Sorotan khusus kehadiran Perdana Menteri Pham Minh Chinh di KTT ASEAN ke-42

Selama 48 jam kunjungannya di Labuan Bajo, Indonesia, Perdana Menteri Pham Minh Chinh telah melaksanakan hampir 20 kegiatan multilateral dan bilateral. Melalui kegiatan Perdana Menteri, upaya dan aspirasi Vietnam, bersama dengan negara-negara lain, untuk membangun identitas, nilai-nilai, vitalitas, dan prestise ASEAN serta memperdalam hubungan Vietnam dengan negara-negara ASEAN, telah disalurkan.

Pada pukul 14.00 tanggal 9 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh tiba di Labuan Bajo untuk memulai kegiatan di KTT ASEAN ke-42.

Delegasi resmi yang hadir bersama Perdana Menteri dalam Konferensi tersebut meliputi: Wakil Ketua Majelis Nasional Nguyen Duc Hai; Menteri Luar Negeri Bui Thanh Son; Menteri Informasi dan Komunikasi Nguyen Manh Hung; Wakil Menteri Pertahanan Nasional Hoang Xuan Chien; Wakil Menteri Keamanan Publik Luong Tam Quang; Wakil Kepala Kantor Pemerintah Nguyen Xuan Thanh; Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Sinh Nhat Tan; Wakil Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Urusan Sosial Nguyen Ba Hoan; Duta Besar, Kepala Delegasi Vietnam untuk ASEAN Nguyen Hai Bang.

Setibanya di Labuan Bajo, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo. Kedua pemimpin menekankan bahwa kedua negara akan berupaya mencapai omzet perdagangan bilateral antara Vietnam dan Indonesia mencapai 15 miliar dolar AS atau lebih sebelum tahun 2028 dengan arah yang lebih seimbang.

Pada sore hari tanggal 9 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Kerajaan Kamboja, Samdech Techo Hun Sen. Kedua belah pihak sepakat untuk secara efektif mengimplementasikan perjanjian antara kedua negara; mendorong kerja sama dan menghubungkan kedua ekonomi, terutama di bidang-bidang seperti perdagangan perbatasan, kerja sama pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan, pendidikan dan pelatihan, dll., serta berkontribusi untuk saling mendukung dalam membangun ekonomi yang mandiri dan berdaulat yang terkait dengan integrasi internasional yang mendalam, substantif, dan efektif, terutama dalam konteks pasar dunia yang semakin menyempit.

Pada pukul 08.00 tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menghadiri upacara pembukaan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Indonesia. ASEAN 42 berlangsung di tengah situasi ASEAN yang menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan. Pandemi Covid-19 telah meninggalkan dampak yang mendalam terhadap perekonomian dan masyarakat di negara-negara ASEAN, sementara fluktuasi di kawasan dan dunia terus memberikan dampak yang signifikan, yang memengaruhi ambisi pemulihan ASEAN.

Dalam konteks tersebut, KTT ASEAN ke-42 merupakan kesempatan bagi para pemimpin untuk membahas dan mengarahkan perkembangan ASEAN di masa mendatang guna menanggapi kesulitan dan tantangan, mengokohkan solidaritas intra-blok, meningkatkan peran sentral ASEAN di kawasan, serta menciptakan kondisi yang paling menguntungkan bagi upaya pemulihan Asosiasi secara umum dan masing-masing anggota secara khusus.

Dalam konferensi tersebut, para pemimpin ASEAN menyepakati berbagai orientasi penting bagi kerja sama ASEAN di tahun 2023 dan tahun-tahun mendatang. Diskusi tersebut mengangkat tema "Satu ASEAN yang Bermartabat: Inti Pertumbuhan". Selama konferensi, para pemimpin mengadakan pertemuan dan dialog dengan parlemen ASEAN, pemuda, pelaku bisnis, dan Satuan Tugas Tingkat Tinggi untuk Visi Komunitas Pasca-2025.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan delegasi Vietnam datang ke Labuan Bajo kali ini dengan banyak pesan penting. Pesan tersebut adalah semangat solidaritas ASEAN, tekad untuk memberikan kontribusi yang substansial dan efektif bagi pembangunan Komunitas ASEAN, serta menegaskan garis yang konsisten dan kebijakan terpadu Partai dan Negara Vietnam, yang memandang ASEAN sebagai bagian penting dan tak terpisahkan dari kebijakan luar negerinya.

