Film "Ancestral House" melampaui pendapatan 100 miliar VND setelah 5 hari, mendapatkan dukungan dari penonton muda karena pesannya yang relevan tentang keluarga dan kekerabatan.
Pada tanggal 24 Februari, film "The Ancestral House," yang disutradarai oleh Huynh Lap, meraup pendapatan sebesar 103 miliar VND setelah 5 hari tayang, menurut statistik Box Office Vietnam.
Film ini menduduki puncak box office dengan lebih dari 4.000 penayangan, jauh melampaui film-film lain seperti "Dark Nuns," "Billion Dollar Kiss," dan "Captain America: The New World "...
Prestasi ini menempatkan "The Ancestral House" di peringkat 5 film Vietnam terlaris dalam sejarah penayangan perdana, setelah "The Four Venomous," "Mai," "Mrs. Nu's House," dan "The Godfather."
Film karya Huynh Lap ini, yang diberi rating 18+, adalah film horor-komedi yang berkisah tentang My Tien (Phuong My Chi) - seorang kreator konten Generasi Z - yang menyaksikan banyak fenomena paranormal di rumah leluhurnya.
Suatu hari, ia secara tak terduga bertemu dengan Gia Minh (Huynh Lap) - saudara laki-lakinya yang telah meninggal 10 tahun lalu. Banyak situasi lucu dan tragis terjadi saat kedua saudara kandung itu mencoba menyelamatkan rumah tua mereka - yang diperebutkan oleh kerabat yang ingin menjualnya untuk membagi warisan.
Meskipun film tersebut sukses di box office, di platform media sosial seperti Facebook dan TikTok, para penonton membagikan foto diri mereka sedang makan panekuk Vietnam (banh xeo), menonton ibu mereka membuatnya di rumah, dan sebagainya.
Tren makan banh xeo (panekuk gurih Vietnam) berawal dari sebuah adegan dalam film "The Ancestral Home". Dalam film tersebut, warung banh xeo milik Hai The bukan hanya sekadar latar, tetapi juga melambangkan keindahan tradisi keluarga. Ini adalah hidangan familiar dari Delta Mekong, yang sangat terkait dengan kenangan masa kecil para tokoh.
Dalam adegan pembuatan panekuk Vietnam (banh xeo), sutradara Huynh Lap mengajak anggota keluarganya sendiri untuk berpartisipasi, membuat panekuk menggunakan resep yang diwariskan dari neneknya.
Setelah menonton film tersebut, banyak penonton mengatakan bahwa mereka pergi makan banh xeo (panekuk gurih Vietnam) untuk menikmati cita rasa film yang masih terasa. Beberapa kembali ke kampung halaman mereka, merekam ibu mereka membuat banh xeo, dan berbagi bagaimana mereka semakin menghargai momen-momen akrab bersama keluarga mereka.
Beberapa video penonton yang sedang makan atau belajar membuat panekuk gurih Vietnam setelah menonton "The Ancestral House" telah menarik ratusan ribu penonton.
Sutradara Huynh Lap bercerita bahwa berjualan banh xeo (panekuk gurih Vietnam) adalah pekerjaan neneknya untuk membesarkan sembilan anak. Oleh karena itu, ia memasukkan hidangan ini ke dalam film sebagai cara untuk mempromosikan keindahan kuliner Vietnam.
Adonan panekuk terbuat dari tepung beras, memiliki warna kuning cerah dari kunyit, dan aroma harum dari santan. Isiannya terbuat dari berbagai bahan termasuk daging cincang, udang, dan tauge. Saat menikmati panekuk, orang biasanya membungkusnya dengan kol, selada, berbagai macam rempah, dan mencelupkannya ke dalam saus ikan asam manis.
Cara penyajian bánh xèo benar-benar mencerminkan karakteristik kuliner lokal.
Pancake gurih Vietnam ala Barat (Bánh xèo) sangat beragam, menampilkan berbagai macam daging seperti babi, bebek, udang, dan lobster. Daging dicincang halus dan ditumis dengan bumbu terlebih dahulu. Adonan kemudian dituangkan ke dalam wajan berisi minyak panas, dan koki menambahkan daging, udang, lobster, dan sayuran seperti tauge, Sesbania grandiflora, dan bunga Telosma cordata. Pancake digoreng hingga isian matang dan kulitnya berwarna keemasan dan renyah, kemudian dilipat menjadi dua dan disajikan di atas piring.
Sementara itu, di Vietnam Tengah, banh xeo (panekuk gurih Vietnam) berukuran lebih kecil, dibuat di wajan besi cor, dan orang biasanya menuangkan banyak minyak sebelum menambahkan adonan. Kulit banh xeo di Vietnam Tengah biasanya lebih tebal dan lembut, tidak tipis dan renyah seperti di Delta Mekong.
Sumber






Komentar (0)