
Pada konferensi pers untuk kuartal pertama tahun 2024 yang diadakan pada pagi hari tanggal 19 April, Bapak Dao Minh Tu, Wakil Gubernur Bank Negara, berbagi solusi untuk merestrukturisasi bank SCB.
Ketika Bank Saham Gabungan Komersial Saigon (SCB) mengalami situasi sulit, bahkan dianggap sebagai "krisis", fungsi bank sentral adalah memberikan solusi tepat waktu untuk melakukan intervensi, memastikan bank tersebut tidak kolaps dan tidak memengaruhi sistem keuangan nasional serta keamanan sistem perbankan komersial. Oleh karena itu, Bank Negara harus memberikan solusi tepat waktu.
Ketika SCB mengalami insiden likuiditas pada bulan Oktober 2023, Bank Negara memiliki fungsi dan undang-undang juga menetapkan ketentuan yang mengharuskan bank sentral mengambil tindakan untuk menstabilkan bank ini.
Menurut Bapak Tu, SCB bukanlah bank pertama yang mengalami masalah. Dalam 10 tahun terakhir, terdapat bank-bank yang lemah dan bank-bank yang ditempatkan di bawah pengawasan khusus. Misalnya, 8-9 tahun yang lalu, 3 bank umum ditempatkan di bawah pengawasan khusus dan harus ditangani.
Pimpinan Bank Negara itu mengatakan, Bank BUMN merupakan salah satu bank berskala besar dengan total aset besar, sehingga solusi penanganannya pun memerlukan prosedur dan skala dukungan yang besar.
"Hingga saat ini, Bank SCB masih beroperasi secara stabil dan Bank Negara akan terus membangun peta jalan untuk merestrukturisasi bank ini secara bertahap," tambah Wakil Gubernur.
Dalam langkah-langkah dukungan Bank Negara untuk memastikan stabilitas Bank Sentral, terdapat pinjaman dari Bank Sentral kepada bank-bank yang lemah, tetapi semuanya dilaksanakan sesuai dengan hukum. Langkah-langkah implementasi ini sangat rinci, yang berkontribusi untuk memastikan stabilitas sistem secara langsung.
Menurut Bapak Tu, penyaluran kredit atau pasokan uang, baik yang digunakan banyak maupun sedikit, akan memiliki instrumen pengaturan. "Ketika kita melihat banyak uang dalam perekonomian , Bank Negara juga akan mengambil langkah-langkah untuk menerbitkan nota kredit guna menarik uang seperti yang baru-baru ini terjadi," tambah pimpinan Bank Negara tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)