Raksasa kopi Starbucks (AS) telah menginvestasikan lebih dari $220 juta di fasilitas baru di China, sebuah tanda bahwa konsumen China tetap penting bagi rantai kopi global meskipun ada risiko penurunan ekonomi yang besar.
Starbucks menyatakan bahwa ini adalah investasi terbesar yang pernah mereka lakukan dalam pusat produksi dan distribusi kopi di luar Amerika Serikat. Lokasi tersebut mencakup fasilitas pemanggangan kopi yang besar dan area di mana pengunjung dapat menyaksikan bagaimana minuman disiapkan.
Pembukaan "Taman Inovasi" seluas 7.400 meter persegi di Kunshan, dekat Shanghai, berlangsung pada tanggal 19 September, setelah tertunda selama setahun. Total investasi ini hampir 50% lebih tinggi dari $150 juta yang sebelumnya direncanakan Starbucks untuk dialokasikan pada tahun 2020.
Sebelumnya, Starbucks memperkirakan fasilitas tersebut akan "dibuka pada musim panas 2022," meskipun jadwal tersebut awalnya diberikan pada November 2020, ketika China sedang bergulat dengan pembatasan terkait Covid-19.
China telah lama menjadi salah satu pendorong pertumbuhan terpenting Starbucks, berfungsi sebagai pasar terbesar kedua perusahaan secara global dan pasar luar negeri terkemuka. Namun, CEO Starbucks Laxman Narasimhan menyatakan bahwa perusahaan "masih dalam tahap awal di China," yang menyiratkan bahwa konsumsi kopi di negara yang secara tradisional gemar minum teh ini masih relatif rendah.
Laxman Narasimhan yakin ruang baru ini akan meningkatkan rantai pasokan dan tujuan keberlanjutan, terutama karena fasilitas ini akan menjadi pabrik produksi kopi paling hemat energi di dunia milik perusahaan.
Yang perlu diperhatikan, pada tanggal 18 September, Starbucks mengumumkan pengangkatan Molly Liu, CEO Starbucks China, sebagai Wakil Presiden Eksekutif dan CEO Starbucks China, efektif mulai 2 Oktober.
Sejak bergabung dengan Starbucks pada tahun 2012, Molly Liu telah meletakkan dasar bagi penjualan digital perusahaan di pasar Tiongkok, khususnya dengan peluncuran layanan pemesanan digital "Starbucks Delivers" dan "Starbucks Now," yang menyumbang 48% dari penjualan di negara tersebut pada kuartal ketiga tahun 2023.
Selain itu, ia mendirikan program Starbucks Rewards dan mengubahnya menjadi program loyalitas terkemuka dengan lebih dari 20 juta anggota aktif. Baru-baru ini, ia mengawasi ekspansi perusahaan yang dipercepat ke lebih banyak lokasi toko, sekaligus mendorong inovasi minuman kopi dengan peluncuran platform baru yang sukses.
Sebuah survei yang dirilis pada 19 September oleh Kamar Dagang Amerika di Shanghai menunjukkan bahwa optimisme di kalangan bisnis Amerika di Tiongkok berada pada "titik terendah sepanjang sejarah," terutama karena perekonomian yang lesu dan ketegangan antara Washington dan Beijing. Namun, perkembangan terkini menunjukkan bahwa penurunan tersebut secara bertahap mulai stabil.
Pembukaan "Taman Inovasi" di China dipandang sebagai langkah besar dalam ambisi Starbucks untuk menaklukkan pasar China.
Sebelumnya, pada tahun 2017, Starbucks sepenuhnya mengakuisisi mitra waralabanya di Tiongkok senilai $1,3 miliar, sehingga mengubah 1.300 lokasi waralaba menjadi bisnis milik Starbucks, di samping 1.500 toko yang sudah ada.
Saat ini perusahaan memiliki lebih dari 6.500 kedai kopi di lebih dari 250 kota di seluruh Tiongkok, dengan rata-rata satu toko baru dibuka setiap sembilan jam di negara tersebut. Hal ini menunjukkan ambisi Starbucks untuk menjadikan Tiongkok sebagai pasar utamanya, bahkan melampaui AS untuk menjadi pasar terbesar perusahaan secara global pada tahun 2025, seperti yang dinyatakan oleh mantan CEO Howard Schultz pada tahun 2022.
(Menurut Erienewsnow)
Sumber






Komentar (0)