Perdana Menteri Pham Minh Chinh bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Arab Saudi.

Menurut koresponden khusus VNA, dalam rangka menghadiri konferensi Future Investment Initiative (FII8) ke-8 serta mengunjungi dan bekerja di Kerajaan Arab Saudi, pada pagi hari tanggal 30 Oktober (waktu setempat), di Riyadh, Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengadakan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan besar Arab Saudi untuk mempromosikan kerja sama investasi.

* Dalam pertemuan dengan para pemimpin Zamil Group – grup investasi industri terbesar Arab Saudi yang hadir di 60 negara di seluruh dunia – para pemimpin Zamil menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan efektif dari pemerintah Vietnam, dari tingkat pusat hingga daerah. Mereka menyatakan bahwa Zamil telah berinvestasi di Vietnam sejak tahun 1993 dan saat ini memiliki tiga fasilitas produksi, yang menyumbang 70% ekspor baja di Asia Tenggara. Setelah mengalami investasi yang sukses di Vietnam, Zamil menyadari bahwa identitasnya selaras dengan nilai-nilai Vietnam dan ingin memperluas investasinya di Vietnam.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh menerima Bapak Abdulla Mohammed Al Zamil, Ketua Perusahaan Investasi Industri Zamil. Foto: Duong Giang/VNA.

Dalam kesempatan itu, Perdana Menteri mengucapkan selamat kepada Zamil atas investasi yang efektif dan rencana ekspansinya di Vietnam. Ia menyarankan agar, selain memperluas produksi, Grup tersebut terus melakukan diversifikasi produk, rantai pasokan, dan jaringan distribusi; mempromosikan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta transformasi digital untuk produksi hijau dan bersih, perlindungan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Perdana Menteri juga meminta Zamil untuk mengundang lebih banyak perusahaan Arab Saudi dan internasional untuk berinvestasi dan berbisnis di Vietnam…

Perdana Menteri menyatakan bahwa Vietnam mendorong pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi; memprioritaskan pengembangan industri berteknologi tinggi, transformasi hijau, transformasi digital, dan perlindungan lingkungan; berfokus pada penyempurnaan institusi, mendorong pengembangan infrastruktur strategis, mereformasi prosedur administrasi, dan melatih sumber daya manusia berkualitas tinggi, sehingga membantu bisnis mengurangi biaya produksi, biaya input, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan meningkatkan efisiensi investasi; serta meningkatkan kualitas infrastruktur sosial seperti layanan kesehatan, budaya, dan pendidikan, untuk menjamin kesejahteraan investor.

* Setelah itu, Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengadakan pertemuan kerja dengan para pemimpin Perusahaan Investasi Pertanian dan Peternakan Arab Saudi - SALIC.

Dengan mengapresiasi strategi pembangunan Vietnam dan fondasi penting yang menciptakan kondisi menguntungkan bagi bisnis untuk berinvestasi dan berkembang secara efektif, pimpinan perusahaan SALIC menyatakan bahwa mereka telah melakukan investasi tidak langsung di Vietnam melalui mitra. Sejalan dengan itu, perusahaan telah mengimpor dan mendistribusikan sekitar 100.000 ton barang Vietnam ke negara lain.

Perwakilan perusahaan menyatakan bahwa SALIC berkomitmen terhadap ketahanan pangan global dan merupakan eksportir daging merah terbesar di Amerika Selatan, mengekspor ke lebih dari 100 negara. SALIC ingin memperluas kerja sama dan investasi di Vietnam, khususnya dalam produksi, pengolahan, dan ekspor beras, pakan ternak, unggas, ternak, dan budidaya perikanan; dan siap berbagi teknologi serta bertukar pengalaman dengan mitra Vietnam di bidang ini.

Perdana Menteri Pham Minh Chinh menerima Bapak Sulaiman bin Abdulrahman AlRumaih, Direktur Jenderal Perusahaan Investasi Pertanian dan Peternakan Arab Saudi (SALIC). Foto: Duong Giang/VNA

Menyambut rencana investasi Perusahaan SALIC di Vietnam, Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyatakan bahwa Vietnam terus meningkatkan lembaga-lembaganya secara adil dan transparan; memprioritaskan sektor-sektor prioritas sesuai dengan tren pembangunan baru; dan mendorong terobosan dalam infrastruktur strategis, termasuk infrastruktur fisik dan non-fisik, ke arah "kebijakan terbuka, infrastruktur tanpa hambatan, dan tata kelola yang cerdas".

Selain itu, Vietnam menjamin stabilitas politik, keamanan, dan pertahanan nasional, sehingga bisnis dapat dengan percaya diri mengejar strategi investasi jangka panjang di Vietnam tanpa khawatir.

Perdana Menteri menyatakan bahwa, di tengah tantangan global saat ini, berkat langkah dan pilihan yang tepat, situasi sosial-ekonomi Vietnam telah mencapai hasil yang luar biasa dan komprehensif: stabilitas makroekonomi, pengendalian inflasi, dan pemeliharaan keseimbangan utama. Terutama, meskipun terjadi penurunan investasi global, Vietnam masih berhasil menarik investasi asing sekitar 35-40 miliar USD, dengan modal yang dicairkan mencapai 23-25 miliar USD tahun ini.

Saat ini, Vietnam telah menandatangani 17 perjanjian perdagangan bebas dengan sebagian besar ekonomi utama dunia. Akibatnya, perdagangan Vietnam telah tumbuh secara signifikan, dengan ekspor yang diproyeksikan mencapai sekitar US$800 miliar pada tahun 2024, menempatkannya di antara 18-20 ekonomi perdagangan terbesar di dunia.

Menyambut baik kerja sama dan investasi SALIC di Vietnam, khususnya di sektor pertanian, Perdana Menteri meminta SALIC untuk mengirimkan delegasi guna melakukan riset lapangan dan bekerja secara khusus dengan lembaga-lembaga terkait di Vietnam untuk mengembangkan proyek-proyek konkret.

Sumber