Pukul 05.50, Ibu Phuong Muoi May (26 tahun, tinggal di Hanoi ) buru-buru bangun, memberi makan putrinya yang berusia 1 tahun sarapan, dan membawanya ke tempat penitipan anak.
Mengenakan kemeja shipper oranye, Ibu May berjalan dan segera memakan roti lapis, memulai hari kerja yang panjang seperti hari lainnya.
Pengirim perempuan membawa anak ke tempat kerja, membuat komunitas daring merasa kasihan (Foto dipotong dari klip: Disediakan oleh karakter).
"Setiap hari, saya bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 11 malam sebelum pulang, hampir tidak ada waktu untuk istirahat atau mengurus diri sendiri. Pekerjaan ini berat, tetapi demi membesarkan anak-anak saya, saya harus mengatasinya," ujar Ibu May sambil tersenyum.
Baru-baru ini, Ibu May menarik perhatian komunitas daring ketika ia mengunggah banyak klip di media sosial, merekam foto-foto dirinya dan putrinya yang berusia 1 tahun yang mencari nafkah di jalanan. Dalam klip-klip tersebut, sang gadis tersenyum lebar ketika mendengar ibunya memanggil, terkadang ia bahkan tertidur di dalam mobil, membuat komunitas daring merasa iba.
Klip-klip di atas telah ditonton ratusan ribu kali dan berinteraksi dengan puluhan ribu orang. Di kolom komentar di bawah, banyak orang menyatakan simpati kepada Ibu May dan putrinya.
Akun DH berbagi: "Saya suka cara ibu bekerja keras di jalan, tapi anaknya selalu bersih dan rapi. Ayo kita coba bersama!".
Akun HC mengatakan: "Melihat anak itu sangat bahagia bersama ibunya. Mungkin ibunya sedang dalam kesulitan sehingga ia harus membiarkan anaknya pergi mencari nafkah seperti itu. Saya merasa sangat tersentuh."
Ibu May mengaku bahwa pada tahun 2021, karena berbagai alasan, ia bercerai dengan suaminya saat ia sedang hamil sekitar 5 bulan. Tumbuh besar di keluarga di daerah pegunungan Ha Giang , dengan kondisi yang kurang baik, Ibu May memutuskan untuk "membawa" perutnya yang sedang hamil ke Hanoi untuk mencari nafkah dan menghasilkan uang untuk merawat anaknya.
Setiap hari, dia bisa mendapatkan penghasilan 400-500.000 VND dari pekerjaannya sebagai pengirim.
Menjelang persalinan, Ibu May masih berusaha mengantar barang untuk mendapatkan uang tambahan. Setelah kembali ke kampung halamannya untuk melahirkan selama lebih dari 3 bulan, perempuan ini membawa bayinya yang baru lahir kembali ke kota untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ibu dan anak perempuannya meringkuk di sebuah kamar sewaan di Hanoi. Setiap hari, May memandangi anaknya dan berkata pada dirinya sendiri untuk berusaha lebih keras.
Pagi harinya, Ibu May akan mengantar anaknya ke tempat penitipan anak. Pukul 16.00, beliau akan menjemput anaknya, pulang untuk menyusuinya hingga pukul 18.00, lalu mengantarnya untuk mengantar barang. Ketika anaknya belum bisa duduk, Ibu May akan menggendongnya dengan gendongan di dadanya.
"Sekarang bayi saya sudah berumur 1 tahun, saya membelikannya kursi depan. Terkadang saya merasa kasihan padanya ketika dia tertidur, tetapi saya merasa tidak aman meninggalkannya di rumah," ungkap Ibu May.
Ibu muda itu bercerita bahwa terkadang saat berkendara, air mata jatuh tanpa disadari. "Saya merasa kasihan pada diri sendiri, karena harus melakukan semuanya sendirian. Tapi setelah menangis, ya sudahlah. Melihat anak saya tersenyum, saya tiba-tiba merasa termotivasi, bertanya-tanya mengapa saya menangis," ujarnya tersedak.
Putri Bu May tampaknya tahu betapa kerasnya ibunya bekerja, sehingga selama perjalanan bersama ibunya, ia tidak pernah menangis. Melihat Bu May dan putrinya bekerja sama mencari nafkah, banyak pelanggan mengungkapkan kekaguman dan simpati, dan terkadang memberikan kue, permen, dan uang kepada putrinya.
"Perjalanan anak saya menuju dewasa masih panjang, saya tahu saya harus berusaha setiap hari untuk memiliki masa depan yang lebih baik baginya. Saya berencana untuk menabung cukup banyak dan melanjutkan ke sekolah kejuruan agar memiliki pekerjaan tetap, sehingga saya dapat memiliki lebih banyak waktu untuk anak saya di masa depan," ujar Ibu May.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)