dr. Mai Thi Anh Thu, Rumah Sakit Mata Hanoi 2, pada 12 Januari.
Ablasi retina adalah keadaan darurat medis di mana jaringan saraf (retina) di bagian belakang mata terlepas dari posisi normalnya. Tanda-tanda awal ablasi retina meliputi penurunan penglihatan, perasaan kehilangan satu sudut lapang pandang, kilatan cahaya, atau munculnya bintik-bintik melayang (floaters) secara tiba-tiba.
Ada banyak penyebab ablasi retina, faktor yang meningkatkan risikonya meliputi usia (ablasi retina lebih umum terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas), riwayat keluarga dengan ablasi retina, miopia parah, trauma, dan penyakit mata.
Penanganan ablasi retina biasanya berupa pembedahan dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk memperbaiki penglihatan. Beberapa kasus mungkin memerlukan 2-3 operasi, tergantung kondisi pasien dan instruksi dokter.
Gambar simulasi ablasi retina. Foto: Disediakan oleh rumah sakit
Jika terdeteksi dini, bagian tengah retina (makula) belum terlepas, dan mata akan tetap memiliki penglihatan yang baik setelah perawatan. Sebaliknya, hasilnya akan lebih buruk jika makula telah terlepas. Semakin lama makula terlepas sebelum operasi, semakin rendah kemungkinan perbaikan penglihatan setelah operasi, yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen seperti pasien di atas.
Ablasi retina biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan baru terdeteksi setelah pemeriksaan menyeluruh. Tanda-tandanya meliputi penglihatan kabur, kehilangan penglihatan secara bertahap, atau penglihatan tampak seperti tirai, munculnya floaters secara tiba-tiba, atau kilatan cahaya pada salah satu atau kedua mata.
"Banyak pasien yang subjektif tentang penglihatan kabur, mengira hal itu disebabkan oleh peningkatan rabun jauh tanpa mengetahui bahwa hal itu berpotensi menyebabkan penyakit berbahaya," kata Dr. Thu, seraya menambahkan bahwa semakin lama ablasi retina dibiarkan, semakin tinggi risiko kehilangan penglihatan permanen pada mata.
Le Nga
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)