Warren Buffett, salah satu investor terhebat sepanjang masa, menempuh pendidikan sarjana di Universitas Nebraska dan meraih gelar magister ekonomi dari Universitas Columbia di bawah bimbingan Benjamin Graham yang legendaris. Namun, ia mengatakan bahwa ia tidak pernah peduli dengan universitas tempat pelamar kuliah, atau bahkan apakah ia pernah kuliah.

"Saya tidak pernah melihat di mana seorang kandidat menempuh pendidikan. Tidak pernah!" tegasnya dalam surat kepada para pemegang saham pada Februari 2025.

Menurut Buffett, kualitas kepemimpinan bisnis berasal dari kemampuan bawaan dan pengalaman praktis, bukan dari gelar bergengsi.

Menginap di Nebraska - tempat pemikiran bisnis terbentuk

Buffett memiliki hubungan khusus dengan Universitas Nebraska, tempat ia lulus pada tahun 1951 dan selalu menegaskan bahwa "ia berutang keberadaannya kepada sekolah ini." Sejak usia dini, ia menunjukkan naluri bisnis yang tajam: mengumpulkan bola golf bekas untuk dijual demi keuntungan, berinvestasi di pertanian saat masih SMA, atau menyerap pemikiran keuangan dari Profesor Ray Dein - yang membantunya memahami bahwa akuntansi adalah "bahasa bisnis."

Warren Buffett.jpg
Buffett mengajar di Universitas Nebraska-Omaha. Foto: CNN/Susie Buffett

Tak hanya terkenal karena investasinya, Buffett juga dikenal karena bakat menulisnya yang diwarisi dari orang tuanya—keduanya berkarier di bidang jurnalisme. Bakat tersebut paling jelas terlihat dalam surat-suratnya kepada para pemegang saham, yang dianggap sebagai "Harry Potter dunia keuangan" karena daya tariknya yang istimewa. Ia juga merupakan salah satu pendiri inisiatif amal besar The Giving Pledge, yang mengajak para miliarder untuk menyumbangkan sebagian besar aset mereka kepada masyarakat.

Meskipun dianggap sebagai investor terhebat di zaman modern, Buffett tetap rendah hati. Dalam pesannya kepada para mahasiswa Nebraska pada tahun 2020, ia mengatakan bahwa ia "ingin menjadi lulusan muda lebih dari siapa pun" - sebuah ungkapan keyakinannya terhadap masa depan dan generasi mendatang.

Apa yang dicari Buffett pada orang-orang berbakat?

Menurut Investopedia, Buffett menulis dalam surat pemegang sahamnya tahun 2025 bahwa meskipun banyak manajer yang baik berasal dari sekolah bergengsi, masih banyak pengusaha sukses yang tidak memerlukan gelar elit, atau bahkan tidak memiliki gelar sarjana.

"Saya beruntung bisa kuliah di tiga universitas yang bagus. Saya sangat percaya pada pembelajaran seumur hidup. Namun, sebagian besar kemampuan kewirausahaan seseorang adalah bawaan, jauh melampaui faktor pendidikan apa pun," tulisnya.

Bapak Warren Buffet mengeluarkan keputusan untuk merenovasi area proyek 1 65583.jpg
Miliarder Warren Buffett mengumumkan pengunduran dirinya pada akhir tahun 2025 di usia 94 tahun. Foto: FT

Ia mengutip tiga contoh tipikal: Pete Liegl, pendiri perusahaan kendaraan rekreasi Forest River, yang memiliki pendapatan sebesar 1,6 miliar dolar AS ketika diakuisisi oleh Berkshire Hathaway pada tahun 2005. Liegl hanya lulus dari Northern Michigan University dan meraih gelar MBA di Western Michigan, tetapi Buffett menilai bahwa ia "berkontribusi miliaran dolar kepada para pemegang saham Berkshire." Bill Gates, yang keluar dari Harvard untuk mendirikan Microsoft. Namun, Gates sendiri menasihati kaum muda: "Mendapatkan gelar sarjana masih merupakan jalan yang lebih pasti." Ben Rosner, yang hanya lulus kelas 6 SD tetapi membangun jaringan Associated Retail Stores dengan 75 toko. Buffett menyebutnya sebagai "jenius ritel."

Apakah gelar masih penting?

Buffett kuliah di tiga universitas, namun ia mengatakan bahwa kursus berbicara di depan umum senilai $100 adalah “gelar terpenting dalam hidupnya.”

“Kursus itu punya dampak terbesar pada kesuksesan saya,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa di kantornya, ia tidak menggantungkan ijazah universitasnya, melainkan hanya sertifikat kursus tersebut.

Menurut Buffett, nilai pendidikan bergantung pada individu: "Beberapa orang mendapat manfaat besar dari pendidikan tinggi, tetapi yang lain hampir tidak mendapat manfaat apa pun. Semuanya bergantung pada individu, bukan sekolah."

Riset menunjukkan bahwa gelar sarjana masih memiliki manfaat ekonomi yang nyata. Pada tahun 2022, pendapatan median lulusan sarjana akan 59% lebih tinggi daripada lulusan SMA; mereka yang tidak memiliki gelar sarjana juga menghadapi risiko pengangguran yang lebih tinggi.

Namun, dampak pendidikan sangat bergantung pada tempat Anda kuliah. Banyak perguruan tinggi menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dalam 10 tahun, tetapi di sekolah swasta nirlaba, mayoritas lulusan berpenghasilan lebih rendah daripada mereka yang tidak kuliah, menurut analisis HEA Group tahun 2024.

Persepsi sosial juga berubah: Survei Pew Research Center tahun 2023 menemukan bahwa 49% responden mengatakan gelar sarjana empat tahun “kurang penting” dibandingkan 20 tahun lalu dalam mencari pekerjaan yang baik.

Komentar Buffett menantang tren "kultus gelar". Meskipun pendidikan tetap berharga, ia menekankan bahwa kemampuan bawaan, pengalaman praktis, dan pencapaian spesifiklah yang menjadi faktor penentu—bukan di mana seseorang lulus atau apakah mereka melanjutkan ke perguruan tinggi.

Sumber: https://vietnamnet.vn/tam-bang-xin-khong-dam-bao-thanh-cong-goc-nhin-tu-huyen-thoai-warren-buffett-2468665.html