Sirkulasi udara dari kipas angin dapat mengeringkan mulut, hidung, dan tenggorokan, yang menyebabkan produksi lendir berlebih.
Menyalakan kipas angin di samping tempat tidur di malam hari membantu Anda tetap sejuk saat tidur, melancarkan sirkulasi udara, dan mengurangi pengap. Namun, hal ini dapat merugikan banyak orang, seperti mereka yang memiliki alergi atau sensitif terhadap kebisingan di sekitar. Berikut beberapa dampak buruknya.
Reaksi alergi
Kipas angin menggerakkan udara di sekitar ruangan, menciptakan tungau debu. Penderita alergi atau asma dapat mengalami gejala yang lebih parah jika tidur dengan kipas angin menyala semalaman.
Udara kering
Aliran udara yang terus-menerus berhembus ke tubuh dapat menyebabkan kulit kering. Beberapa orang juga tidur dengan mulut terbuka, yang dapat menyebabkan mulut dan tenggorokan kering. Orang yang tidur dengan mata setengah terbuka juga dapat mengalami mata kering dan gatal saat bangun tidur.
Kipas angin dapat menyebarkan debu dan alergen. Foto: Freepik
Stimulasi sinus
Aliran udara juga cenderung mengeringkan saluran hidung Anda, yang dapat memengaruhi sinus Anda. Jika mulut kering Anda parah, hal itu dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak lendir untuk mengompensasinya. Anda kemudian dapat rentan terhadap hidung tersumbat, hidung tersumbat, dan sakit kepala sinus.
Tambahkan kebisingan
Beberapa orang mungkin merasa suara kipas angin mengganggu dan mengalihkan perhatian. Sebuah studi tahun 2014 dari Barzilai Medical Center di Israel menemukan bahwa tingkat kebisingan serendah 33-48 dB dapat berdampak signifikan pada tidur. Sementara itu, beberapa AC murah atau yang dirancang buruk justru lebih berisik, sekitar 50-60 dB.
Para ilmuwan berteori bahwa kebisingan lingkungan di malam hari dapat dengan mudah memengaruhi pendengaran dan menyebabkan insomnia. Hal ini menyebabkan kantuk dan kelelahan di siang hari, mudah tersinggung, perubahan suasana hati, serta penurunan kesehatan dan kinerja kognitif.
Selain risiko di atas, kebiasaan tidur dengan kipas angin menyala sepanjang malam juga dapat menyebabkan nyeri otot. Pasalnya, udara dingin yang bersirkulasi di dekat tubuh dapat menyebabkan kontraksi otot dan membuat otot tegang serta kram.
Untuk mengurangi efek samping tidur dengan kipas angin, setiap orang harus menjaga kebersihan rumah dan membersihkannya secara teratur untuk menghilangkan debu pada bilah kipas angin. Gunakan pembersih udara dengan filter HEPA untuk membatasi penyebaran tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan alergen lainnya. Selain itu, Anda dapat menggunakan dehumidifier untuk menghilangkan kelembapan berlebih di udara.
Saat tidur dengan kipas angin, atur timer untuk mati setelah 1-2 jam. Ini akan membantu menjaga ruangan tetap sejuk saat Anda tidur, tetapi mencegah udara kering bersirkulasi sepanjang malam, sehingga mengurangi risiko kulit, mata, dan sinus Anda kering. Hindari menempatkan kipas angin di satu tempat atau terlalu dekat dengan tubuh Anda karena dapat menyebabkan angin bersentuhan langsung dengan tubuh Anda. Sebagai gantinya, letakkan kipas angin 1 meter dari tempat tidur Anda dan atur ke mode osilasi.
Huyen My (Menurut GoodDrX, Sleep Foundation )
Pembaca mengajukan pertanyaan seputar penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan di sini agar dokter dapat menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)