
Pemandangan Colosseum Romawi kuno di Roma - Foto: AP
Segera setelah menjabat sebagai Direktur Taman Arkeologi Colosseum pada tanggal 20 Oktober, Tuan Simone Quilici menjadi pusat perhatian ketika media sosial menyebarkan berita bahwa Roma akan menyelenggarakan "pesta rave" (pesta musik elektronik) tepat di arena Romawi kuno.
Menghadapi komentar-komentar panas, ia secara resmi angkat bicara untuk mengakhiri kesalahpahaman.
Dalam wawancara dengan Associated Press pada tanggal 24 Oktober, Tuan Simone Quilici menegaskan bahwa sama sekali tidak ada rencana untuk menyelenggarakan pesta musik elektronik atau festival musik yang meriah di Colosseum:
"Tidak mungkin mengubah arena kuno ini menjadi lantai dansa. Ini adalah ruang suci yang harus dihormati."

“Jika kita berbicara tentang musik, kita bisa membayangkan seorang seniman seperti Sting, itulah jenis ruang dan energi yang cocok dengan Colosseum,” kata Simone Quilici – Foto: AP

Colosseum, yang dibangun pada abad ke-1 Masehi, kini menjadi salah satu objek wisata paling terkenal di dunia dengan sekitar 9 juta pengunjung setiap tahunnya, naik dari 7 juta tahun lalu - Foto: AP

Kegiatan budaya masa depan di Colosseum akan fokus pada seni pertunjukan ringan seperti konser akustik, pertunjukan jazz, puisi, tari, dan drama - Foto: tickets-rome
Sebelumnya, beberapa surat kabar Italia mengutip Tuan Simone Quilici tentang "membuka Colosseum untuk musik modern", membuat jejaring sosial memahami bahwa ia sedang bersiap untuk menyelenggarakan pesta musik elektronik berskala besar.
Frasa "pesta Colosseum" dengan cepat menjadi sumber kontroversi. Direktur baru tersebut mengatakan bahwa pernyataannya disalahartikan karena cara penerjemahannya dan pelaporan daring, yang kemudian memicu rumor yang meluas.
Menurut Tuan Simone Quilici, banyaknya pengunjung memberi tekanan yang signifikan pada relik tersebut.
Ia mengatakan perlu dilakukan pembagian arus pengunjung dengan cara mengajak pengunjung mengunjungi kawasan sekitar seperti Bukit Palatine atau Forum Romawi agar beban arena dapat dikurangi.
Bapak Simone Quilici juga menekankan bahwa semua perencanaan acara harus benar-benar mematuhi peraturan konservasi warisan:
Musik dan seni di Koloseum harus berkontribusi pada nilai sejarah, bukan mengaburkannya. Kita ingin Koloseum hidup dengan musik dan seni, tetapi keduanya harus berupa suara penghormatan, bukan suara kekacauan.
Para pakar warisan di Italia menganggap reaksi Tn. Simone Quilici diperlukan, dalam konteks opini publik yang semakin sensitif terhadap komersialisasi peninggalan kuno.
Beberapa orang berpendapat bahwa meskipun pendekatan publik perlu diperbarui, Colosseum harus tetap dilihat sebagai simbol budaya dan spiritual Roma, bukan tempat untuk acara massal.
Sumber: https://tuoitre.vn/quay-o-dau-truong-la-ma-co-dai-20251027110517764.htm






Komentar (0)