Pasal 4, Pasal 6 Surat Edaran No. 24/2023/TT-BCA secara tegas menyatakan: Dalam hal menjual, menghibahkan, mewariskan, menukarkan, menyetor modal, mengalokasikan, atau mengalihkan kendaraan bermotor (umumnya disebut pengalihan kepemilikan kendaraan bermotor), pemilik kendaraan bermotor wajib menyimpan STNK dan plat nomor kendaraan bermotor (tidak menyerahkannya kepada badan atau perorangan penerima pengalihan kepemilikan kendaraan bermotor) dan menyerahkan STNK dan plat nomor kendaraan bermotor tersebut kepada Dinas Perhubungan untuk dilakukan proses pencabutan. Dalam hal pengalihan kepemilikan kendaraan bermotor beserta plat nomor kendaraan bermotor pemenang lelang, pemilik kendaraan bermotor wajib menyerahkan STNK dan plat nomor kendaraan bermotor tersebut kepada Dinas Perhubungan untuk dilakukan proses pencabutan.
Dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal penyelesaian pengurusan berkas balik nama kendaraan bermotor, pemilik kendaraan bermotor wajib menyelesaikan tata cara pencabutan; apabila setelah lewatnya jangka waktu tersebut pemilik kendaraan bermotor belum menyelesaikan tata cara pencabutan atau belum menyerahkan surat tanda registrasi kendaraan bermotor beserta plat nomor kendaraan bermotor kepada instansi atau perorangan yang menerima pengalihan nama kendaraan bermotor untuk diselesaikan tata cara pencabutannya, maka sebelum perkara tersebut ditangani, instansi yang berwenang dalam hal registrasi kendaraan bermotor harus mengeluarkan keputusan pemberian sanksi kepada pemilik kendaraan bermotor karena tidak menyelesaikan tata cara pencabutan sebagaimana yang telah ditetapkan.
Setelah pemilik kendaraan menyelesaikan prosedur penarikan kembali, organisasi atau individu yang menerima pengalihan kepemilikan menyelesaikan prosedur pendaftaran kendaraan sesuai peraturan.
Pemilik sebelumnya didenda karena tidak mencabut registrasi dan plat nomor dan bertanggung jawab atas pelanggaran yang terkait dengan kendaraan tersebut.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 100/2019/ND-CP yang diterbitkan pada tanggal 30 Desember 2019 tentang Ketentuan Sanksi Administratif atas Pelanggaran di Bidang Lalu Lintas dan Perkeretaapian, sanksi administratif atas pelanggaran pencabutan STNK dan plat nomor kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut:
Denda sebesar VND 800.000 sampai dengan VND 2.000.000 untuk perorangan, dan sebesar VND 1.600.000 sampai dengan VND 4.000.000 untuk badan usaha pemilik sepeda motor, skuter dan kendaraan sejenisnya yang tidak mematuhi pencabutan surat tanda nomor kendaraan bermotor dan plat nomor sebagaimana dimaksud (sebagaimana dimaksud pada huruf e ayat 5 Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2019);
Denda sebesar VND 2.000.000 sampai dengan VND 4.000.000 bagi perorangan, sebesar VND 4.000.000 sampai dengan VND 8.000.000 bagi badan usaha pemilik mobil, traktor, sepeda motor khusus, dan kendaraan sejenisnya yang tidak mematuhi ketentuan pencabutan STNK, plat nomor kendaraan, dan Surat Keterangan Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya sebagaimana dimaksud (sebagaimana dimaksud dalam butir c ayat 7 Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2019 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).
Apabila pemilik kendaraan bermotor tidak melaksanakan tata cara penarikan kembali kendaraan bermotor setelah melakukan pengalihan hak milik, maka pemilik kendaraan bermotor tersebut bertanggung jawab secara hukum atas segala pelanggaran yang berkaitan dengan kendaraan bermotor tersebut.
