Selandia Baru menolak rokok elektrik sekali pakai seiring negara tersebut bergerak menuju larangan penjualan tembakau yang hampir total. (Sumber: Anadolu) |
Larangan rokok elektrik sekali pakai merupakan langkah terkini Selandia Baru dalam upaya anti-merokoknya, yang mengarah pada larangan hampir menyeluruh terhadap penjualan tembakau.
Rokok elektrik sekali pakai akan dilarang mulai Agustus, kata Menteri Kesehatan Selandia Baru, Ayesha Verrall. Berdasarkan aturan baru ini, semua perangkat rokok elektrik yang dijual di negara tersebut harus memiliki baterai yang dapat dilepas atau diganti.
Untuk melindungi anak-anak, pemerintah juga melarang toko rokok elektrik baru dibuka dalam jarak 300 meter dari sekolah dan marae – tempat pertemuan suku Maori.
“Terlalu banyak anak muda yang menggunakan rokok elektrik, oleh karena itu kami mengambil beberapa langkah untuk menghentikannya,” tegas Ibu Ayesha Verrall.
Tingkat merokok di Selandia Baru telah berkurang setengahnya dalam 10 tahun terakhir, dengan jumlah perokok turun sebanyak 56.000 jiwa dalam setahun terakhir. Jumlah perokok dewasa kini relatif rendah – hanya 8%.
Namun, Perdana Menteri Chris Hipkins menekankan perlunya membatasi rokok elektrik untuk kaum muda.
Enam bulan lalu, Selandia Baru mengumumkan akan mengambil langkah-langkah untuk secara permanen memutus akses tembakau bagi mereka yang saat ini berusia di bawah 14 tahun, menaikkan usia merokok setiap tahun hingga seluruh penduduk bebas asap rokok.
Di negara tetangga Australia, Menteri Kesehatan Mark Butler mengatakan bulan lalu bahwa Canberra juga melarang rokok elektrik sekali pakai.
Menegaskan bahwa rokok elektrik bukanlah “produk untuk anak-anak”, Tn. Butler mengatakan pemerintah akan menaikkan pajak tembakau sebesar 5% selama sembilan tahun ke depan, dimulai pada bulan September.
Rokok elektrik mengandung nikotin, zat yang sangat adiktif yang menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, di antara penyakit lainnya. Selain nikotin, rokok elektrik mengandung bahan kimia lain dan sekitar 20.000 perasa, banyak di antaranya belum sepenuhnya dievaluasi dampak buruknya terhadap kesehatan. Selain efek berbahaya yang sama seperti rokok biasa, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan juga berisiko menimbulkan masalah sosial, terutama penggunaan narkoba dan zat adiktif lainnya. |
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)