Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah meminta gerakan Islam Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata yang diajukan AS dalam putaran perundingan yang diadakan di Doha, Qatar pekan lalu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 19 Agustus. (Sumber: X) |
Pada tanggal 20 Agustus, surat kabar Times of Israel mengutip Menteri Luar Negeri AS yang mengatakan bahwa ia mengadakan pertemuan konstruktif dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tanggal 19 Agustus, di mana Israel menerima proposal "jembatan" yang dibuat oleh AS minggu lalu di Doha.
Menurut diplomat tersebut, Hamas kini memiliki tanggung jawab untuk melakukan hal yang sama. Menteri Luar Negeri AS menilai bahwa ini adalah isu yang kompleks dan akan membutuhkan keputusan yang sulit dari para pemimpin.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog, kepala diplomat AS mengatakan ini adalah "momen yang menentukan" dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Ia menggambarkan upaya diplomatik terbaru Washington untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas guna mengakhiri konflik sebagai "mungkin kesempatan terbaik dan mungkin terakhir" untuk membebaskan para sandera, sekaligus menegaskan bahwa AS melakukan segala upaya untuk memastikan tidak ada peningkatan ketegangan di kawasan tersebut.
Di pihak Israel, Perdana Menteri Netanyahu mengatakan ia berencana untuk mengirim tim negosiasi ke Mesir minggu ini untuk melakukan putaran baru pembicaraan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan.
Delegasi negosiasi Israel akan dipimpin oleh kepala intelijen Mossad David Barnea dan akan mencakup kepala Keamanan Dalam Negeri Israel Ronen Bar dan kepala sandera militer Israel Nitzan Alon.
Sementara itu, Times of Israel melaporkan bahwa kepala departemen luar negeri Inggris di Skotlandia, Angus Robertson, mengatakan bahwa pemerintah Skotlandia akan menghentikan semua pertemuan dengan pejabat Israel sampai ada kemajuan nyata menuju perjanjian damai di Gaza.
Dalam perkembangan lain yang terkait dengan Israel, menurut Times of Israel , untuk mengatasi kekurangan pasukan, Menteri Pertahanan negara itu Yoav Gallant telah memerintahkan tentara untuk memanggil kembali pasukan cadangan yang sebelumnya diberhentikan sebagai bagian dari langkah-langkah pengurangan personel.
Para prajurit cadangan yang dipanggil kembali untuk tugas aktif kali ini adalah mereka yang usianya di bawah batas usia pengecualian, yakni 40 tahun bagi sebagian besar prajurit, 45 tahun bagi perwira, dan 49 tahun bagi spesialis.
Militer Israel mengatakan langkah itu diambil setelah menilai situasi baru dan merupakan bagian dari persiapan untuk memperkuat pasukan cadangan.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/xung-dot-o-gaza-my-yeu-cau-hamas-chap-thuan-de-xuat-ngung-ban-canh-bao-co-hoi-cuoi-cung-israel-trieu-tap-lai-quan-nhan-du-bi-283252.html
Komentar (0)