Laporan ODNI setebal 4 halaman itu menyebutkan komunitas intelijen AS masih belum dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa SARS CoV-2 berasal dari laboratorium, tetapi mereka tidak dapat menemukan asal Covid-19, menurut Reuters.
"Badan Intelijen Pusat (CIA) dan badan lainnya masih belum dapat menentukan asal muasal pandemi Covid-19 secara pasti, karena kedua teori (alamiah dan laboratorium) didasarkan pada asumsi, atau dibantah oleh laporan yang saling bertentangan," demikian bunyi laporan ODNI.
Menurut laporan tersebut, meskipun penelitian telah dilakukan terhadap virus corona di Institut Virologi Wuhan (WIV) di Cina, badan intelijen AS belum menemukan bukti adanya insiden spesifik yang dapat menyebabkan wabah Covid-19.
Petugas keamanan berjaga di luar Institut Virologi Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, selama kunjungan pada 3 Februari 2021 oleh tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul Covid-19.
"Kami masih belum memiliki indikasi bahwa penelitian pra-pandemi WIV mencakup SARS CoV-2... kami juga tidak memiliki bukti langsung bahwa insiden terkait penelitian tertentu terjadi, yang melibatkan staf WIV sebelum pandemi, yang dapat menyebabkan pandemi Covid-19," kata laporan ODNI.
Asal usul pandemi Covid-19 telah menjadi bahan perdebatan sengit di Amerika Serikat hampir sejak kasus dilaporkan di kota Wuhan di Cina pada akhir tahun 2019.
Presiden AS Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang pada Maret 2023 untuk mendeklasifikasi informasi terkait asal-usul pandemi Covid-19. Saat menandatangani RUU tersebut, Presiden Biden mengatakan bahwa ia sependapat dengan tujuan Kongres AS untuk mengungkapkan sebanyak mungkin informasi tentang asal-usul Covid-19.
Presiden Biden Terbitkan UU Deklasifikasi Informasi Asal Virus Covid-19, Tiongkok Menentang
Direktur FBI Christopher Wray mengatakan pada 28 Februari bahwa FBI pernah menilai bahwa asal mula pandemi Covid-19 "kemungkinan besar merupakan potensi kecelakaan laboratorium" di Wuhan. Sementara itu, Tiongkok mengatakan klaim semacam itu "sama sekali tidak kredibel," menurut Reuters.
Hingga 20 Maret, empat lembaga AS lainnya masih menilai bahwa Covid-19 kemungkinan merupakan hasil penularan alami, sementara dua lembaga belum mencapai kesimpulan, menurut Reuters.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)