Quang Ngai Setelah 14 tahun bekerja sebagai insinyur jembatan, Nguyen Le Duy, 38 tahun, memenangkan hadiah khusus di Olimpiade Matematika Siswa Nasional.
Anh Duy adalah salah satu dari 11 kandidat yang memenangkan hadiah khusus dalam ujian yang berlangsung pada 9-12 April di Kota Da Nang . Ujian tersebut diikuti oleh hampir 700 siswa dengan lebih dari 800 pendaftar untuk dua mata pelajaran, yaitu Aljabar dan Analisis, sebuah rekor dalam 30 tahun.
Untuk memenangkan penghargaan ini, kandidat harus meraih gelar sarjana terbaik di setiap mata pelajaran atau juara pertama di kedua mata pelajaran. Nguyen Le Duy termasuk dalam kelompok kedua.
Bapak Nguyen Le Duy di perpustakaan Universitas Pham Van Dong, 15 April. Foto: Pham Linh
Duy telah menggemari Matematika sejak SMP. Namun, setelah lulus SMA, ia memilih untuk kuliah Konstruksi Jalan dan Jembatan di Universitas Transportasi Hanoi (kampus 2 di Kota Ho Chi Minh), karena banyak kerabatnya yang bekerja di bidang ini.
Setelah lulus, pria kelahiran Quang Ngai ini menetap di Kota Ho Chi Minh untuk melanjutkan studi magisternya di bidang teknik jembatan dan jalan raya, lalu bekerja di sebuah perusahaan milik negara. Pada tahun 2015, Duy memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya agar lebih dekat dengan keluarga dan direkrut ke sebuah agensi di Kota Quang Ngai. Selama masa tersebut, ia menempuh pendidikan S2 Hukum di Universitas Da Nang untuk mengabdikan dirinya di dunia kerja.
Pada tahun 2019, seorang teman dekat yang seorang guru matematika menyarankan agar Duy mencoba mengajar mata pelajaran ini kepada beberapa siswa. Duy mendapati bahwa ia masih ingat rumus dan solusi yang dipelajarinya di SMA. Dipanggil "guru" oleh murid-muridnya membuatnya semakin bersemangat dan menyukai "pekerjaan sampingan" ini.
Pada tahun 2022, Duy berhenti dari pekerjaannya, mengikuti ujian masuk jurusan Pedagogi Matematika di Universitas Pham Van Dong, provinsi Quang Ngai, dan diterima.
"Saat itu, sekolah baru saja membuka jurusan Matematika, yang sesuai dengan keinginan saya untuk belajar di dekat rumah," kata Duy. Keuntungan lainnya adalah mahasiswa program keguruan dibebaskan dari biaya sekolah, serta tunjangan hidup bulanan sebesar 3,6 juta VND.
Berkat banyaknya buku dan majalah matematika yang ia pelajari sejak SMA, Duy tidak menemui banyak kesulitan dalam belajar. Sejak tahun pertamanya, ia mendaftar untuk mengikuti Olimpiade Matematika Nasional untuk siswa dan siswi, dan meraih juara kedua di bidang Aljabar. Tahun ajaran ini, ia meraih juara pertama di bidang Aljabar dan Analisis, yang membuat para guru dan siswa di sekolah bangga.
Pak Duy mengatakan bahwa penghargaan ini berkat bimbingan para dosen di departemennya, serta dukungan dari pihak sekolah. Ia berterima kasih kepada para dosen yang telah membantunya menemukan kembali gairahnya setelah sekian lama "berputar-putar".
Bapak Nguyen Le Duy di kampus Universitas Pham Van Dong, 15 April. Foto: Pham Linh
Magister Matematika Phan Ba Trinh, dosen senior di Universitas Pham Van Dong, menilai Duy sebagai sosok yang dinamis, berbakat, dan bersemangat dalam Matematika. Ia juga menunjukkan usaha yang besar, baik dalam studi maupun kehidupan.
Menurut Bapak Trinh, prestasi Duy merupakan dorongan besar bagi sekolah tersebut, menunjukkan bahwa meskipun terletak di provinsi terpencil, sekolah tersebut mampu mendidik dan membina siswa-siswa berprestasi. "Hasil ini juga menginspirasi mahasiswa di fakultas untuk belajar dan meneliti," ujar Bapak Trinh.
Pak Duy saat ini adalah seorang pelajar sekaligus guru. Oleh karena itu, sebagian besar waktu sehari-harinya dihabiskan untuk Matematika.
"Matematika membantu saya menyeimbangkan hidup setelah banyak kejadian," aku Duy. Hobinya adalah pergi ke kedai kopi untuk belajar sekaligus bersantai. Sesekali, ia mengunjungi perpustakaan sekolah untuk membaca edisi terbaru majalah Matematika.
Pham Linh
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)