Badai No. 3 telah menyebabkan kerusakan parah pada sektor kehutanan, dengan lebih dari 170.000 hektar hutan hancur di 13 provinsi dan kota di wilayah Utara. Menanggapi situasi ini, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan mengadakan konferensi daring pada 24 September untuk membahas solusi mengatasi dampaknya, memastikan pasokan bahan baku kayu, dan mendukung pelaku usaha untuk memulihkan produksi.
Risiko kekurangan bahan kayu
Menurut Departemen Kehutanan, per 23 September, luas hutan yang rusak di 13 provinsi dan kota telah mencapai hampir 170.000 hektar. Quang Ninh merupakan wilayah yang paling parah terdampak dengan lebih dari 110.000 hektar hutan yang rusak, diikuti oleh Bac Giang (26.000 hektar), Lang Son (20.000 hektar), dan Hai Phong (10.000 hektar).
Tak hanya hutan tanaman yang terdampak, perusahaan-perusahaan kayu juga mengalami kerugian besar. Total kerugian yang dialami perusahaan-perusahaan anggota Asosiasi Kayu dan Hasil Hutan Vietnam, termasuk perusahaan-perusahaan yang memproduksi kayu lapis, serpih kayu, dan pelet, diperkirakan mencapai lebih dari 510 miliar VND.
Bapak Trieu Van Luc, Wakil Direktur Departemen Kehutanan, mengatakan bahwa Badai No. 3 merusak sekitar 12 juta meter kubik kayu mentah. Kerusakan ini menempatkan rantai pasokan kayu mentah pada risiko penurunan yang serius di tahun-tahun mendatang. Ketika kawasan hutan tanaman hancur, dibutuhkan waktu 5-7 tahun untuk dapat dieksploitasi kembali.
Solusi penyelamatan hutan
Menghadapi kerusakan yang sangat parah, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah meminta pemerintah daerah untuk segera menyusun rencana pemanfaatan kayu mentah dari pohon tumbang dan memulihkan kawasan hutan yang rusak. Reboisasi akan diprioritaskan segera setelah cuaca membaik.
Pada saat yang sama, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan menginstruksikan instansi terkait dan daerah terdampak untuk segera mengambil langkah-langkah dukungan bagi pelaku usaha dan masyarakat. Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah mengusulkan agar Pemerintah mengembangkan dan menerapkan polis asuransi bagi hutan produksi guna meminimalkan risiko bencana alam bagi petani hutan. Hal ini dianggap sebagai langkah jangka panjang untuk membantu mengurangi beban keuangan rumah tangga dan pelaku usaha saat menghadapi bencana alam seperti badai dan banjir.
Kementerian juga menyarankan agar pemerintah daerah mempromosikan model kerja sama antara badan usaha dan petani hutan untuk meningkatkan nilai produksi dan rantai pasok produk hutan. Hal ini akan membantu menciptakan produksi kayu mentah yang stabil, sehingga mendukung petani hutan untuk mengatasi kesulitan pascabencana alam.
Untuk memulihkan hutan dan produksi kehutanan, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah mengusulkan agar Pemerintah menyediakan paket kredit preferensial guna mendukung pelaku usaha dalam mengakses modal berbunga rendah untuk pulih dengan cepat pascabadai. Di saat yang sama, masyarakat akan menikmati kebijakan penangguhan dan perpanjangan utang untuk melanjutkan produksi.
VAN PHUC
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/tim-cach-tieu-thu-luong-go-rung-bi-gay-do-do-bao-so-3-post760480.html
Komentar (0)