Pada tanggal 18 November, militer Thailand mengatakan 41 warganya telah kembali ke rumah dengan selamat setelah terdampar di Myanmar utara.
| Militer Thailand menyatakan bahwa warga negara tersebut kembali dari Negara Bagian Shan (Myanmar) melalui perbatasan Tachileik-Mae Sai berkat koordinasi antara pemerintah Thailand dan militer Myanmar. Foto ilustrasi. |
Di tengah meningkatnya pertempuran antara militer Myanmar dan kelompok etnis bersenjata di dekat perbatasan dengan China, militer Thailand mengatakan warga negara yang kembali dari Negara Bagian Shan (Myanmar) melalui gerbang perbatasan Tachileik-Mae Sai diizinkan kembali berkat koordinasi antara pemerintah Thailand dan militer Myanmar.
Thailand juga berupaya memulangkan setidaknya 264 warganya yang terlantar di dekat kota Laukkai. Selain meningkatkan ketegangan, Thailand menyatakan beberapa dari mereka yang terlantar di Myanmar adalah "korban perdagangan manusia" dan beberapa mungkin terkait dengan geng penipuan telekomunikasi.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kawasan Asia Tenggara, termasuk Myanmar, telah menjadi pusat penipuan daring dan telekomunikasi, dengan ratusan ribu orang diperdagangkan dan dipaksa oleh geng kriminal untuk bekerja di pusat penipuan atau terlibat dalam aktivitas daring ilegal lainnya.
Puluhan ribu orang saat ini melarikan diri dari Myanmar setelah kelompok pemberontak melancarkan serangan besar-besaran, yang dijuluki "Operasi 1027", bulan lalu.
Kelompok-kelompok ini telah merebut beberapa kota dan wilayah militer di banyak negara bagian di Myanmar, terutama wilayah utara Myanmar yang berbatasan dengan Cina.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)