Peraturan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa pajak pertambahan nilai akan dikurangi untuk kelompok barang dan jasa yang saat ini dikenakan tarif pajak sebesar 10%, kecuali untuk beberapa kelompok barang dan jasa.
Diperkirakan anggaran tahun ini akan mengalami defisit sekitar VND24.000 miliar apabila pajak pertambahan nilai diturunkan menjadi 8% pada paruh kedua tahun ini.
Secara khusus termasuk: telekomunikasi, kegiatan keuangan, perbankan, sekuritas, asuransi, bisnis real estat, logam dan produk logam prefabrikasi, produk pertambangan (tidak termasuk pertambangan batu bara), kokas, minyak bumi olahan, produk kimia.
Barang dan jasa yang dikenakan pajak konsumsi khusus; teknologi informasi menurut undang-undang tentang teknologi informasi.
Pengurangan pajak pertambahan nilai untuk setiap jenis barang dan jasa diterapkan secara seragam pada tahap impor, produksi, pengolahan, dan kegiatan komersial. Produk batu bara yang dijual (termasuk batu bara yang ditambang, kemudian disaring dan diklasifikasikan berdasarkan proses tertutup sebelum dijual) dikenakan pengurangan pajak pertambahan nilai.
Perusahaan dan kelompok ekonomi yang menerapkan proses penjualan tertutup juga dikenakan pengurangan pajak pertambahan nilai atas produk batu bara yang dijual...
Terkait pengurangan Pajak Pertambahan Nilai, menurut peraturan tersebut, badan usaha yang menghitung Pajak Pertambahan Nilai dengan cara perhitungan, berhak mengenakan tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 8% terhadap barang dan jasa.
Badan usaha (termasuk rumah tangga pelaku usaha dan badan usaha perorangan) yang menghitung pajak pertambahan nilai berdasarkan metode persentase terhadap pendapatan berhak memperoleh pengurangan sebesar 20% pada tingkat persentase untuk menghitung pajak pertambahan nilai saat menerbitkan faktur untuk barang dan jasa yang memenuhi syarat untuk pengurangan pajak pertambahan nilai.
Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 Juli sampai dengan tanggal 31 Desember 2023.
Segera setelah Pemerintah mengeluarkan Keputusan 44/2023/ND-CP, pada malam hari tanggal 30 Juni, Departemen Jenderal Perpajakan ( Kementerian Keuangan ) juga mengeluarkan surat edaran mendesak tentang pelaksanaan Keputusan 44/2023/ND-CP.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pajak mewajibkan dinas perpajakan untuk proaktif menyebarluaskan dan mensosialisasikan kepada wajib pajak di wilayahnya agar segera melaksanakan Keputusan Nomor 44/2023/ND-CP.
Sebelumnya, pada sore hari tanggal 24 Juni, Majelis Nasional telah mengesahkan resolusi bersama dari sesi ke-5 Majelis Nasional ke-15, yang memutuskan untuk melanjutkan pengurangan pajak pertambahan nilai sebesar 2% sesuai dengan Resolusi 43 tahun 2022. Pengurangan pajak ini akan dilaksanakan mulai 1 Juli hingga akhir tahun.
Diperkirakan anggaran tahun ini akan kehilangan sekitar VND24.000 miliar ketika pajak pertambahan nilai dikurangi menjadi 8% pada paruh kedua tahun ini.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)