Perlombaan untuk kualitas dan kepercayaan pelanggan
Konsumen masa kini lebih memilih peralatan rumah tangga bekas apabila produknya masih bagus dan memiliki kontrol kualitas, apalagi harganya 30% hingga 50% lebih murah dibanding produk baru.
Ibu Pham Thi Bich (Hoan Kiem, Hanoi ), setelah menemukan lemari es yang cocok untuk keluarganya di pasar barang bekas di distrik Dong Anh, bercerita bahwa dengan 15 juta VND, ia bisa membeli lemari es sekaligus mesin cuci bekas, bukan hanya membeli yang baru.
| Pasar barang bekas Van Phuc (Ha Dong, Hanoi) menjual banyak produk murah dan menarik banyak pelanggan. Foto: Minh Tien |
Di Hanoi, pasar peralatan rumah tangga bekas semakin ramai dengan hadirnya sejumlah toko baru, di samping pasar tradisional seperti Cho Troi (Hoan Kiem) dan pasar barang bekas Van Phuc (Ha Dong). Namun, tidak semua bisnis dapat bertahan dalam lingkungan yang kompetitif. Selain harga yang wajar, pelanggan semakin memperhatikan kualitas produk dan kebijakan garansi.
Bapak Nguyen Van Manh, Direktur Pasar Barang Bekas Thuong Thuong, menyampaikan kepada wartawan Surat Kabar Cong Thuong: " Menjual barang bekas saat ini bukan hanya soal harga. Pelanggan membutuhkan produk yang memastikan fungsionalitas, harga yang wajar, dan terutama memperhatikan kebijakan garansi dan perawatan . "
Mereka yang berinvestasi dalam pengujian produk dan berkomitmen pada garansi jangka panjang memperoleh keuntungan, sementara mereka yang tidak menjamin hal ini mudah kehilangan kepercayaan pelanggan.
"Selain itu, untuk meningkatkan kualitas produk, banyak toko juga mempromosikan bisnis daring agar dapat menjangkau pelanggan dengan lebih baik. Penjualan melalui siaran langsung dan unggahan pengenalan produk di TikTok, Facebook, dan Zalo membantu meningkatkan transparansi dan memperkuat kepercayaan konsumen," tambah Bapak Manh.
| TV, kulkas, dan mesin cuci bekas – barang-barang yang banyak dicari di pasar barang bekas Hanoi. Foto: Minh Tien |
Potensial namun menantang
Selain manfaat ekonomi , pembelian peralatan rumah tangga bekas juga membantu mengurangi limbah elektronik - masalah lingkungan yang mengkhawatirkan di Vietnam.
Menurut Institut Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Vietnam menghasilkan sekitar 100.000 ton sampah elektronik setiap tahun, terutama dari peralatan rumah tangga dan kantor. Tanpa langkah-langkah daur ulang yang efektif, jumlah ini akan terus meningkat tajam.
Untuk memastikan kualitas barang dan membatasi peredaran barang berkualitas buruk, badan pengelola telah mengeluarkan sejumlah peraturan untuk mengendalikan pasar barang bekas. Berdasarkan Surat Edaran 12/2018/TT-BCT, beberapa barang bekas dilarang diimpor untuk mengurangi risiko kualitas. Sementara itu, Keputusan 18/2019/QD-TTg juga mewajibkan impor perangkat elektronik bekas untuk memenuhi standar keawetan dan keamanan.
Namun, penerapan peraturan ini masih menghadapi banyak kendala. Beberapa toko ritel kecil tidak menjamin asal-usul dan kebijakan garansi, sehingga mengurangi kepercayaan pelanggan. Untuk mendorong pengembangan pasar yang berkelanjutan, diperlukan mekanisme pengendalian mutu yang lebih ketat, serta pemberian sertifikasi bergengsi kepada pelaku usaha barang bekas.
| Agar pasar peralatan rumah tangga bekas dapat berkembang secara transparan dan berkelanjutan, diperlukan kerja sama antara pelaku bisnis, lembaga manajemen, dan konsumen. Ketika setiap mata rantai dalam rantai pasokan ini menjalankan perannya dengan baik, peralatan rumah tangga bekas tidak hanya menjadi pilihan yang ekonomis tetapi juga solusi efektif untuk melindungi lingkungan. |
Sumber: https://congthuong.vn/thi-truong-do-gia-dung-cu-re-tien-co-kem-ben-380579.html










Komentar (0)