Dengan semangat tersebut, semua pidato Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertujuan untuk menghasilkan gagasan, mendorong kemandirian, dan membuka sumber daya bagi pembangunan Komunitas ASEAN. Menurut Perdana Menteri, setelah lebih dari setengah abad pembentukan dan perkembangan, ASEAN belum pernah berada dalam posisi sebaik ini atau menghadapi begitu banyak tantangan seperti saat ini. ASEAN tidak hanya menjadi fokus serangkaian inisiatif konektivitas dan asosiasi regional, tetapi juga menjadi fokus persaingan strategis yang semakin ketat di antara negara-negara besar.

Para pemimpin membahas dan menyetujui elemen-elemen utama Visi Komunitas ASEAN setelah 2025, yang menguraikan masa depan Komunitas dalam 20 tahun ke depan, dengan tujuan dan aspirasi pembangunan yang lebih kuat, yang layak bagi ASEAN.

Para pemimpin ASEAN juga mengadopsi 10 dokumen yang sejalan dengan prioritas yang ditetapkan oleh Ketua ASEAN pada tahun 2023 mengenai stabilitas keuangan dan ketahanan energi. Isinya sangat praktis, efektif mendukung upaya pemulihan dan pertumbuhan di kawasan, berkontribusi menjadikan ASEAN sebagai kekuatan sentral dalam keseluruhan proses pembangunan di kawasan, sejalan dengan semangat tema tahun ini, "ASEAN yang berwibawa: Jantung Pertumbuhan".

Pada pagi hari tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Sultan Brunei. Kedua belah pihak sepakat untuk mendorong pertumbuhan perdagangan secara beragam dan seimbang melalui perluasan kerja sama di bidang-bidang potensial dengan empat fokus utama: kerja sama minyak dan gas, kimia, produk halal, pariwisata, dan pertukaran antarmasyarakat.

Pada tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan para pemimpin negara lain mengadakan dialog dengan perwakilan Majelis Antar-Parlemen ASEAN (AIPA), Pemuda, Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ABAC) dan Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) mengenai Visi Komunitas ASEAN setelah 2025.

Untuk memaksimalkan manfaatnya, delegasi ABAC mengusulkan lima fokus, termasuk memfasilitasi investasi dan perdagangan, meningkatkan ketahanan pangan, kemandirian layanan kesehatan, transformasi digital, dan pembangunan berkelanjutan. ABAC juga sedang menyusun Peta Jalan Bisnis ASEAN, yang bertujuan untuk mendorong reformasi ekonomi regional dengan peran utama kemitraan publik-swasta.

Pada pagi hari tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone. Kedua pemerintah berkomitmen untuk mengatasi hambatan dan mendorong pelaksanaan proyek-proyek utama, memperbaiki lingkungan investasi; berfokus pada pengarahan implementasi efektif dari kesepakatan dan hasil yang dicapai selama kunjungan resmi Perdana Menteri Pham Minh Chinh ke Laos dan sebagai ketua bersama pertemuan ke-45 Komite Antarpemerintah Vietnam-Laos.

Pada pukul 12.00 siang tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Kedua belah pihak sepakat untuk segera mencapai kesepakatan guna melengkapi, mengubah, dan meningkatkan Perjanjian Kerangka Kerja Konektivitas Ekonomi Vietnam-Singapura, memperkuat kerja sama di bidang e-commerce; mendorong implementasi efektif Kemitraan Ekonomi Digital - Ekonomi Hijau,...

