Dalam beberapa hari terakhir, media sosial ramai memberitakan bahwa "seorang wanita di distrik Hiep Hoa (provinsi Bac Giang) melanggar peraturan lalu lintas sebanyak 26 kali dalam sebulan dan didenda hampir 20 juta VND".
Artikel-artikel ini menarik puluhan ribu interaksi, ratusan komentar dan pembagian di platform jejaring sosial.
Menurut informasi dari Kepolisian Distrik Hiep Hoa, melalui kamera pengawas lalu lintas, unit tersebut merekam serangkaian sepeda motor yang berulang kali melanggar perintah keselamatan lalu lintas antara tanggal 1 dan 29 Februari.
Dari jumlah tersebut, sepeda motor milik Ibu NTT (41 tahun, berdomisili di Kota Thang, Kabupaten Hiep Hoa) tercatat melakukan 26 pelanggaran. Dari jumlah tersebut, 10 pelanggaran berupa tidak memakai helm dan 16 pelanggaran berupa tidak mematuhi rambu lalu lintas (menerobos lampu merah).
Setelah memeriksa basis data registrasi kendaraan, Polisi Distrik Hiep Hoa mengirimkan pemberitahuan pelanggaran kepada pemilik kendaraan.
Bersamaan dengan itu, di laman Facebook unit ini juga diunggah foto-foto sejumlah pelanggaran, termasuk yang dilakukan Ibu NTT.
Ibu T. mengakui perbuatannya dan menerima sanksi administratif.
Menjelaskan alasannya, ia mengatakan ada dua rumah di daerah itu, yang berjarak sekitar 500 meter. Ia sering berpindah-pindah di antara kedua rumah itu untuk berjualan bunga segar. Salah satu rumah terletak tepat di persimpangan, di seberang lampu lalu lintas.
Karena ia subjektif tentang jarak pendek, ia sering mengendarai sepeda motornya tanpa helm, melainkan hanya mengenakan helm pith. "Soal pelanggaran menerobos lampu merah, karena rumah saya tepat di sebelah tiang lampu, terkadang berkendara dari rumah ke seberang jalan tanpa memperhatikan juga merupakan pelanggaran," ujarnya.
Saat meninjau foto-foto yang diberikan polisi, Ibu T. mengonfirmasi bahwa foto-foto dirinya dan keluarganya di atas sepeda motor semuanya "dikenakan" tilang lalu lintas. Namun, ia adalah pemilik kendaraan tersebut sehingga polisi mengundangnya untuk diinterogasi.
"Saya terkejut, tetapi saya menandatangani surat tilang karena memang benar saya dan keluarga melanggar hukum. Ini pelajaran bukan hanya bagi saya, tetapi juga bagi suami dan anak-anak saya," ujarnya.
Menariknya, setelah kejadian tersebut, foto-foto Ny. T. di kantor polisi dan informasi pribadinya tersebar di berbagai forum dan media sosial. Banyak orang bahkan menjulukinya "pengemudi gila" atau "wanita dengan denda terbanyak di Hiep Hoa" dengan foto-foto yang tidak mengaburkan wajahnya.
Ibu T. mengatakan ia setuju dengan pihak berwenang yang memasang iklan pelanggaran lalu lintas untuk mencegah dan memperingatkan orang lain. Namun, tidak menutupi foto dan informasi pribadi para pelanggar justru menimbulkan banyak masalah baginya.
"Hidup saya jungkir balik akibat ratusan komentar kasar di internet. Kerabat dan orang-orang terkasih terus menelepon untuk menanyakan kabar saya. Saya bahkan tidak berani membuka ponsel untuk membaca pesan dan menolak untuk menjawab panggilan ," kata Ibu T.
Ia pun mengatakan, hingga saat ini pihak berwajib baru membuat berita acara, belum mengumumkan besaran denda, dan dirinya belum membayar denda sebagaimana yang diberitakan sejumlah media sosial.
TH (menurut Tuoi Tre)Sumber
Komentar (0)