Saat ini, sekitar 23% penduduk Vietnam adalah kaum muda – sebuah rasio emas yang menandakan potensi pembangunan yang sangat besar. Sejarah bangsa telah membuktikan bahwa, di setiap tahapnya, kaum muda selalu menjadi kekuatan garda terdepan. Selama perjuangan kemerdekaan, dari gerakan "Asosiasi Pemuda Revolusioner" hingga pasukan yang "berbaris melintasi Pegunungan Truong Son untuk menyelamatkan negara," generasi muda mendedikasikan masa muda, kecerdasan, bahkan darah dan nyawa mereka untuk Tanah Air.
Saat ini, dengan negara yang damai dan terintegrasi ke dalam komunitas global, misi kaum muda telah berubah, tetapi semangat kepeloporannya tetap utuh. Kaum muda tidak lagi berperang dengan senjata dan peluru, tetapi mereka masih menghadapi "medan perang" baru: memerangi perubahan iklim, memberantas kemiskinan, melindungi lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melestarikan identitas budaya, dan berintegrasi ke dalam ekonomi global.
Seorang wirausahawan muda yang meraih kesuksesan, sebuah tim peneliti yang menciptakan teknologi hemat energi, atau sebuah tim sukarelawan yang pergi ke daerah terpencil untuk mengajarkan melek huruf… semuanya berkontribusi dalam menulis babak selanjutnya dari sejarah generasi mereka.
Pendidikan dan keterampilan adalah kunci bagi kaum muda untuk memasuki era baru. Revolusi Industri Keempat secara mendalam mengubah cara orang belajar, bekerja, dan berkomunikasi. Kualifikasi masih penting, tetapi tidak lagi cukup.
Generasi muda membutuhkan keterampilan lunak, pemikiran kritis, kemampuan kerja tim, literasi digital, dan kapasitas untuk belajar sepanjang hayat. Pembelajaran seharusnya bukan hanya untuk nilai, tetapi untuk memecahkan masalah dunia nyata. Banyak contoh anak muda yang sukses menunjukkan bahwa yang menentukan kesuksesan bukanlah latar belakang seseorang (kaya atau miskin), melainkan pembelajaran proaktif dan semangat inovasi.
Lapangan kerja dan kewirausahaan tetap menjadi perhatian utama. Banyak anak muda Vietnam masih menghadapi pengangguran atau bekerja di bidang yang tidak terkait dengan pelatihan mereka, yang disebabkan oleh kesenjangan antara pendidikan dan tuntutan pasar.
Namun, era transformasi digital, ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan lain-lain, juga membuka banyak peluang baru. Perusahaan rintisan di bidang pertanian berteknologi tinggi, pariwisata berbasis komunitas, dan e-commerce membuktikan bahwa kaum muda dapat menciptakan lapangan kerja bagi diri mereka sendiri dan komunitas mereka. Tetapi untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan, kaum muda membutuhkan lebih banyak dukungan dalam hal modal, keterampilan manajemen, dan koneksi pasar, serta menumbuhkan etika profesional untuk pembangunan berkelanjutan.
Kesehatan mental adalah tantangan yang diam-diam namun serius. Tekanan belajar, pekerjaan, dan media sosial menyebabkan banyak anak muda mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Menangani kesehatan mental dengan serius sama pentingnya dengan menangani kesehatan fisik.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang mendengarkan, mendukung, dan mengurangi prasangka. Kaum muda juga perlu belajar bagaimana mengelola emosi mereka, mencari bantuan saat dibutuhkan, dan menyeimbangkan antara belajar, bekerja, dan beristirahat.
Kesetaraan gender merupakan faktor kunci dalam membuka potensi penuh generasi muda. Vietnam telah mencapai kemajuan signifikan di bidang ini, dengan meningkatnya jumlah insinyur, ilmuwan, pengusaha, dan pemimpin perempuan. Namun, di beberapa daerah, prasangka dan hambatan masih ada, yang membatasi kesempatan pendidikan dan pengembangan bagi perempuan muda. Setiap anak muda, laki-laki maupun perempuan, perlu diberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dan berkontribusi kepada masyarakat.
Generasi muda seharusnya tidak hanya menjadi penerima manfaat kebijakan, tetapi juga peserta aktif dalam pembuatan kebijakan. Di Vietnam, Persatuan Pemuda Komunis Ho Chi Minh dan organisasi pemuda lainnya memainkan peran sebagai jembatan, membawa suara kaum muda kepada kepemimpinan. Banyak pemuda Vietnam telah mewakili negara di forum internasional, mengusulkan inisiatif tentang lingkungan, pendidikan, kesetaraan gender, dan kewirausahaan. Ini bukan hanya sumber kebanggaan pribadi tetapi juga mencerminkan citra Vietnam yang dinamis, terintegrasi, dan bertanggung jawab di masyarakat internasional.
Hari Pemuda Internasional seharusnya tidak hanya terbatas pada kegiatan perayaan atau propaganda yang dangkal. Yang penting adalah setiap anak muda bertanya pada diri sendiri: "Apa yang telah saya lakukan untuk diri saya sendiri, untuk komunitas saya, dan untuk negara saya?" Jawabannya dapat berasal dari tindakan sederhana: menanam pohon, menghemat listrik, mengajar anak-anak kurang mampu, melestarikan bahasa Vietnam dan budaya tradisional. Tindakan kecil namun berkelanjutan akan bergabung untuk menciptakan perubahan yang signifikan.
Dunia berubah dengan cepat dan tidak menunggu siapa pun. Generasi muda saat ini akan membentuk Vietnam dalam 10, 20, atau 50 tahun mendatang. Peluang berlimpah, tetapi tantangan juga banyak. Hanya dengan pengetahuan, keberanian, ambisi, dan semangat yang tinggi, generasi muda Vietnam dapat sepenuhnya mewujudkan misi zaman ini: membangun negara yang maju, berkelanjutan, dan terintegrasi, sehingga Vietnam tidak hanya dapat berdiri bahu-membahu dengan teman-teman di seluruh dunia, tetapi juga dengan percaya diri memimpin di bidang kekuatannya.
DUC ANH
Sumber: https://baoapbac.vn/xa-hoi/202508/thanh-nien-viet-nam-va-su-menh-thoi-dai-1048002/






Komentar (0)