
Acara ini, yang disponsori oleh Pemerintah Australia dan Selandia Baru, merupakan bagian dari serangkaian kegiatan untuk mendukung negara-negara anggota ASEAN dalam mengakses informasi dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial sesuai dengan komitmen internasional.
Berbicara di lokakarya tersebut, Ibu Nguyen Thi Thanh Mai, Direktur Regional Program RT4D, mengatakan bahwa proyek ini berlangsung dalam konteks Vietnam yang sedang mempromosikan implementasi Perjanjian Marrakesh—sebuah dokumen internasional tentang fasilitasi akses karya-karya yang diterbitkan bagi penyandang tunanetra, tunanetra, dan tunanetra cetak. Vietnam bergabung dengan Perjanjian ini pada Desember 2022. Pada Maret 2023, ketentuan-ketentuan dalam dokumen tersebut akan resmi berlaku di negara tersebut.
Sorotan program ini adalah pengenalan dua set pedoman baru, yang dikembangkan dalam kerangka proyek "Meningkatkan aksesibilitas salinan karya dalam format aksesibel bagi penyandang disabilitas baca". Melalui panduan ini, panduan ini memberikan panduan praktis bagi penyandang disabilitas baca dalam mencari dokumen, serta bagi lembaga dan organisasi yang bertanggung jawab untuk memastikan sumber dokumen ini.

Menurut Ibu Pham Thi Kim Oanh, Wakil Direktur Kantor Hak Cipta, lokakarya ini merupakan kesempatan untuk meninjau kemajuan implementasi Perjanjian Marrakesh di Vietnam, mendorong diskusi mengenai kesulitan dalam mengonversi karya yang telah diterbitkan ke dalam format yang aksesibel, serta meninjau dan merujuk pada pengalaman internasional yang relevan. Semua ini bertujuan untuk menciptakan kondisi terbaik bagi penyandang disabilitas untuk mengakses karya sastra, ilmiah , dan seni, mengabdi pada kehidupan material dan spiritual mereka, dan meningkatkan pengetahuan mereka.

Di pihak sponsor, Bapak Kayzad Namdarian, Konsul Ekonomi - Konsulat Jenderal Australia di Kota Ho Chi Minh, menegaskan: “Lokakarya ini merupakan langkah praktis untuk mewujudkan komitmen bersama kita dalam meningkatkan integrasi dan kerja sama ekonomi, serta memastikan manfaat perdagangan internasional dapat dirasakan oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas.”

Dengan partisipasi lebih dari 80 delegasi dari berbagai lembaga manajemen, penerbit, perpustakaan, universitas, organisasi penyandang disabilitas,... presentasi pada lokakarya tersebut menekankan peran teknologi digital, khususnya arsip daring dan perpustakaan elektronik, dalam menghilangkan hambatan dan menciptakan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas yang tidak dapat membaca media cetak untuk mengakses pendidikan, penelitian, dan budaya.
Selama diskusi, para delegasi sepakat tentang perlunya memperkuat kerja sama dan membangun peta jalan bersama menuju sistem penerbitan dan perpustakaan inklusif yang lebih baik dalam melayani kebutuhan pengetahuan semua orang.
Sumber: https://ttbc-hcm.gov.vn/tao-thuan-loi-cho-nguoi-khuet-tat-chu-in-tiep-can-tri-thuc-1019731.html
Komentar (0)