Kebangkitan Diplomasi Intelijen di Era Keamanan Global yang Penuh Tantangan

Diplomasi intelijen India sesuai dengan strategi membangun aliansi regional dan global saat ini.

Demikian pandangan Raja Mohan, profesor tamu di Institut Studi Asia Selatan, Universitas Nasional Singapura, dalam sebuah komentar terbaru yang diterbitkan di The Indian Express . Secara sederhana, diplomasi intelijen adalah pertukaran informasi dengan pemerintah dan badan keamanan sekutu. Pertukaran informasi yang rutin antara badan-badan intelijen India dan mitra mereka dari negara-negara yang sepaham menggarisbawahi pergeseran New Delhi dari isolasionisme menuju pembangunan kemitraan intelijen yang efektif saat ini.

Dialog Raisina 2024 di New Delhi, India. (Sumber: PTI)

Cendekiawan India tersebut mencatat tiga tonggak sejarah terkini yang menyoroti perluasan jejak diplomatik New Delhi. Pertama, Dialog Raisina tahunan, yang diselenggarakan oleh Observer Research Foundation (ORF) dan Kementerian Luar Negeri, mempertemukan para menteri, pejabat, akademisi, dan peneliti kebijakan dari seluruh dunia untuk memajukan agenda global yang berpusat pada India.

Acara kedua adalah latihan angkatan laut multilateral Milan, yang berlangsung setiap dua tahun di Teluk Benggala. Latihan ini mempertemukan para pemimpin angkatan laut dari berbagai negara untuk membangun kemitraan dan membahas isu-isu keamanan maritim. Terakhir, acara yang kurang digembar-gemborkan tetapi tak kalah penting adalah Dialog Raisina, sebuah pertemuan para pejabat intelijen tinggi dari berbagai negara yang hadir di sela-sela latihan.

Bapak Raja Mohan mengomentari bahwa bagi India, kebijakan diplomasi intelijen baru dapat memiliki dampak yang sama seperti diplomasi pidato Forum Raisina dan diplomasi angkatan laut dalam latihan MILAN.

Diplomasi forum

Ketiga peristiwa ini mencerminkan tren yang lebih luas dalam politik internasional. Seiring maraknya kerja sama internasional di abad ke-21, komunitas global semakin peduli dengan isu-isu perdagangan, politik, teknologi, dan militer internasional. Hal ini menyebabkan menjamurnya lembaga riset dan media yang berfokus pada urusan luar negeri dan keamanan.

Meningkatnya konferensi internasional tentang kebijakan luar negeri dan keamanan juga merupakan bagian dari tren ini. Misalnya, Forum Keamanan Aspen, Konferensi Keamanan München, dan Dialog Shangri-La berfokus pada isu-isu keamanan Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Di tengah dunia yang tertekan oleh persaingan militer, ekonomi, dan kekuatan, forum-forum ini memfasilitasi pertukaran informasi antarnegara, yang berkontribusi pada pengurangan risiko yang memengaruhi perdamaian dan kemakmuran global.

Menjangkau media asing, akademisi, dan masyarakat sipil untuk memengaruhi persepsi selalu menjadi bagian dari strategi negara, dan India pun tak terkecuali. Departemen Luar Negeri Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar India di luar negeri telah lama menjalankan kegiatan penjangkauan semacam itu. Organisasi seperti Konfederasi Industri India (CII) dan Federasi Kamar Dagang dan Industri India (FICCI) telah menjadi pelopor dalam membangun jaringan diplomatik sejak reformasi ekonomi dimulai pada awal 1990-an. "Apa yang telah kita saksikan dalam dekade terakhir adalah intensifikasi penjangkauan ini melalui diplomasi konferensi," ujar Raja Mohan.

Hanya dalam delapan tahun sejak diluncurkan pada tahun 2016, Dialog Raisina telah menjadi acara yang "wajib dihadiri" bagi komunitas strategis global. Kementerian Luar Negeri India juga mendukung KTT Teknologi Global tahunan yang diselenggarakan oleh Carnegie India, yang telah menjadi forum internasional utama untuk membahas isu-isu terkait teknologi, kebijakan, dan geopolitik.

