Pada tanggal 3 November, Komite Rakyat Komune Van Khanh mengatakan bahwa Kepolisian Komune baru saja melimpahkan berkas kasus ke Badan Investigasi Kepolisian Provinsi An Giang dalam kasus seorang siswi Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas Van Khanh yang diserang hingga mengalami panik mental dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Ini merupakan langkah terkini yang diambil pemerintah setempat setelah keluarga siswi yang menjadi korban kekerasan meminta penanganan tegas atas tindak kekerasan yang menimpa anak mereka.
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan adegan seorang siswi kelas 8 SMP dan SMA Van Khanh yang dihadang dan diserang secara brutal oleh 4 siswi.

Ibu H., A., mengatakan, anaknya saat ini mengalami kebutaan dan gangguan pendengaran setelah dipukuli teman sekelasnya (Foto: Disediakan oleh keluarga korban).
Menurut laporan Komite Rakyat Komune Van Khanh, korban adalah DTA (siswa kelas 8/2 SMP dan SMA Van Khanh). Insiden ini bermula dari konflik di kelas, ketika TA terpilih sebagai ketua kelompok.
Namun T., ketua kelas 8/2 tidak setuju dan menganggap TA tidak layak karena masih berbicara di kelas dan tidak serius.
Kelompok ini kemudian membuat grup obrolan di Zalo dan TA mengirimkan pesan-pesan vulgar ke grup tersebut. Beberapa anggota grup meneruskan pesan-pesan tersebut ke anggota kelas lainnya, termasuk T.
Kelompok T. termasuk T. dan 3 siswa lainnya meminta TA untuk meminta maaf tetapi TA tidak setuju.
Pada sore hari tanggal 22 September, T. melaporkan kejadian tersebut kepada wali kelas, tetapi isinya adalah bahwa TA telah menghinanya. Wali kelas meminta mereka berdua untuk menulis laporan. Setelah itu, kelompok TA dan T. berdebat, saling memprovokasi, dan kemudian membuat janji untuk menyelesaikan konflik tersebut di depan gerbang sekolah.
Kelompok T. menceritakan kejadian ini kepada beberapa siswa yang tidak hadir di sekolah, di luar sekolah, agar mereka turun tangan.
Pada pagi hari tanggal 23 September, rombongan T. yang beranggotakan 6 orang (termasuk siswa yang telah meninggalkan sekolah) bertemu TA di depan gerbang sekolah. Di sana, rombongan tersebut meminta TA untuk meminta maaf kepada T., tetapi TA tidak setuju. Kedua belah pihak kemudian bertemu di sebuah lahan kosong dekat sekolah.
Di tanah ini, HL, anggota kelompok T., bergegas melawan TA. Dua siswa di luar sekolah juga memegang helm dan menyerang kepala, lengan, dan kaki TA. Insiden itu diintervensi oleh orang dewasa. Kedua belah pihak kemudian bubar dan pulang.
Namun, dalam perjalanan pulang, beberapa anggota kelompok T. terus mengejar dan memukuli TA. Meskipun TA telah jatuh, kelompok itu terus menyerangnya.
Akibatnya, TA mengalami cedera serius dan dirawat di rumah sakit karena sakit kepala, tremor, pembengkakan wajah, dan memar.
Mengingat keseriusan insiden tersebut, Komite Rakyat Komune Van Khanh turun tangan, bekerja sama dengan pihak sekolah dan mengundang pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Akibat perbuatannya, keluarga TA meminta kepada pihak berwajib agar menindak tegas oknum pelajar yang melakukan tindak kekerasan tersebut.
Terkait dengan kejadian tersebut, Ketua KPU Kota juga memerintahkan Kepolisian Kota untuk melimpahkan berkas perkara ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian Daerah untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban luka-luka TA.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/nu-sinh-bi-ban-danh-mo-mat-lang-tai-chi-vi-duoc-bau-lam-to-truong-20251004071059134.htm






Komentar (0)