Pagoda Nam Nha terletak di Distrik Binh Thuy, Kota Can Tho (sebelumnya Distrik Bui Huu Nghia, Distrik Binh Thuy, Kota Can Tho). Bagian depan pagoda menghadap Sungai Binh Thuy, yang diterpa angin sejuk, mengusir debu dan kebisingan lalu lintas. Dari seberang kanal, warna kuning pagoda kuno tampak dan menghilang di balik deretan pepohonan tua yang rindang.
Jalan menuju Pagoda Nam Nha adalah Cach Mang Thang Tam, salah satu jalur lalu lintas utama di pusat kota Can Tho. Berbeda dengan jalanan yang ramai dan kehidupan yang sibuk, siapa pun yang menginjakkan kaki di Pagoda Nam Nha hanya ingin menghirup udara segar di tempat yang terasa begitu damai dan tenteram ini. Selain keindahan arsitekturnya yang kuno, terdapat pula semak-semak hijau yang terawat rapi dan tampak menyegarkan.

Pagoda Nam Nha terlihat dari seberang Sungai Binh Thuy, Kota Can Tho
FOTO: THANH DUY

Menurut catatan sejarah, Pagoda Nam Nha dibangun pada tahun 1895 oleh Bapak Nguyen Giac Nguyen, salah satu murid lulusan terbaik Bui Huu Nghia. Pendahulu tempat ini adalah sebuah toko obat tradisional Nam Nha Duong.
FOTO: THANH DUY

Pada tahun 1917, setelah mengalami kerusakan, Pagoda Nam Nha diperbaiki dengan batu bata, ubin, dan berbagai material yang dibeli dari Prancis. Sejak saat itu, pagoda ini terus mengalami banyak perbaikan dan restorasi, tetapi tetap mempertahankan arsitektur aslinya yang memadukan gaya Asia dan Eropa.
FOTO: THANH DUY

Pagoda Nam Nha tidak memiliki simbol-simbol megah, tetapi memukau dengan harmoni antara pemandangan alam dan arsitekturnya yang unik. Begitu memasuki gerbang kuil, siapa pun akan merasakan sejuknya ruang hijau pepohonan berusia ratusan tahun.
FOTO: THANH DUY

Di depan aula utama candi terdapat taman yang luas. Terdapat perpaduan hamparan rumput hijau, pohon cemara, dan pohon pinus tua... Candi ini telah menciptakan lanskap miniatur yang rumit dengan bebatuan, jembatan kayu, dan kolam teratai. Semuanya didekorasi layaknya taman kerajaan yang sering ditampilkan dalam film-film kuno.
FOTO: THANH DUY

Benda-benda di dalam kuil dibangun dengan keseimbangan dan kekokohan yang tinggi. Rumah-rumah dengan ubin yin-yang menciptakan keindahan kuno yang tenang, menarik bagi mereka yang gemar mengambil foto "bernoda waktu".
FOTO: THANH DUY

Di belakang pagoda terdapat kompleks besar lainnya, yang ditanami banyak rumpun bambu, bunga hias, pohon sala, dan pohon buah-buahan. Yang menjadi daya tarik utama di ruang hijau ini adalah patung-patung pemujaan dan rumah-rumah kayu sederhana. Memasuki area ini bagaikan tersesat di negeri dongeng, begitu halus, lembut, dan menenangkan.
FOTO: THANH DUY

Pagoda Nam Nha, yang menganut sekte Minh Su, berasal dari Tiongkok dan memuja Tiga Agama: Buddha, Konfusius, dan Lao Tzu. Para biksu adalah vegetarian, tidak diwajibkan mencukur rambut, dan berpakaian bebas namun tetap sopan dan khidmat. Tempat ini menjadikan pengembangan pikiran dan akumulasi kebajikan sebagai prinsip utamanya, sehingga suasana di dalam pagoda selalu sederhana dan akrab.
FOTO: THANH DUY

Kuil ini memiliki perpustakaan dengan banyak buku dan hampir 20 komputer. Kuil ini terbuka untuk semua orang yang ingin memanfaatkannya untuk belajar. Selama dua tahun terakhir, tempat ini telah menyelenggarakan kelas amal untuk mengajarkan bahasa asing dan ilmu komputer kepada anak-anak selama musim panas.
FOTO: THANH DUY

Setiap tahun, Pagoda Nam Nha menyelenggarakan festival-festival besar seperti bulan purnama Januari, bulan purnama Juli, bulan purnama Oktober, dan hari lahir Buddha. Pagoda ini juga menyelenggarakan festival-festival sesuai ritual keagamaan Vietnam untuk melestarikan identitas budaya dan kepercayaan nasional.
FOTO: THANH DUY
Selain jejak arsitektur dan alamnya, Pagoda Nam Nha juga dikenal sebagai alamat merah. Sejak tahun 1905, di bawah pengaruh kuat gerakan Dong Du, semangat patriotik para guru dan umat Buddha berkobar kuat. Pagoda ini telah menjadi pusat keuangan, mendukung para pelajar untuk belajar di luar negeri guna melawan kebijakan yang membungkam rakyat terhadap penjajah Prancis.
Khususnya, dari tahun 1907 hingga 1940, Pagoda Nam Nha menjadi tempat ibadah sekaligus markas besar gerakan Dong Du di Can Tho. Di sini, pada bulan Oktober 1913, cendekiawan patriotik Cuong De dan Bapak Nguyen Giac Nguyen membahas urusan nasional dan memobilisasi gerakan patriotik di Selatan. Kemudian, penjajah Prancis menemukan dan menutup pagoda tersebut.
Namun, di tengah kesulitan revolusi, Komite Khusus Hau Giang , Komite Partai Daerah Selatan, tetap memilih tempat ini sebagai titik kontak dengan organisasi-organisasi revolusioner di seluruh wilayah. Dengan nilai-nilai sejarah tersebut, pada Januari 1991, Pagoda Nam Nha ditetapkan sebagai Peninggalan Sejarah Nasional.
Sumber: https://thanhnien.vn/ngoi-chua-130-nam-tuoi-xanh-mat-giua-trung-tam-can-tho-18525082310025627.htm






Komentar (0)