Dengan demikian, apabila dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal pengurusan balik nama kendaraan bermotor, pemilik kendaraan bermotor tidak melengkapi syarat pencabutan STNK dan plat nomor kendaraan bermotor sebagaimana ditentukan, maka akan dikenakan denda sebesar VND 800.000,00 (delapan ratus ribu rupiah) sampai dengan VND 8.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Risiko lain yang timbul ketika menjual mobil tanpa segera melakukan balik nama adalah apabila pemilik mobil tidak menyelesaikan proses penyitaan setelah melakukan balik nama, maka pemilik mobil akan bertanggung jawab secara hukum atas segala pelanggaran yang berkaitan dengan mobil tersebut (sebagaimana dimaksud pada poin b ayat 4 Pasal 6 Surat Edaran 24/2023/TT-BCA).
Pasal 4 ayat 39 Surat Edaran Nomor 24/2023/TT-BCA mengatur, bagi kendaraan bermotor yang telah terdaftar dengan plat nomor 5 digit sebelum tanggal 15 Agustus 2023 namun belum melakukan proses pencabutan, maka nomor plat nomor kendaraan bermotor yang digunakan adalah nomor plat nomor kendaraan bermotor yang identitasnya tercantum pada STNK.
Jika suatu kendaraan menyebabkan kecelakaan atau terlibat dalam kasus perdata atau pidana, otoritas yang berwenang akan menghubungi pemilik kendaraan. Saat ini, orang yang diundang ke otoritas yang berwenang untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan insiden atau kasus tersebut bukanlah pengguna kendaraan, melainkan mantan pemiliknya (orang yang namanya tercantum dalam STNK yang dikelola oleh sistem).
Oleh karena itu, untuk menghindari denda atau mendapat masalah saat kendaraannya menyebabkan kecelakaan, pemilik kendaraan perlu mengikuti prosedur pencabutan registrasi kendaraan dan plat nomor secara ketat.
Prosedurnya juga sangat mudah. Pemilik kendaraan harus terlebih dahulu melaporkan pencabutan registrasi dan plat nomor kendaraan di portal layanan publik. Kemudian, pergi ke kantor registrasi kendaraan tempat tinggalnya, memberikan kode berkas daring, mengembalikan plat nomor dan registrasi kendaraan beserta beberapa dokumen lainnya, termasuk:
- Deklarasi registrasi kendaraan dan pencabutan plat nomor.
- Dokumen pemilik kendaraan: Tunjukkan kartu identitas warga negara, paspor atau gunakan akun identifikasi elektronik level 2.
- Salinan dokumen pengalihan kepemilikan kendaraan.
Setelah memeriksa dokumen yang sah, otoritas pendaftaran kendaraan menerbitkan sertifikat pencabutan registrasi dan plat nomor.
Pemilik baru didenda karena tidak mentransfer kepemilikan kendaraan
Sesuai dengan Poin c, Klausul 4, Pasal 6 Surat Edaran 24/2023/TT-BCA, setelah penjual menyelesaikan prosedur pencabutan, pembeli harus menyelesaikan prosedur balik nama STNK sesuai ketentuan.
Apabila prosedur ini tidak dilakukan, maka pemilik baru akan dikenakan sanksi karena tidak melakukan pencatatan nama kendaraan (mengalihnamakan pemilik kendaraan dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan menjadi atas namanya sendiri) sesuai ketentuan pada saat pembelian mobil atau motor.
Denda tidak balik nama STNK ditetapkan sebagai berikut:
Tidak memindahtangankan hak milik sepeda motor: Denda sebesar 400.000 - 600.000 VND untuk perorangan, sebesar 800.000 - 1,2 juta VND untuk badan usaha (sesuai ketentuan butir a ayat 4 Pasal 30, Keputusan 100/2019/ND-CP).
Tidak memindahkan kepemilikan mobil: Denda 2 - 4 juta VND untuk perorangan, 4 - 8 juta VND untuk organisasi (sesuai poin l, klausul 7, Pasal 30, Keputusan 100/2019/ND-CP).
Berdasarkan Pasal 10, Pasal 80 Keputusan 100/2019/ND-CP, verifikasi untuk mendeteksi pelanggaran kendaraan bermotor yang tidak terdaftar hanya dilakukan melalui penyelidikan dan penyelesaian kecelakaan lalu lintas; melalui registrasi kendaraan bermotor, dan bukan melalui sanksi pada saat pemeriksaan administratif rutin.
Kebijaksanaan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)