Dalam rancangan Surat Edaran yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Surat Edaran No. 98/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Dana Investasi Efek, Kementerian Keuangan mengusulkan penambahan dua jenis dana baru: Dana investasi obligasi infrastruktur dan dana investasi instrumen pasar uang.
Berdasarkan rancangan tersebut, dana investasi obligasi infrastruktur akan dikelola berdasarkan model dana tertutup, yang berarti hanya memobilisasi modal dari investor publik sekali dan tidak menarik modal selama seluruh periode operasional. Model ini membantu dana memiliki sumber modal yang stabil, sehingga cocok untuk berinvestasi pada obligasi infrastruktur berjangka menengah dan panjang.
Sertifikat dana akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek, sehingga investor dapat menjual kembali bila diperlukan tanpa mempengaruhi ukuran modal dana.
Terkait portofolio investasi, rancangan tersebut menetapkan bahwa dana tersebut diperbolehkan untuk berinvestasi pada obligasi korporasi yang diterbitkan untuk pembangunan infrastruktur, bersama dengan instrumen utang pemerintah , obligasi yang dijamin pemerintah, obligasi pemerintah daerah, deposito, instrumen pasar uang, dan jenis sekuritas lain yang serupa dengan dana investasi saat ini.
Rancangan undang-undang ini juga mewajibkan dana tersebut untuk menginvestasikan setidaknya 65% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada obligasi infrastruktur, instrumen utang pemerintah, deposito, dan sertifikat deposito. Rasio ini bertujuan untuk memastikan prioritas modal di sektor infrastruktur, sekaligus memberikan fleksibilitas tertentu bagi dana tersebut, tergantung pada situasi pasar dan pasokan obligasi di setiap tahap.

Persimpangan Jalan Tol Ring Road 3 dengan Kota Ho Chi Minh - Trung Luong, bagian yang melewati provinsi Tay Ninh (Foto: An Huy).
Sementara itu, Kementerian Keuangan telah mengusulkan penerapan reksa dana instrumen pasar uang dengan model reksa dana terbuka, yang memungkinkan mobilisasi modal yang fleksibel dan transaksi yang teratur. Jenis reksa dana ini ditujukan bagi sekelompok investor yang ingin mengoptimalkan dana menganggur dalam jangka pendek, sekaligus sejalan dengan praktik internasional, karena sebagian besar reksa dana pasar uang di dunia beroperasi dengan model ini.
Terkait portofolio investasi, rancangan tersebut menetapkan bahwa dana tersebut diperbolehkan untuk berinvestasi pada deposito, sertifikat deposito, surat utang pemerintah, obligasi yang dijamin pemerintah, obligasi pemerintah daerah, obligasi perusahaan tercatat dan sertifikat dana investasi pasar uang lainnya.
Berdasarkan rancangan tersebut, setidaknya 80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana wajib diinvestasikan pada aset pendapatan tetap jangka pendek seperti deposito, sertifikat deposito, atau instrumen utang pemerintah dengan jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan. Peraturan ini membantu menjaga likuiditas, memastikan reksa dana dapat memenuhi kebutuhan penarikan modal investor kapan saja.
Selain itu, dana juga harus sepenuhnya mematuhi batasan investasi yang ditentukan dalam Pasal 110 Undang-Undang Efek 2019, untuk memastikan transparansi, manajemen risiko, dan keamanan bagi investor.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/sap-co-quy-dau-tu-trai-phieu-ha-tang-them-kenh-von-dai-han-cho-nen-kinh-te-20251113014428666.htm






Komentar (0)