Konferensi lain yang telah diikuti oleh Kementerian Luar Negeri India antara lain Forum Ekonomi Asia tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Internasional Pune dan Konferensi Samudra Hindia yang diselenggarakan oleh Yayasan India. Kementerian Luar Negeri telah mengubah pendiriannya mengenai jalur diplomatik informal (Jalur 2), dengan mengakui peran penting "diplomasi wacana" dalam membentuk persepsi dan membangun jaringan transnasional yang menyatukan para pejabat, pemimpin bisnis, akademisi, analis, konsultan, dan media.

Diplomasi angkatan laut

Latihan Milan merupakan bagian dari diplomasi angkatan laut yang telah berlangsung lama. Angkatan laut selalu menjadi alat yang fleksibel bagi negara-negara untuk memproyeksikan kekuatan dan berdiplomasi. Di India, Angkatan Laut adalah yang pertama terlibat dalam diplomasi militer selama era reformasi, melepaskan diri dari tradisi "non-blok" yang dianut lembaga pertahanan Delhi. Latihan tahunan Malabar dengan Amerika Serikat dan latihan multilateral Milan merupakan beberapa inisiatif pertama Angkatan Laut India di awal 1990-an, yang mencerminkan posisi strategis baru India di Indo-Pasifik saat ini.

Latihan Milan dimulai pada tahun 1995, yang mempertemukan angkatan laut di Teluk Benggala untuk membahas keamanan maritim regional. Lima negara, termasuk Indonesia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan India, berpartisipasi dalam Latihan Milan yang berlangsung di perairan Kepulauan Andaman dan Nikobar.

Skala latihan ini terus berkembang setiap tahun. Latihan Milan 2022 diikuti oleh angkatan laut dari 39 negara. Tahun ini, latihan berlangsung dari 19-27 Februari di Visakhapatnam, Andhra Pradesh, dengan partisipasi sekitar 50 angkatan laut dari berbagai negara.

Diplomasi intelijen

Meskipun sebagian besar tersembunyi dari pandangan publik, badan intelijen merupakan bagian penting dari keamanan nasional, bersama dengan diplomat dan angkatan bersenjata, kata penulis artikel tersebut. Sebagai garis pertahanan pertama terhadap ancaman internal dan eksternal, intelijen telah menjadi bagian penting dari kenegaraan sejak zaman dahulu.

Dalam beberapa tahun terakhir, peran intelijen dalam keamanan nasional telah meningkat secara signifikan seiring dengan meningkatnya terorisme internasional, pertumbuhan jaringan kriminal lintas batas, persaingan ekonomi inovatif, meningkatnya kebutuhan akan perlindungan kekayaan intelektual, kembalinya persaingan kekuatan besar, dan dampak teknologi baru yang membentuk kembali dinamika domestik dan global. Pentingnya intelijen dalam keamanan nasional inilah yang memunculkan gagasan "diplomasi intelijen," ujar pakar Raja Mohan.

Diplomasi intelijen dapat dipahami sebagai pertukaran informasi dengan pemerintah dan badan keamanan negara-negara sekutu. Misalnya, AS memiliki jaringan pengumpulan dan pertukaran intelijen yang erat dengan sekutu Anglo-Saxonnya, termasuk Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris.

Serupa dengan aliansi intelijen Five Eyes, yang mencakup AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, seiring munculnya tantangan yang melampaui aliansi tradisional, AS akan mengupayakan kemitraan yang lebih luas. Oleh karena itu, kerja sama intelijen menjadi elemen penting dari strategi ini.

Menghadapi tantangan keamanan yang semakin meningkat, diplomasi intelijen menjadi penting bagi India. Pertukaran informasi rutin antara badan intelijen India dan mitra mereka dari negara-negara sepaham di sela-sela Dialog Raisina menggarisbawahi pergeseran New Delhi dari isolasionisme pada dekade-dekade setelah Perang Dingin menuju pembangunan kemitraan intelijen yang efektif saat ini.

Diplomasi intelijen Delhi sejalan dengan strategi India saat ini dalam membangun aliansi regional dan global. Diplomasi ini juga merupakan bagian penting dari modernisasi badan-badan intelijen negara, termasuk Biro Intelijen dan berbagai lembaganya, yang telah ada sejak akhir abad ke-19.

Sumber: https://baoquocte.vn/ngoai-giao-tinh-bao-troi-day-trong-thoi-dai-an-ninh-toan-cau-bi-thach-thuc-263388.html