Presiden Donald Trump telah menegaskan bahwa Amerika Serikat akan mengakuisisi dan menguasai Greenland. Awalnya dianggap tidak sopan, pernyataan ini sekarang tampaknya semakin mungkin menjadi kenyataan. Jadi, apa daya tarik misterius di balik pulau terbesar di dunia ini?
Menurut Financial Times, pada 25 Januari, Presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump, mengejek upaya pemerintah Denmark untuk melindungi kedaulatan Greenland, pulau terbesar di dunia, sambil menegaskan bahwa AS akan merebut dan mengendalikan pulau Arktik yang penting ini.
Awalnya, tawaran Trump untuk membeli Greenland dianggap tidak sopan dan bahkan memicu ketegangan diplomatik antara kedua negara pada Agustus 2019 selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.
Sebelum menjabat untuk periode kedua (pada 20 Januari), Trump kembali menimbulkan kehebohan dengan gagasan membeli Greenland dari Denmark setelah menunjuk pengusaha Ken Howery sebagai duta besar AS untuk Denmark.
Berbicara di TruthSocial , Trump mengatakan dia ingin Amerika Serikat mengakuisisi Greenland dari Denmark "untuk keamanan nasional dan kebebasan bagi dunia," dan bahwa Ken Howery akan melakukan "pekerjaan yang hebat dalam mewakili kepentingan Amerika."

Dalam sebuah pernyataan pada 25 Januari, Trump mengulangi hal ini, mengatakan bahwa ia percaya AS akan memiliki Greenland "karena hal itu menyangkut kebebasan seluruh dunia." Ia menegaskan bahwa ia tidak melakukan ini untuk AS, tetapi hanya AS yang "dapat melindungi kebebasannya." Ia percaya Denmark tidak dapat melakukan itu.
Pada tanggal 10 Januari, Perdana Menteri Greenland sekali lagi mengangkat isu kemerdekaan dari Denmark dan mengatakan bahwa ia siap untuk membahas masa depan wilayah Arktik tersebut dengan Trump.
Pemerintah Denmark dilaporkan berada dalam "keadaan krisis" menyusul pernyataan Trump tentang tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer atau ekonomi untuk membujuk Denmark. Trump juga melakukan panggilan telepon panjang dengan Perdana Menteri Denmark pada 15 Januari, percakapan yang digambarkan sebagai "tegang dan panas."
Sebelumnya, Trump telah memperingatkan bahwa ia akan mengenakan tarif pada Denmark jika proposal untuk membeli pulau itu terus ditolak.
Apa yang membuat Greenland begitu istimewa?
Greenland dikenal sebagai pulau yang sangat istimewa. Secara geografis, pulau ini dianggap sebagai bagian dari Amerika Utara, tetapi secara geologis, Greenland terletak di Lingkaran Arktik. Yang lebih istimewa lagi adalah letaknya di jalur terpendek dari Amerika Utara ke Eropa. Ini berarti Greenland merupakan lokasi yang sangat penting secara strategis bagi Amerika Serikat.
Pulau ini sebagian besar tertutup salju, tetapi es dan salju mencair akibat pemanasan global, dan luas lahan yang dapat dihuni akan meningkat correspondingly.
Greenland telah dikenal sebagai wilayah otonom Denmark sejak tahun 1814. Pulau ini meliputi area seluas kurang lebih 2,16 juta kilometer persegi, menjadikannya pulau terbesar di dunia, dengan populasi sekitar 60.000 jiwa.
Greenland memiliki banyak sumber daya berharga seperti bijih besi, timbal, seng, berlian, emas, unsur tanah jarang, uranium, minyak, dan lain-lain. Sebagian besar sumber daya ini masih belum dieksploitasi karena 80% permukaan pulau tersebut tertutup es.

Selain itu, Greenland memiliki air tawar dan es terbersih di dunia. Greenland juga merupakan destinasi populer untuk wisata petualangan. Namun yang lebih penting, Greenland memiliki lokasi geografis strategis di jalur pelayaran baru di Arktik seiring mencairnya es.
Greenland menjadi semakin penting bagi AS karena Arktik menjadi wilayah sengketa antara berbagai pihak, dan AS tidak ingin ketinggalan. Sejak lama, Rusia dan China juga telah mengincar dan diam-diam memperluas aktivitas mereka untuk membangun pengaruh yang semakin besar di Arktik.
Saat ini Amerika Serikat memiliki Pangkalan Udara Thule di Greenland. Pangkalan ini menampung stasiun radar yang merupakan bagian dari sistem peringatan dini rudal balistik, yang digunakan oleh banyak unit pertahanan utama AS.
Greenland menikmati otonomi yang sangat tinggi di dalam Denmark. Secara teori, penduduk pulau tersebut memiliki hak untuk memutuskan masa depan pulau itu, apakah akan menjualnya atau tidak. Informasi dari tahun 2019 menunjukkan bahwa penduduk Greenland tidak ingin menjualnya ke negara mana pun. Ini adalah posisi yang telah dinyatakan dengan jelas oleh Denmark. Uni Eropa juga mempertimbangkan kemungkinan menempatkan pasukan di Greenland.
Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Greenland mendukung usulan Trump.
Langkah tegas Trump ini dipandang sebagai pesan kepada rakyat Greenland bahwa mereka dapat kembali ke AS kapan saja di masa mendatang, sama seperti Puerto Rico. Mengingat pentingnya Greenland dan posisi AS sebagai ekonomi nomor satu di dunia, Washington dapat menggelontorkan sejumlah besar uang untuk mengembangkan pulau terbesar di dunia ini.
Sepanjang sejarah, Amerika Serikat telah melakukan banyak pembelian lahan untuk memperluas wilayahnya. Yang terbaru, pada tahun 1867, AS membeli Alaska dari Rusia seharga $7,2 juta. Akuisisi lahan AS yang paling terkenal adalah Louisiana dari Prancis pada tahun 1803. Wilayah ini sekarang mencakup hampir seperempat dari luas daratan Amerika Serikat saat ini.
Sumber: https://vietnamnet.vn/ong-trump-tuyen-bo-greenland-se-thuoc-ve-my-suc-hut-bi-an-cua-hon-dao-bac-cuc-2367105.html






Komentar (0)