(NLDO) - Jejak peradaban misterius telah muncul di gurun Al-Subiyah di Asia Barat, dalam bentuk kepala tanah liat yang aneh.
Para ilmuwan menyebut kepala tanah liat yang mereka temukan sebagai "manusia ular", yang melambangkan peradaban prasejarah misterius yang berkembang di daerah tersebut dari 5500 hingga 4900 SM.
"Manusia Ular" ditemukan di situs Bahra 1 di gurun Al-Subiyah di Kuwait utara dan dianalisis oleh tim yang dipimpin oleh arkeolog lepas Polandia Piotr Bieliński.
Patung "manusia ular" dari peradaban Ubaid yang misterius - Foto: Adam Oleksiak/CAŚ UW
Julukan "manusia ular" diberikan karena wajah patung yang baru digali tersebut sangat mirip dengan gambar manusia ular dalam budaya Ubaid, dengan tengkorak yang panjang, hidung pesek, tidak memiliki mulut, dan mata yang sipit dan menyipit.
Orang-orang Ubaid dianggap sebagai populasi cerdas pertama yang muncul di Mesopotamia, tetapi data tentang mereka sangat langka.
Hasil pemeriksaan pendahuluan menunjukkan bahwa artefak yang baru digali ini kemungkinan besar milik peradaban kuno ini, yang memberikan bukti penting tentang penyebaran adat dan kepercayaan Ubaid di seluruh Asia Barat.
Kehadiran wajah aneh ini di berbagai situs Ubaid menimbulkan pertanyaan menarik tentang tujuannya, nilai simbolis atau nilai ritual yang dimilikinya bagi orang Ubaid.
Selain wajah ular, perajin Ubaid juga kerap menciptakan figur wanita ramping dengan kepala burung atau kadal.
Jauh sebelum bangsa Sumeria membangun salah satu peradaban paling awal dan paling cemerlang di Mesopotamia, orang-orang Ubaid meletakkan fondasinya dengan masyarakat yang memiliki banyak karakteristik menarik.
Bukti yang mereka tinggalkan adalah jejak jaringan perdagangan, sistem irigasi, dan bahkan kuil-kuil menakjubkan di wilayah yang sekarang disebut Irak dan Kuwait, bersama dengan gaya tembikar unik yang membedakan mereka dari budaya lain.
Tembikar mereka sering kali dibuat dari tanaman kering yang ditanam di tanah liat.
Tembikar Ubaid- Foto: Adam Oleksiak/CAŚ UW
Dengan demikian, menemukan contoh tembikar dan kerajinan Ubaid tidak hanya memungkinkan peneliti menghubungkan situs tersebut dengan cerita yang lebih besar tentang jaringan budaya Ubaid, tetapi juga membantu mendeskripsikan ulang ekosistem regional lebih dari tujuh ribu tahun yang lalu.
Arkeolog Roman Hovsepyan dari Institut Arkeologi dan Etnologi NAS RA (Prancis), anggota tim peneliti, mengatakan bahwa tanaman dalam tanah liat penyusun tembikar Ubaid, selain tanaman liar, juga mengandung sisa-sisa tanaman budidaya.
Tanaman yang termasuk di dalamnya adalah jelai, gandum, dan banyak serealia lainnya, yang merupakan hasil pertanian yang sangat maju sejak 7.500 tahun lalu.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/nguoi-ran-tiet-lo-ve-nen-van-minh-7500-nam-truoc-o-tay-a-196241205105432493.htm
Komentar (0)