Demikian pesan yang ditegaskan Wakil Menteri Kesehatan , Bapak Nguyen Tri Thuc pada Konferensi Ilmiah Internasional tentang Gizi Sekolah 2025 bertema "Untuk Vietnam yang Sehat - Untuk Citra Diri Orang Vietnam", yang baru-baru ini diselenggarakan.
| Partai dan Negara senantiasa memandang pekerjaan gizi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi pembangunan manusia. |
Menurut Wakil Menteri, kekurangan atau ketidakseimbangan gizi akan menimbulkan serangkaian konsekuensi: anak-anak akan terhambat pertumbuhannya dan kekurangan gizi; orang dewasa akan rentan terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas; masyarakat akan harus menghadapi beban biaya medis dan penurunan produktivitas tenaga kerja, faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi daya saing negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam telah mencatat banyak pencapaian yang menggembirakan: dari tahun 2010 hingga 2020, tinggi rata-rata remaja berusia 18 tahun meningkat sebesar 3,7 cm untuk pria dan 2,6 cm untuk wanita.
Angka stunting pada anak balita telah menurun dari lebih dari 30% menjadi di bawah 19,6% (pada tahun 2020), suatu tingkat perbaikan yang lebih tinggi daripada rata-rata kawasan Asia Tenggara. Hal ini merupakan hasil dari partisipasi yang sinkron dan drastis dari seluruh sistem politik dan masyarakat.
Namun, di samping pencapaian tersebut, upaya peningkatan gizi masih menghadapi banyak tantangan. Di banyak daerah terpencil dan minoritas etnis, angka malnutrisi dan stunting pada anak masih di atas 30%, hampir dua kali lipat rata-rata nasional.
Sementara itu, di kota-kota besar, angka kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan pelajar meningkat pesat dan telah melampaui 20%. Tinggi badan rata-rata remaja Vietnam memang membaik, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan Jepang, Korea, dan Thailand.
Isu-isu ini menunjukkan bahwa peningkatan gizi, terutama pada anak usia sekolah, tahap "emas" terakhir untuk intervensi yang efektif, merupakan tugas yang strategis dan mendesak. Wakil Menteri Nguyen Tri Thuc menekankan perlunya membangun program gizi sekolah yang komprehensif, sistematis, dan mendalam dengan melibatkan seluruh masyarakat.
Dalam lokakarya tersebut, Wakil Menteri Kesehatan mengusulkan tiga kelompok solusi utama. Pertama, penyempurnaan kelembagaan dan kebijakan, dengan mempertimbangkan investasi di bidang gizi sebagai investasi pembangunan.
Perlu dibangun program Susu Sekolah dan Gizi Sekolah nasional, yang menjamin sifatnya ilmiah, transparan dan efektif; sekaligus merancang mekanisme kebijakan yang tepat untuk memobilisasi sumber daya dari dunia usaha dan masyarakat, sehingga meningkatkan keberlanjutan program.
Kedua, perlu mengubah kesadaran seluruh masyarakat, membangun ekosistem gizi sekolah yang komprehensif, tidak hanya berhenti pada "makan cukup" tetapi "makan dengan benar, makan cukup, makan beragam dan aman", dikombinasikan dengan latihan fisik ilmiah.
Ketiga, dorong transformasi digital dan tingkatkan kerja sama internasional. Vietnam perlu membangun basis data digital untuk memantau menu, menilai status gizi dan kesehatan siswa; sekaligus, secara proaktif menyerap dan menerapkan model-model sukses dari negara-negara seperti Jepang, Korea, Finlandia, dan lain-lain secara kreatif ke dalam praktik di negara tersebut.
Khususnya, pada Lokakarya tersebut, Dr. Le Thai Ha, Wakil Direktur Departemen Pencegahan Penyakit (Kementerian Kesehatan) mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan sedang menyusun Undang-Undang tentang Pencegahan Penyakit, yang mencakup bab terpisah tentang gizi sekolah.
Draf tersebut dengan jelas menyatakan bahwa siswa akan dididik dan diberi informasi tentang gizi; dijamin mendapat makanan sekolah yang sesuai dengan usia, dan status gizi mereka dinilai secara berkala.
Peraturan tersebut akan berubah dari yang direkomendasikan menjadi wajib, dengan secara jelas mendefinisikan tanggung jawab sekolah dalam menjaga kesehatan siswa secara menyeluruh, baik secara fisik maupun mental, melalui jaminan keamanan pangan, penerapan gizi yang tepat, dan peningkatan aktivitas fisik.
Kementerian Kesehatan sedang berupaya menyelesaikan Rancangan Perpres tersebut untuk disampaikan kepada Pemerintah guna dilaporkan kepada Majelis Nasional guna dipertimbangkan dan disetujui pada sidang Oktober mendatang.
Berbicara di akhir lokakarya, Wakil Menteri Nguyen Tri Thuc meminta kementerian, cabang dan daerah untuk menjadikan gizi sekolah sebagai prioritas dalam rencana aksi mereka.
Di sektor pendidikan, guru perlu menjadi pelopor dalam menyebarkan pengetahuan dan praktik gizi ilmiah. Dunia usaha harus menunjukkan tanggung jawab sosial dengan bekerja sama dengan negara dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas makanan sekolah.
Orang tua perlu menjadi sekutu yang dapat dipercaya, dimulai dari makanan keluarga. Pada saat yang sama, Wakil Menteri juga dengan hormat meminta organisasi-organisasi internasional untuk terus mendampingi, berbagi pengalaman, dan mendukung Vietnam dalam perjalanan menuju generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan bahagia.
Sumber: https://baodautu.vn/thuc-day-dinh-duong-hoc-duong-vi-mot-viet-nam-khoe-manh-phat-trien-toan-dien-d359428.html






Komentar (0)