Pada tanggal 11 April, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) mengatakan bahwa peretas yang didukung Rusia menggunakan akses ke Microsoft untuk melancarkan serangan siber dan mencuri korespondensi antara pejabat AS dan Microsoft.
Serangan siber kini menjadi salah satu tantangan keamanan non-tradisional yang dihadapi banyak negara. (Sumber: Vietnix) |
CISA memperingatkan bahwa peretas menggunakan email untuk mencoba membobol sistem pelanggan Microsoft, termasuk beberapa lembaga pemerintah AS (jumlah pastinya belum diverifikasi).
CISA menyatakan bahwa para peretas kemungkinan juga menargetkan organisasi non-pemerintah, sehingga mendorong pelanggan untuk menghubungi Microsoft guna mendapatkan informasi lebih lanjut. Oleh karena itu, Microsoft bekerja sama dengan pelanggan untuk membantu mereka menyelidiki insiden tersebut dan meminimalkan kerusakan.
Peringatan ini muncul setelah Microsoft mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka masih berurusan dengan penyusup yang dijuluki "Midnight Blizzard".
Berita ini telah memicu kekhawatiran di industri keamanan siber. Pekan lalu, Komisi Peninjauan Keamanan Siber AS menyatakan bahwa, seandainya tidak ada celah keamanan, Microsoft bisa saja mencegah serangan siber yang diyakini dilakukan oleh Tiongkok.
Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi pengungkapan CISA. Moskow sebelumnya membantah berada di balik serangan siber tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)