Menerima suap, mantan wali kota Rusia bergabung dalam kampanye di Ukraina agar hukumannya dikurangi?
Báo Thanh niên•15/01/2024
Oleg Gumenyuk adalah walikota Vladivostok dari tahun 2018-2021
TANGKAPAN LAYAR TASS
Seorang mantan wali kota di Rusia yang menjalani hukuman korupsi telah dikurangi hukumannya setelah menandatangani kontrak untuk berpartisipasi dalam kampanye di Ukraina, media Rusia melaporkan baru-baru ini. Oleg Gumenyuk, yang menjabat sebagai wali kota Vladivostok dari 2018 hingga 2021, dijatuhi hukuman 12 tahun penjara tahun lalu karena menerima suap hingga 38 juta rubel (10,6 miliar VND). Namun, ia dibebaskan setelah setuju untuk membawa senjata api untuk berpartisipasi dalam kampanye Rusia di Ukraina, Kommersant melaporkan pada 14 Januari, mengutip pengacara Gumenyuk, Andrei Kitaev. Pengacara tersebut mengakui tidak tahu di mana Gumenyuk berada, tetapi menambahkan bahwa kliennya telah diinstruksikan untuk melapor ke unit militernya pada 22 Desember 2023. Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria yang mirip Gumenyuk membawa senjata api berdiri di antara tentara lainnya. Dalam perkembangan lain, The Guardian melaporkan pada 15 Januari bahwa Kementerian Pertahanan Inggris yakin bahwa Rusia mungkin telah "menggelembungkan secara signifikan" jumlah orang yang bergabung dengan angkatan bersenjatanya. Sehubungan dengan itu, pada 11 Januari, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev menyatakan bahwa 500.000 orang telah bergabung dengan militer pada tahun 2023. "Ada kemungkinan besar jumlah tersebut meningkat secara signifikan," menurut laporan intelijen dari Kementerian Pertahanan Inggris. Dalam upaya memenuhi target rekrutmen, militer Rusia telah mengizinkan lulusan baru untuk menandatangani kontrak dengan militer sejak April 2023. Data yang dipublikasikan oleh situs berita Mediazona dan BBC Rusia menunjukkan bahwa setidaknya 5 tentara Rusia kelahiran tahun 2005 telah gugur dalam pertempuran. Rusia belum memberikan komentar mengenai informasi di atas.
Komentar (0)