Pada tanggal 2 Desember, Pabrik Gula An Khe (cabang Perusahaan Saham Gabungan Gula Quang Ngai) secara resmi mengoperasikan jalur pemerasan tebu, dibuka untuk membeli tebu dari petani di 15 komune dan distrik di wilayah barat provinsi Gia Lai untuk memasuki musim pemerasan 2025-2026.
Menurut Bapak Nguyen Hoang Phuoc, Wakil Direktur Pabrik Gula An Khe, pabrik tersebut membeli tebu murni senilai 1 juta VND/ton dengan kadar gula 10% di lahan. Selain itu, petani juga mendapatkan tambahan harga tebu sebesar 20.000 VND/ton tebu murni (melalui timbangan pabrik) setelah kontrak selesai. Tambahan harga tebu setelah kontrak selesai akan dibayarkan setelah musim panen berakhir, jika kedua belah pihak sepakat bahwa tidak ada pelanggaran kontrak dan isi yang dijanjikan. Selain itu, petani juga mendapatkan biaya transportasi rata-rata sebesar 160.000 VND dari lahan ke pabrik, tergantung jarak.

Pada tanggal 2 Desember, Pabrik Gula An Khe resmi memasuki musim panen 2025-2026. Foto: V.D.T.
Dengan harga beli saat ini, setelah dikurangi biaya-biaya, setiap hektare tebu petani mendapatkan keuntungan sekitar 25-30 juta VND. Pada musim giling puncak 2025-2026, Pabrik Gula An Khe akan menggiling 18.000 ton tebu per hari, dan diperkirakan akan membeli seluruh tebu dari petani pada akhir Mei 2026,” ujar Bapak Phuoc.
Bapak Phuoc menambahkan bahwa selama musim panen, pabrik akan fokus pada proses panen dengan kapasitas maksimal, terutama menangani areal tebu yang roboh akibat badai. Selain itu, pabrik akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengkampanyekan kepada petani tebu agar memanen di dekat pangkal tebu, memotong tebu searah dengan arah robohnya tebu untuk meminimalkan guncangan pada pangkal tebu demi menjaga pangkal tebu tetap utuh, dan sekaligus fokus pada pembajakan dan pembajakan mekanis, serta perawatan yang tepat agar tebu dapat pulih. Pabrik akan terus berinvestasi dalam benih dan pupuk tepat waktu untuk menjaga pangkal tebu dan memperluas areal bahan baku, sehingga areal tebu dapat memenuhi kebutuhan tahun berikutnya.

Pabrik Gula An Khe membeli tebu murni senilai 1 juta VND/ton dengan kadar gula 10% di ladang. Foto: V.D.T.
"Badai No. 13 menyebabkan banyak area tebu tumbang, menumbuhkan tunas dan batang. Oleh karena itu, ketika mengambil benih tebu, petani harus memilih petak tebu yang tidak menumbuhkan tunas dan batang atau hanya memilikinya dalam jumlah sedikit. Saat tebu tumbang, tanaman akan tertutup lumpur dan tanah, sehingga rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, sebelum ditanam, petani perlu mengolahnya dan merendamnya dalam air kapur dengan perbandingan 3/100 agar benih tebu tumbuh dan berkembang dengan baik," saran Bapak Nguyen Hoang Phuoc.
Menurut Bapak Phuoc, akibat badai No. 13 baru-baru ini, sebagian besar lahan tebu seluas 36.000 ha milik Pabrik Gula An Khe rata dengan tanah, yang berdampak pada produktivitas dan kualitas tebu. Produktivitas menurun 7-10 ton dibandingkan panen sebelumnya, dan kadar gula menurun 0,5 hingga 1 CCS/ton akibat jatuhnya tebu. "Akibat kerusakan tersebut, petani tebu di wilayah barat Gia Lai kehilangan pendapatan sekitar 300-400 miliar VND, dan pendapatan pabrik juga akan terdampak dengan jumlah yang sama karena efisiensi pemulihan gula tidak akan sebaik tahun-tahun sebelumnya," ungkap Bapak Phuoc.

Pada 19 Desember 2025, Pabrik Gula An Khe akan memulai pembangunan untuk meningkatkan kapasitasnya dari 18.000 menjadi 25.000 ton tebu per hari. Foto: V.D.T.
Lahan tebu yang rusak akibat badai sulit dipanen secara mekanis, sehingga petani harus memanen secara manual. Pabrik Gula An Khe menginstruksikan pemilik lahan tebu untuk menandatangani kontrak panen sekarang agar proaktif, dan pada saat yang sama, pemilik lahan tebu perlu "membesarkan" banyak kelompok pekerja agar panen tebu tidak tertunda karena kekurangan pekerja. Petani tebu perlu memanfaatkan tenaga kerja lokal untuk memastikan upah tenaga kerja tetap terjaga, dan pada saat yang sama, memastikan panen tebu tepat waktu sehingga pabrik memiliki cukup bahan baku untuk memproduksi 18.000 ton tebu per hari.
Dengan solusi-solusi di atas, para petani tebu akan terus mengembangkan lahan tebu mereka secara stabil, mengurangi kerusakan akibat Badai No. 13, dan memastikan berakhirnya panen tebu pada akhir Mei 2026. Di saat yang sama, stabilitas pembangunan akan terus terjamin, menyediakan bahan baku yang cukup saat Pabrik Gula An Khe mulai dibangun, meningkatkan kapasitasnya dari 18.000 ton tebu/hari menjadi 25.000 ton tebu/hari, serta meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa An Khe dari 95 MW menjadi 135 MW pada 19 Desember 2025,” ujar Bapak Nguyen Hoang Phuoc, Wakil Direktur Pabrik Gula An Khe (Gia Lai).
Sumber: https://nongnghiepmoitruong.vn/nha-may-duong-an-khe-buoc-vao-nien-vu-ep-moi-d787934.html










Komentar (0)