Minggu pagi, Kota Hue masih lembap setelah banjir berhari-hari. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, meskipun alarm belum berbunyi, semua perwira dan prajurit sudah bangun. Memanfaatkan cahaya redup dari lampu keamanan, beberapa orang membersihkan akomodasi, yang lain menyiapkan cangkul, sekop, dan perlengkapan... Semuanya berjalan lancar, tanpa ada yang mengingatkan, seperti kebiasaan yang telah mengakar kuat dalam gaya hidup para prajurit.

Tepat setelah pukul 4 pagi pekerjaan bersih-bersih di kediaman itu dimulai.

Tepat pukul 6, kelompok kerja segera menaiki kendaraan mereka dan berpencar ke berbagai arah sesuai jadwal yang telah direncanakan. Di jalan-jalan utama kota, pekerjaan pembersihan dasar telah selesai, tetapi di gang-gang kecil dan daerah dataran rendah, lumpur dan sampah masih berserakan. Di Jalan Ung Binh, Distrik Vi Da, di mana air baru saja surut, meninggalkan lapisan lumpur tebal beserta tumpukan sampah yang sangat banyak... baunya sangat menyengat. Para perwira dan prajurit masih gigih dan tekun, membersihkan setiap bagian, sekop demi sekop, tanpa sedikit pun keluhan.

Hujan turun tetapi pekerjaan tetap berjalan sesuai rencana.

Dengan pakaiannya yang basah kuyup oleh keringat bercampur air hujan, Kopral Nguyen Van Thanh, Regu 2, Peleton Pengintai, Kompi 20, berbagi: “Kami lelah, tetapi kami senang dapat segera membantu masyarakat memiliki rumah yang bersih dan jalan yang bersih. Kami tahu di mana pun mereka membutuhkan kami, kami akan selalu ada. Mampu membantu masyarakat membuat kami merasa lega dan bangga!”

Bekerja di tengah hujan.

Tak jauh dari sana, di Pemakaman Martir Thuy Van Ward (sekarang Vi Da Ward), dekat Sungai Nhu Y, setelah air surut, lapisan lumpur tebal masih tersisa, hingga setebal 20 cm di beberapa tempat. Hampir 100 perwira dan prajurit Divisi 968 dibagi menjadi beberapa kelompok, sebagian mengeruk lumpur, sebagian menyekop lumpur, sebagian mengangkut lumpur... Memanfaatkan segala peralatan yang tersedia, mulai dari ember cat, gerobak dorong, hingga cangkul dan sekop... mulai dari prajurit hingga perwira, bekerja dengan tekun. Karena banyaknya lumpur dan tanah, pekerjaan baru selesai menjelang sore.

Jalan Ung Binh, Kelurahan Vi Da penuh sampah setelah banjir.

Pekerjaan diperkirakan akan memakan waktu hingga akhir Minggu, tetapi tak seorang pun patah semangat. Setiap nisan, setiap barisan pohon… dibersihkan dengan saksama oleh para prajurit, sebagai ungkapan rasa terima kasih yang mendalam kepada para martir yang heroik. Setiap prajurit menyadari bahwa merawat pemakaman hari ini juga menunjukkan moralitas "mengingat sumber air minum", tanggung jawab generasi sekarang kepada mereka yang telah gugur.

Gunakan benda apa saja untuk mengangkut lumpur.

Menyaksikan para prajurit bekerja di tengah hujan, Bapak Le Van Hoang, yang tinggal di Jalan Bach Dang, Distrik Phu Xuan, dengan penuh emosi berkata: “Para prajurit bekerja sangat keras! Melihat kalian membersihkan dan membantu dengan begitu antusias, kami sungguh berterima kasih. Tanpa kalian, selama beberapa hari ke depan, sampah dan lumpur akan tetap berserakan di mana-mana...”.

Letnan Kolonel Le Khac Ngoc Anh, Wakil Kepala Politik Divisi 968, yang memimpin langsung wilayah tersebut, mengatakan: “Membantu masyarakat adalah sebuah kewajiban, sebuah sentimen, sebuah perintah dari lubuk hati seorang prajurit. Di sini, kami telah menetapkan bahwa tidak ada hari libur. Namun, kami selalu peduli dan menyemangati para prajurit agar setiap orang dapat merasa aman, tetap bersemangat, menjaga kesehatan mereka, dan bekerja secara ilmiah agar efektif dan aman. Tujuan terbesarnya adalah membantu masyarakat menstabilkan kehidupan mereka sesegera mungkin, dan memulihkan lanskap serta lingkungan sesegera mungkin.”

Manfaatkan waktu istirahat makan siang untuk mempersiapkan sesi kerja berikutnya.

Langit berangsur-angsur gelap, truk-truk pengangkut lumpur dan tanah meninggalkan permukiman, jalanan berangsur-angsur bersih kembali, dan pemakaman para martir Thuy Van tampak rapi dan damai. Para perwira dan prajurit Divisi 968 mengemasi perlengkapan mereka dan bersiap kembali ke unit masing-masing. Mereka tidak sempat beristirahat, hanya sempat makan malam sederhana, lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk memeriksa perlengkapan dan bersiap menghadapi hari kerja berikutnya.

Letnan Kolonel Le Khac Ngoc Anh, Wakil Kepala Politik Divisi 968, mendorong para prajurit untuk bekerja pada hari libur.

Hari Minggu para prajurit berakhir dengan kelelahan namun penuh makna. Tak ada hari libur, tak ada kesenangan, hanya hati seorang prajurit untuk rakyat, untuk negara. Dari tindakan sederhana inilah, citra para prajurit Paman Ho terukir lebih dalam di hati rakyat.

    Sumber: https://www.qdnd.vn/nuoi-duong-van-hoa-bo-doi-cu-ho/ngay-nghi-cua-can-bo-chien-si-su-doan-968-noi-ron-lu-997333