Menurut seorang perwakilan Kementerian Keamanan Publik , aktivitas jual beli peralatan rekaman berlangsung ramai, dengan banyak orang tua dan siswa yang berpartisipasi.
Pada konferensi pelaksanaan ujian kelulusan sekolah menengah atas dengan 63 provinsi dan kota di Kementerian Pendidikan dan Pelatihan , pada pagi hari tanggal 15 Juni, Mayor Jenderal Le Minh Manh, Wakil Direktur Departemen Keamanan Siber dan Pencegahan Kejahatan Berteknologi Tinggi (A05), Kementerian Keamanan Publik, mengatakan bahwa polisi telah memeriksa banyak kelompok yang terkait dengan pembelian dan penjualan alat perekam dan perekam video yang dapat digunakan untuk mencontek dalam ujian.
Melalui hal ini, departemen profesional menemukan bahwa banyak orang tua dan siswa membeli perangkat ini. Kelompok ini sering membeli perangkat di pasaran seperti headphone dan transceiver terpisah.
Saat ini, banyak situs web juga menjual perangkat untuk tujuan menyontek saat ujian. Bapak Manh mengatakan bahwa Kementerian Keamanan Publik telah melatih kepolisian setempat tentang metode untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas semacam ini.
Mengenai metode dan trik menggunakan perangkat berteknologi tinggi untuk menyontek, menurut Pak Manh, bukanlah hal baru. Para siswa masih banyak menggunakan alat perekam, perekam video, headphone mini, perangkat penyiaran, dan perangkat komunikasi untuk mengirimkan informasi dan gambar ke luar. Kemudian, tim pendukung dari luar akan menjawab pertanyaan dan mengirimkan jawabannya.
"Ini adalah masalah yang diperingatkan setiap tahun, tetapi situasi penipuan menjadi semakin canggih," kata Bapak Manh.
Perwakilan Kementerian Keamanan Publik mengingatkan daerah, terutama pengawas ujian, untuk secara proaktif mendeteksi dan segera berdiskusi dengan pihak berwenang terkait guna menangani situasi kecurangan. Khususnya, pengawas ujian perlu memperhatikan perangkat kamuflase seperti jam tangan, pakaian, anting, dan kalkulator saku.
Headphone Bean digunakan untuk menyontek saat ujian. Foto: PA03 Kepolisian Kota Hanoi
Selain mencegah kecurangan di ruang ujian, menurut perwakilan Kementerian Keamanan Publik, memastikan keamanan dalam tahapan ujian seperti pencetakan dan pengiriman kertas ujian juga sangat penting. Banyak tahapan ujian dilakukan di komputer, sementara situasi ketidakamanan di dunia maya sangat rumit.
Bapak Manh mengatakan bahwa baru-baru ini, ketika melakukan pengecekan di beberapa lokasi ujian, departemen profesional menemukan beberapa faktor yang dapat memengaruhi keamanan dan keselamatan ujian. Misalnya, beberapa perangkat di area penyimpanan ujian masih terhubung ke Wi-Fi, dan ruang penyimpanan ujian memiliki pemancar Wi-Fi.
"Pemerintah daerah harus memutus semua atau melepas konektor ini. Ruang ujian dan ruang ujian dengan koneksi internet harus diputus, terminal jaringan harus disegel, dan seluruh sistem kamera harus dinonaktifkan," tegas Bapak Manh.
Wakil Menteri Pendidikan dan Pelatihan Pham Ngoc Thuong mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan terus berkoordinasi dengan departemen profesional Kementerian Keamanan Publik dalam pelatihan dan menyebarluaskan informasi secara menyeluruh dengan semangat preventif, tidak membiarkan situasi memanfaatkan teknologi tinggi untuk mencontek saat ujian.
Tahun ini, lebih dari satu juta kandidat mendaftar untuk ujian kelulusan SMA. Jumlah kandidat yang mengikuti ujian kelulusan dan ujian masuk universitas mencapai lebih dari 943.000.
Duong Tam
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)