Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 15 Juli (waktu setempat), Presiden Donald Trump mengkonfirmasi bahwa Amerika Serikat dan Indonesia telah mencapai kesepakatan perdagangan yang "hebat". Kepala Gedung Putih tidak menjelaskan detail kesepakatan tersebut tetapi menyatakan bahwa detail lebih lanjut akan diberikan pada waktunya.
Informasi di atas dirilis sebelum tanggal 1 Agustus, yang juga merupakan batas waktu bagi negara-negara lain untuk mencapai kesepakatan dengan AS jika mereka ingin menghindari skenario di mana barang-barang yang memasuki pasar AS dikenakan tarif tinggi. Batas waktu sebelumnya adalah 9 Juli, tetapi Gedung Putih memperpanjangnya untuk memberi pihak-pihak terkait lebih banyak waktu untuk bernegosiasi.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan bahwa barang-barang AS yang diekspor ke Indonesia tidak akan dikenakan tarif. Sebaliknya, AS akan mengenakan tarif pada barang-barang yang diimpor dari negara Asia Tenggara tersebut.

Susiwijono Moegialso, seorang pejabat senior di Kementerian Koordinasi Perekonomian Indonesia, mengatakan bahwa negara tersebut sedang menyiapkan pernyataan bersama dengan AS yang membahas ruang lingkup tarif timbal balik, termasuk perjanjian tentang tarif, hambatan non-tarif, dan perdagangan.
Pada bulan April, Peter Navarro, penasihat perdagangan Presiden Donald Trump, menyatakan bahwa AS akan berupaya menandatangani "90 kesepakatan perdagangan dalam 90 hari." Namun, tujuan ini dianggap tidak layak. Bahkan, dua minggu sebelum tenggat waktu, AS hanya mencapai kesepakatan dengan Inggris, Vietnam, Tiongkok, dan Indonesia.
Total perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat pada tahun 2024 mencapai hampir 40 miliar dolar AS. Ekspor AS ke Indonesia meningkat sebesar 3,7% pada tahun itu, sementara impor dari negara Asia Tenggara tersebut meningkat sebesar 4,8%, sehingga mengakibatkan defisit perdagangan barang hampir 18 miliar dolar AS antara kedua negara.
Menurut data dari International Trade Centre (ITC), impor utama AS dari Indonesia pada tahun 2024 meliputi minyak sawit, elektronik, alas kaki, ban, karet alam, dan udang beku.
Terobosan dengan Indonesia ini terjadi di tengah rencana Komisi Eropa untuk mengenakan tarif pada barang-barang AS senilai €72 miliar (US$84,1 miliar) jika pembicaraan perdagangan dengan Washington gagal.
Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif 30% pada impor dari Uni Eropa (UE) pada tanggal 1 Agustus. Para pejabat Eropa menganggap tarif ini tidak dapat diterima dan percaya bahwa hal itu dapat mengganggu perdagangan antara dua pasar terbesar di dunia .
(Menurut Anadolu, CNA, Kantor Berita Xinhua)
Sumber: https://hanoimoi.vn/my-dat-thoa-thuan-thuong-mai-with-indonesia-709202.html






Komentar (0)