Pada sore hari tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Perdana Menteri Malaysia menegaskan bahwa Vietnam merupakan mitra penting Malaysia di kawasan; menantikan kunjungan Presiden Vo Van Thuong ke Malaysia akhir tahun ini dan berharap dapat segera mengunjungi Vietnam; menegaskan bahwa beliau akan terus memberikan perhatian untuk mengarahkan peningkatan kerja sama lebih lanjut dengan Vietnam, termasuk kerja sama maritim; sepakat untuk mempertimbangkan pembentukan hotline guna memfasilitasi penyelesaian masalah yang timbul di laut.

Pada sore hari tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos. Kedua pemimpin menegaskan tekad mereka untuk segera mencapai omzet perdagangan bilateral mencapai 10 miliar dolar AS melalui langkah-langkah untuk memfasilitasi pembukaan pasar bagi produk ekspor utama masing-masing, termasuk produk pertanian, pangan, dan beras.

Sore hari tanggal 10 Mei, bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-42, memenuhi undangan Presiden Indonesia kepada para pemimpin ASEAN untuk menyaksikan matahari terbenam di Labuan Bajo, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menuju Pelabuhan Marina, Labuan Bajo.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh bersama para pemimpin ASEAN mengunjungi dan menikmati matahari terbenam di laut Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dengan kapal pesiar AYANA Lako Di'a.

Pada malam 10 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan para pemimpin ASEAN dengan mengenakan pakaian adat Indonesia menghadiri resepsi resmi yang diselenggarakan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.

Pada pagi hari tanggal 11 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan para pemimpin lainnya menghadiri pertemuan tertutup untuk membahas isu-isu internasional dan regional. Perdana Menteri menekankan perlunya ASEAN beradaptasi secara dinamis dan memperkuat diri untuk menegaskan nilai strategisnya. ASEAN perlu memperkuat solidaritas dan persatuan, menjunjung tinggi semangat kemandirian, kepercayaan diri, dan kemandirian, secara tegas mempromosikan peran sentralnya, menjaga keseimbangan strategis dalam hubungan dengan mitranya, menciptakan dan mempromosikan budaya dialog, kerja sama, konsultasi, dan membangun kepercayaan.

Pada pagi hari tanggal 11 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh bertemu dengan Perdana Menteri Timor-Leste, Taur Matan. Perdana Menteri mengucapkan selamat kepada Timor-Leste atas keanggotaannya sebagai pengamat ASEAN; seraya menegaskan bahwa, dalam semangat persahabatan tradisional dan kerja sama yang erat, Vietnam siap berbagi pengalaman dan mendukung Timor-Leste untuk segera menjadi anggota ke-11 keluarga besar ASEAN.

Partisipasi Perdana Menteri Pham Minh Chinh dalam KTT ASEAN ke-42 dan kegiatan terkait menegaskan bahwa Vietnam telah memberikan kontribusi yang aktif, proaktif, dan bertanggung jawab untuk memperkuat solidaritas ASEAN dan secara efektif menanggapi tantangan yang muncul; mengintegrasikan secara harmonis bidang kerja sama prioritas Vietnam dan kepentingan negara lain seperti konektivitas infrastruktur strategis, transformasi digital, transformasi hijau, ketahanan pangan, energi, pembangunan sub-regional, dan respons perubahan iklim; menegaskan peran, citra, dan prestise ASEAN, dengan demikian berkontribusi pada pembangunan Komunitas ASEAN; mempertahankan sikap berprinsip ASEAN terhadap isu-isu internasional dan regional.

Pada malam 11 Mei, Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan delegasi tingkat tinggi Vietnam kembali ke Hanoi, berhasil menyelesaikan perjalanan kerja mereka untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42.

Sumber: https://baoquocte.vn/nhung-dau-an-dac-biet-trong-chuyen-tham-du-hoi-nghi-cap-cao-asean-42-cua-thu-tuong-pham-minh-chinh-227106.html