Keputusan Presiden Nomor 34/2025 yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, berlaku efektif sejak 10 April, menambahkan banyak peraturan tentang pengelolaan perahu layar, perahu olahraga , dan perahu wisata pribadi.
Khusus untuk persyaratan bagi kapal yang beroperasi di perairan pelabuhan dan wilayah pengelolaan Otoritas Pelabuhan Maritim, dalam aturan baru ini diatur bahwa yang boleh dilakukan hanya kegiatan penyelaman (penyelaman untuk keperluan pemeriksaan, perbaikan, dan pemeliharaan kapal);
Menyelam untuk menyelamatkan kapal, properti yang tenggelam, kegiatan perbaikan, menurunkan sekoci penyelamat atau pekerjaan bawah air yang terkait dengan kegiatan maritim setelah disetujui oleh Otoritas Pelabuhan Maritim.
Kapal layar dan kapal wisata pribadi yang beroperasi di pelabuhan harus selalu memiliki setidaknya satu awak kapal untuk memberangkatkan atau menangani keadaan darurat.
Untuk kegiatan penyelaman guna membersihkan bagian bawah perahu layar, perahu olah raga, dan perahu wisata milik pribadi pada saat berlabuh di pelabuhan atau dermaga yang diperuntukkan bagi perahu layar, perahu olah raga, dan perahu wisata milik pribadi, tidak diperlukan persetujuan dari Otoritas Pelabuhan Maritim.
Terkait kegiatan tugas saat kapal beroperasi di pelabuhan, Keputusan Menteri Perhubungan mewajibkan setidaknya 2/3 awak kapal harus selalu berada di atas kapal dengan jabatan yang sesuai saat berlabuh di perairan pelabuhan. Di antaranya, harus ada seorang nakhoda atau kepala juru mudi dan seorang kepala juru mesin atau juru mesin kedua untuk mengendalikan kapal atau menangani keadaan darurat.
Untuk kapal layar, kapal olahraga, dan kapal wisata pribadi, setidaknya satu awak kapal harus selalu hadir untuk memberangkatkan atau menangani keadaan darurat. Apabila pemilik pelabuhan atau dermaga menyediakan personel untuk berjaga, siap berangkat, dan memastikan keselamatan, tidak perlu ada penjagaan.
Keputusan baru tersebut juga memiliki persyaratan bagi kapal yang beroperasi di perairan pelabuhan dan wilayah di bawah pengelolaan Otoritas Pelabuhan Maritim.
Dengan demikian, kapal yang masuk dan keluar wilayah maritim di pelabuhan laut wajib melaksanakan prosedur sebagaimana kapal yang masuk dan keluar pelabuhan laut, kecuali kapal layar, kapal olah raga, dan kapal wisata milik pribadi.
Namun, kapal layar, kapal olah raga, dan kapal wisata swasta yang beroperasi di perairan pelabuhan harus memberitahukan Otoritas Pelabuhan Maritim secara tertulis, melalui faks atau email mengenai rencana operasi kapalnya untuk pemantauan.
[iklan_2]
Sumber: https://www.baogiaothong.vn/quy-dinh-moi-cho-tau-thuyen-buom-tau-the-thao-hoat-dong-trong-vung-nuoc-cang-bien-192250313174438825.htm






Komentar (0)