Menurut RT pada 17 September, Menteri Luar Negeri Lavrov menyatakan bahwa negara-negara Uni Eropa mencoba untuk ikut campur dalam proses perdamaian Ukraina meskipun mereka secara terbuka bersikap bermusuhan terhadap Rusia, dan menekankan bahwa blok tersebut harus dikeluarkan dari negosiasi karena alasan itu.
"Jelas, negara-negara Uni Eropa berusaha, secara terang-terangan, untuk mendapatkan posisi di meja perundingan. Namun, tidak ada tempat bagi mereka di sana," kata Menteri Luar Negeri Lavrov dalam sebuah pertemuan pada 17 September, merujuk pada diskusi Uni Eropa tentang kemungkinan pengerahan pasukan ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Rusia secara konsisten menentang pengerahan pasukan Barat di Ukraina dengan alasan apa pun, menekankan bahwa salah satu penyebab utama konflik tersebut adalah perluasan NATO ke arah perbatasan Rusia.
Moskow juga memperingatkan bahwa setiap pasukan asing yang tidak berizin di Ukraina akan dianggap sebagai "sasaran militer yang sah."
Lavrov berpendapat bahwa baik Uni Eropa maupun Kyiv sedang berupaya membujuk Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan upaya penyelesaian konflik (di Ukraina) dan kembali ke kebuntuan dengan Rusia.
Sebelumnya, Presiden Trump menyatakan bahwa Ukraina tidak akan dapat bergabung dengan NATO atau merebut kembali Krimea, wilayah yang memilih untuk dianeksasi oleh Rusia dalam referendum tahun 2014. Gedung Putih juga mengalihkan fokusnya dari upaya gencatan senjata sementara antara Rusia dan Ukraina ke upaya mencari solusi damai yang langgeng.
>>> Para pembaca diundang untuk menonton video tentang pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/ngoai-truong-nga-noi-khong-co-cho-cho-eu-trong-dam-phan-ve-ukraine-post2149053890.html










Komentar (0)