Dalam pengumuman pada 29 Juli, maskapai Lufthansa (Jerman) menangguhkan penerbangan ke Beirut, Lebanon, hingga 30 Juli. Pemerintah beberapa negara, termasuk AS, Norwegia, dan Irlandia, juga mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya konflik antara Hizbullah dan Israel setelah serangan 27 Juli di Dataran Tinggi Golan.
Lufthansa mengumumkan bahwa lima penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai grupnya, Swiss International Air Lines, Eurowings, dan Lufthansa, telah ditangguhkan sementara sebagai tindakan pencegahan.
Sementara itu, di bandara Beirut, maskapai penerbangan seperti Middle East Airlines (MEA), Turkish Airlines, SunExpress, Aegean Airline, dan Ethiopian Air harus menyesuaikan atau menunda jadwal penerbangan untuk mengurangi risiko asuransi karena ketegangan meningkat antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon.
Sebelumnya, pada 28 Juli, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyerukan gencatan senjata total di bagian selatan negara itu dan implementasi penuh Resolusi PBB 1701 untuk menghindari eskalasi. Di platform media sosial X, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menyerukan penyelidikan internasional atas serangan roket yang menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan dan memperingatkan akan adanya pembalasan yang meluas.
Kabinet keamanan Israel telah memberi wewenang kepada pemerintah untuk menanggapi serangan tersebut, yang mereka tuduhkan kepada Hizbullah. Hizbullah sendiri membantah keterlibatannya dalam serangan itu.
HANH CHI
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nhieu-hang-hang-khong-dung-bay-den-va-di-tu-lebanon-do-lo-ngai-cang-thang-leo-thang-post751528.html






Komentar (0)