Foto ilustrasi. |
Penataan dan pemanfaatan kantor pusat dan lahan publik yang efektif tidak hanya bertujuan untuk mencegah pemborosan dan kerugian, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan efektivitas dan efisiensi aparatur administrasi, sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat dan dunia usaha dengan lebih baik.
Percepat progres penanganan aset publik pasca penataan ulang
Sesuai dengan Surat Keputusan Perdana Menteri No. 80/CD-TTg tanggal 1 Juni 2025, bersama dengan permintaan dari Komite Urusan Internal Pusat, Komite Pengarah Pusat untuk Sains, Pengembangan Teknologi, Inovasi dan Transformasi Digital, serta arahan dari Komite Partai Pemerintah, Kementerian Keuangan meminta kepada kementerian, lembaga pusat dan Komite Rakyat provinsi untuk mengarahkan badan-badan khusus guna segera meninjau semua aset publik, terutama aset di tingkat distrik yang telah diserahkan kepada lembaga dan unit di tingkat komune atau provinsi, tetapi hingga saat ini belum ada keputusan mengenai penanganannya oleh otoritas yang berwenang.
Kasus-kasus ini harus dihimpun dan dilaporkan kepada Ketua Komite Rakyat Provinsi untuk dipertimbangkan dan diputuskan pengalihan aset kepada unit penerima, memastikan tidak ada aset negara yang terlewat atau hilang. Proses peninjauan harus dibandingkan dengan hasil inventarisasi umum aset publik yang dilakukan sesuai dengan Keputusan No. 213/QD-TTg, untuk memastikan data yang lengkap dan akurat.
Kementerian Keuangan menekankan bahwa, sesuai ketentuan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 68/CD-TTg tanggal 20 Mei 2025 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 186/2025/ND-CP, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menyelesaikan penataan dan penyesuaian kantor pusat kerja internal dalam waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal disetujuinya rancangan penataan.
Selain itu, unit-unit harus mengembangkan rencana khusus untuk mengelola, menggunakan, dan menangani kantor pusat yang tidak lagi digunakan atau digunakan secara tidak efisien untuk menghindari pemborosan. Penundaan akan berdampak langsung pada efisiensi operasional lembaga, sekaligus meningkatkan risiko hilangnya aset publik.
Larangan penjualan aset yang melekat pada tanah
Dalam dokumen panduan tersebut, Kementerian Keuangan merekomendasikan agar daerah, kementerian, dan cabang secara fleksibel menerapkan berbagai bentuk pengelolaan aset publik, yang sesuai dengan kondisi praktis. Secara spesifik, dimungkinkan untuk mengatur agar banyak lembaga dan unit berbagi kantor pusat; mempertahankan operasional di banyak kantor pusat pada tahap awal setelah pengaturan; pertukaran dan transfer fasilitas antar unit; atau mengalihkan fungsi kantor pusat yang tidak terpakai untuk kepentingan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan , kebudayaan, administrasi publik, dan kegiatan kemasyarakatan.
Secara khusus, Kementerian Keuangan mencatat bahwa penjualan aset yang melekat pada tanah tidak boleh dilakukan, kecuali diizinkan oleh undang-undang tentang aset publik. Penanganan aset harus memastikan prinsip-prinsip publisitas, transparansi, kepatuhan terhadap peraturan, dan efektivitas penggunaan jangka panjang sebagai tujuan utama.
Untuk aset yang tidak lagi dapat dieksploitasi, terutama di daerah terpencil, pembongkaran dan penghancuran dapat dilakukan sesuai dengan proses pengalihan tanah kepada Komite Rakyat di tingkat komune untuk dikelola dan digunakan sesuai ketentuan undang-undang pertanahan. Hal ini merupakan solusi yang diperlukan untuk menghindari penelantaran aset yang menyebabkan pemborosan jangka panjang.
Kementerian Keuangan menyatakan bahwa hingga saat ini, jumlah kelebihan kantor dan lahan publik pascareorganisasi unit administrasi masih sangat besar di seluruh negeri. Oleh karena itu, instansi dan unit terkait harus fokus mengarahkan penyusunan rencana penanganan khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan; sekaligus memperkuat pengawasan dan pemeriksaan untuk segera mendeteksi dan menangani kasus-kasus yang lamban, tidak sesuai peraturan, atau terdapat kerugian.
Dalam operasional sesungguhnya, apabila terjadi permasalahan pada sarana dan prasarana yang telah ditata sebagai kantor pusat atau sarana pelayanan publik, maka daerah perlu terus mengkaji dan menata kembali guna menjamin terciptanya kondisi kerja yang layak bagi para kader, pegawai negeri sipil, pegawai negeri, dan pekerja; sekaligus menjamin kemampuan dalam memberikan pelayanan publik dan melaksanakan prosedur administratif bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Kementerian Keuangan juga mencatat bahwa pemerintah daerah perlu segera menyebarluaskan dan memperbarui peraturan baru tentang pengelolaan dan pemanfaatan aset publik hingga ke tingkat kecamatan. Setiap unit perlu mendasarkan diri pada peraturan dan keputusan yang berlaku untuk menetapkan standar dan norma pemanfaatan aset publik bagi setiap instansi dan setiap jenjang pengelolaan. Hal ini merupakan dasar penting bagi pelaksanaan investasi, pengadaan, penataan, dan pengelolaan aset publik sesuai dengan peraturan, sehingga terhindar dari pemborosan, investasi berlebih, atau penyalahgunaan wewenang.
Sesuai peraturan yang berlaku, paling lambat tanggal 25 setiap bulannya, kementerian, lembaga, dan daerah wajib mengirimkan laporan mengenai penataan dan pengelolaan aset kantor pusat dan aset publik pascareorganisasi unit administratif kepada Kementerian Keuangan sesuai dengan formulir yang ditentukan dan terlampir dalam dokumen panduan. Pengiriman laporan dilakukan melalui Perangkat Lunak Inventarisasi Umum Aset Publik yang dikembangkan dan dikelola oleh Kementerian Keuangan.
Khusus untuk bulan Juli 2025, selain isi laporan rutin, unit-unit wajib menambahkan tiga isi penting, yaitu: kepemimpinan dan arahan Komite Partai dan pemerintah dalam penanganan aset publik; hasil penyusunan rencana penanganan kelebihan rumah dan tanah; penilaian komprehensif atas tinjauan, penataan, dan renovasi kantor pusat setelah penataan unit administratif. Batas waktu penyampaian laporan tambahan adalah sebelum 27 Juli 2025.
Kementerian Keuangan menegaskan, pelaksanaan isi pasal-pasal di atas secara sinkron, drastis, dan serius merupakan kunci solusi untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan aset negara, menekan kerugian dan pemborosan anggaran negara; sekaligus memberikan kontribusi bagi pembangunan sistem ketatausahaan yang lebih baik, modern, efektif, dan efisien, serta memenuhi tuntutan pembangunan pada periode baru.
Sumber: https://baothainguyen.vn/van-ban-chinh-sach-moi/202507/ra-soat-xu-ly-dut-diem-tai-san-cong-doi-du-sau-sap-xep-don-vi-hanh-chinh-6b14bcc/
Komentar (0)