Setelah meninggalkan studi Farmasi selama dua tahun, Anh Em beralih ke Teknik Otomotif dan kemudian menjadi lulusan terbaik dan dosen di Universitas Teknologi Kota Ho Chi Minh.
Bui Thi Anh Em, 25 tahun, dari An Giang , menerima hasil penerimaannya sebagai dosen tetap di Institut Teknik, Universitas Teknologi Kota Ho Chi Minh (HUTECH) pada akhir Januari. Setelah Tet, ia akan kuliah dan bekerja di Departemen Teknologi Rekayasa Otomotif, yang juga merupakan jurusan yang sedang digeluti Em.
"Menjadi dosen sudah menjadi cita-cita saya sejak tahun pertama kuliah, jadi ketika diterima, saya sangat senang dan gembira," ungkap Anh Em.
Bui Thi Anh Em selama kegiatan sekolah pada tahun 2022. Foto: Disediakan oleh karakter
Setahun yang lalu, Anh Em meraih gelar sarjana kehormatan HUTECH tahun 2023 dengan IPK 3,32/4. Ia masih ingat betapa terkejut dan terharunya ia ketika mengetahui bahwa ia adalah lulusan terbaik di sekolah tersebut karena pada hari pemilihan jurusan, Anh Em menghadapi banyak pendapat yang meragukan dan skeptis.
Setelah lulus SMA, Anh Em kuliah Farmasi di sebuah universitas di An Giang. Namun, karena kecintaannya pada bidang teknik, setelah dua tahun, mahasiswi tersebut memutuskan untuk berhenti kuliah dan kemudian mendaftar di jurusan Teknologi Rekayasa Otomotif di HUTECH.
"Banyak orang berpikir bahwa industri mekanik dan otomotif tidak cocok untuk perempuan. Ketika saya memilih industri ini, banyak orang bertanya apakah saya memiliki kekuatan fisik, atau apakah ada bengkel yang mempekerjakan karyawan perempuan untuk merakit, merangkak di bawah mobil, dan memperbaiki mesin," kenang Em.
Menurut Anh Em, anggapan bahwa perempuan selalu lebih lemah daripada laki-laki di bidang teknik muncul karena banyak orang masih menganggap insinyur otomotif "merangkak di bawah mobil". Faktanya, bidang teknik khususnya dan Teknologi Rekayasa Otomotif sedang berkembang menuju otomatisasi. Bidang ini juga menuntut ketelitian dan presisi dalam setiap detail. Lulusan perempuan di bidang ini juga memiliki banyak pilihan setelah lulus, tergantung minat dan keahlian mereka. Mereka dapat bekerja sebagai supervisor di pabrik produksi dan perakitan, atau bekerja sebagai konsultan desain atau inspeksi.
Hal lain yang tak kalah menekannya adalah prasangka bahwa sekolah swasta hanya untuk siswa lemah yang gagal ujian masuk universitas. Komentar-komentar negatif dari banyak orang di sekitarnya membuatnya merasa sedih ketika pertama kali masuk sekolah.
"Semakin banyak kritik yang saya terima, semakin saya ingin membuktikan bahwa saya mampu, mematahkan stereotip," ujar Anh Em, seraya menambahkan bahwa hal inilah yang memotivasinya untuk terus belajar dan mempertahankan hasil yang baik.
Pada hari pertama sekolah, banyak siswa mengira Anh Em salah masuk kelas. Di antara 60 siswa, Em adalah satu-satunya perempuan. Awalnya, ia juga malu karena dikelilingi anak laki-laki. Lambat laun, Anh Em mulai akrab dan berbaur dengan seluruh kelas. Selama sesi latihan dengan mesin dan mesin, Anh Em sama aktifnya dengan anak laki-laki.
Selain berusaha menyelesaikan studinya dengan baik, mahasiswi ini juga aktif dalam gerakan mahasiswa. Ada hari-hari di mana ia berpartisipasi dalam kegiatan dari pagi hingga sore, lalu kembali ke mejanya untuk belajar di malam hari.
Selama empat tahun kuliah, Anh Em dua kali meraih predikat 5 Mahasiswa Berprestasi Kota Ho Chi Minh, 5 Mahasiswa Berprestasi tingkat pusat, dan penghargaan Bintang Januari 2023. Ia juga memiliki dua artikel ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Bahan Bakar (ISI-Q1) dan Jurnal Internasional Energi Hidrogen (ISI-Q1) tentang optimalisasi kinerja, emisi, dan bahan bakar mesin diesel.
Ia dan teman-temannya berpartisipasi dalam berbagai kompetisi di bidang otomotif. Baru-baru ini, kelompok Anh Em memenangkan juara kedua di kompetisi Mitsubishi Electric Cup MECA 2023 dengan spesialisasi teknik dan kontrol otomasi.
Di akhir masa magangnya, pada awal tahun 2023, Anh Em resmi diterima bekerja di sebuah perusahaan perdagangan otomotif sebagai konsultan pelanggan. Teringat cita-citanya menjadi dosen, setelah setahun, Anh Em kembali bekerja sebagai asisten dosen di Institut Teknik. Ia kemudian melamar menjadi dosen dan diterima pada usia 25 tahun.
Anh Em saat sesi latihan di bengkel, 2022. Foto: Disediakan oleh karakter
Dr. Nguyen Van Nhanh, Wakil Direktur Institut Teknologi HUTECH, terkesan dengan Anh Em sejak hari pertama kuliah. Dengan kecintaannya pada teknologi dan mobil, Anh Em sangat tekun, menutupi keterbatasan fisiknya dibandingkan teman-teman prianya. Selain itu, industri otomotif telah menerapkan teknologi baru dan kecerdasan buatan untuk kontrol otomatis, diagnosis, perawatan, dan servis, sehingga Anh Em cukup unggul.
"Anh Em sangat individualis. Apa yang bisa dilakukan anak-anak laki-laki, dia juga bisa, sama saja. Dia juga sempat bekerja sebelum lulus, tetapi dia merindukan lingkungan universitas sehingga dia kembali," kata Dr. Nhanh.
Menjadi dosen universitas merupakan kebahagiaan sekaligus tantangan bagi Anh Em. Ia mengatakan sedang menempuh pendidikan magister Teknik Otomotif di universitas tersebut untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya dan mempelajari metode mengajar dari para dosen seniornya.
Le Nguyen
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)