Menghadapi kerusakan parah akibat badai No. 13, Ketua Komite Rakyat Provinsi Gia Lai baru saja mengeluarkan surat yang menyerukan kepada seluruh masyarakat, kader, pegawai negeri sipil, angkatan bersenjata dan dunia usaha untuk bersama-sama mengatasi akibat bencana alam, menstabilkan kehidupan masyarakat, memulihkan dan mempercepat pembangunan sosial ekonomi pada tahun 2025.
Badai No. 13 (nama internasionalnya Kalmaegi) adalah badai terkuat yang melanda provinsi Gia Lai dalam beberapa dekade, dengan angin berkekuatan 10-12, hembusan di atas level 14, bergerak cepat dan dengan jangkauan pengaruh yang luas.
Menghadapi keadaan darurat ini, pemerintah dan masyarakat Provinsi Gia Lai telah merespons secara proaktif dan tegas. Provinsi ini telah mengaktifkan rencana pencegahan dan penanggulangan bencana alam "sedini mungkin, dari jauh, satu tingkat lebih tinggi"; segera mendirikan pos komando terdepan; memobilisasi pasukan bersenjata untuk tetap berada di dekat wilayah tersebut, dan mengorganisir tugas tempur 24/7.

"Kami telah mengorganisir evakuasi bersejarah lebih dari 90.000 rumah tangga dan lebih dari 300.000 orang dalam waktu tersingkat dan terlengkap. Di tengah badai, pasukan dengan cepat menyelamatkan lebih dari 200 orang dari rumah-rumah yang runtuh dan daerah yang terendam banjir, sehingga meminimalkan kerugian manusia," tegas Ketua Komite Rakyat Provinsi Gia Lai, Pham Anh Tuan.

Namun, badai tersebut meninggalkan konsekuensi yang sangat serius: Ratusan rumah runtuh, puluhan ribu rumah atapnya tertiup angin atau rusak; sekolah, rumah sakit, listrik, air, dan sistem komunikasi hancur parah.
Wilayah pesisir, terutama Quy Nhon —kawasan perkotaan terbesar, pusat sosial-ekonomi provinsi ini, dan terpilih oleh Lonely Planet sebagai salah satu dari 25 destinasi paling menarik di tahun 2026—terkena dampak yang sangat parah. Citra kota yang layak huni dan semarak kini berganti dengan pemandangan kehancuran, membuat setiap warga merasa pilu.

Masih terdapat ribuan rumah tangga tanpa hunian aman, banyak pekerjaan infrastruktur penting terhenti, dan kehidupan masyarakat menghadapi berbagai kesulitan. Menghadapi situasi ini, Ketua Komite Rakyat Provinsi Gia Lai mengimbau seluruh provinsi untuk bertindak cepat dan bertanggung jawab, "agar tidak ada yang tertinggal".
Oleh karena itu, Kamerad Pham Anh Tuan menghimbau seluruh sistem politik dari tingkat provinsi hingga ke akar rumput untuk mempertahankan respons negara tertinggi, dengan fokus pada penyediaan akomodasi, air bersih, dan obat-obatan bagi rakyat, sembari segera memperbaiki infrastruktur penting seperti transportasi, listrik, sekolah, dan rumah sakit; pasukan militer dan polisi terus berada di garis depan, mendukung pembangunan kembali rumah-rumah, membersihkan jalur lalu lintas, mengangkut barang-barang bantuan, serta menjaga keamanan dan ketertiban di area-area utama.
Kalangan dunia usaha perlu menggalakkan semangat tanggung jawab sosial, mendukung sarana dan sumber daya guna memulihkan produksi serta mendukung masyarakat mengatasi kesulitan; masyarakat semua suku bangsa di provinsi ini perlu menggalakkan semangat kemandirian, solidaritas untuk saling membantu memperbaiki rumah, memulihkan produksi, tidak sekadar menunggu atau bergantung; sekaligus menjaga kebersihan lingkungan, mencegah dan memberantas wabah penyakit pasca badai.

Ketua Komite Rakyat Provinsi Gia Lai juga menekankan tugas-tugas mendesak saat ini: Memastikan keamanan sosial, tidak membiarkan orang kekurangan makanan, air bersih, atau perumahan; memulihkan pekerjaan penting seperti transportasi, listrik, telekomunikasi, sekolah, dan rumah sakit; memberikan dukungan yang tepat, cukup, dan tepat waktu kepada orang-orang yang menderita kerusakan, sama sekali tidak membiarkan kerugian atau hal-hal negatif terjadi.
Dalam jangka panjang, provinsi ini telah mengidentifikasi dua tugas paralel: mengatasi dampak bencana alam secara fundamental dan berkelanjutan serta mendorong pemulihan produksi dan pembangunan sosial-ekonomi. Provinsi ini berupaya untuk mencapai dan melampaui target 2025, mempertahankan target pertumbuhan ekonomi dua digit pada periode 2026-2030, dan membawa Gia Lai menuju pembangunan yang pesat dan berkelanjutan.
Sedangkan untuk kota Quy Nhon dan daerah yang terdampak bencana, para pimpinan provinsi menegaskan tidak hanya akan memulihkan tetapi juga membangunnya kembali ke arah yang lebih modern dan aman, menjadi kota wisata yang layak huni, kaya identitas dan berdaya saing lebih tinggi.

Kamerad Pham Anh Tuan menegaskan: “Ini bukan sekadar seruan; ini adalah tanggung jawab kepada rakyat dan perintah untuk bertindak. Saya yakin, dengan tradisi solidaritas dan tekad gigih masyarakat Gia Lai, kita akan bangkit lebih kuat, menjadikan tanah air kita berkembang secara berkelanjutan dan menjadi lebih sejahtera.”
Surat permohonan Ketua Komite Rakyat Provinsi Gia Lai tidak hanya menunjukkan tekad politik yang tinggi dari para pemimpin provinsi, tetapi juga merupakan seruan yang mendalam, yang membangkitkan semangat persatuan, berbagi, dan saling mencintai di antara semua orang, pelaku bisnis, sistem politik, dan angkatan bersenjata. Dengan demikian, terciptalah kekuatan pendorong yang besar bagi Provinsi Gia Lai untuk mengatasi kesulitan, segera menstabilkan kehidupan, dan terus berkembang.
Sumber: https://baolamdong.vn/phat-huy-tinh-than-tu-luc-tu-cuong-trong-moi-nguoi-dan-tinh-gia-lai-401837.html






Komentar (0)