
Dalam daftar yang diterbitkan pada 8 Desember, New York Times mencatat bahwa pada tahun pertamanya menjabat, Presiden Sheinbaum berkontribusi dalam menarik perhatian pada mode tradisional Meksiko dengan mengenakan pakaian bersulam tradisional dan mengambil tindakan tegas terhadap merek-merek besar yang meniru desain dari pengrajin lokal Meksiko.
Berbicara pada konferensi pers di hari yang sama, Presiden Sheinbaum menyatakan kebanggaannya bahwa para penenun, penyulam, dan penenun tenun di Meksiko, yang mayoritas adalah perempuan, merupakan sumber kebanggaan nasional. Kepala negara perempuan itu menyatakan bahwa banyak pakaian yang dikenakannya adalah hadiah yang diterima selama perjalanannya ke seluruh negeri, yang dirancang dan dipilih oleh sekelompok penjahit yang membantu menciptakan huipil – pakaian tradisional yang disulam tangan dan menampilkan pola-pola asli lainnya.
Presiden Sheinbaum menekankan bahwa ini bukanlah merek-merek mahal biasa, melainkan kain-kain yang dibeli dan digunakan sendiri untuk mendesain pakaian tersebut. Pemimpin Meksiko itu menyampaikan rasa terima kasih atas pengakuan dari surat kabar Amerika tersebut, tetapi menekankan bahwa mereka yang benar-benar pantas mendapatkan ucapan terima kasih adalah para perempuan pengrajin pribumi Meksiko atas kreativitas dan keindahan yang mereka tanamkan dalam setiap jahitan.
Ibu Sheinbaum menyoroti bahwa setiap motif sulaman tidak hanya mewujudkan usaha dan keterampilan, tetapi juga tradisi, sejarah, dan warisan, yang menunjukkan kreativitas perempuan, terutama perempuan pribumi Meksiko. Beliau mencatat bahwa pemerintah Meksiko bertujuan untuk mendukung para perajin perempuan ini dalam mengakses lebih banyak pasar, baik di dalam negeri maupun internasional.
Surat kabar Amerika itu memuji gaya elegan Presiden Sheinbaum, sekaligus menyebutkan tindakan tegas pemerintah Meksiko terhadap merek-merek besar yang memproduksi versi palsu dari tekstil bordir asli negara tersebut.
Pada bulan Agustus, merek olahraga Adidas mengeluarkan permintaan maaf publik setelah dikritik karena "appropriasi budaya" ketika mereka mengambil inspirasi dari sandal huarache tradisional komunitas Yalálag di negara bagian Oaxaca, Meksiko, untuk sepatu "Oaxaca Slip-On" mereka. Permintaan maaf publik Adidas muncul setelah Presiden Sheinbaum menekankan bahwa huarache adalah "kekayaan intelektual kolektif," dan oleh karena itu membutuhkan "kompensasi" dan kepatuhan terhadap undang-undang perlindungan warisan budaya.
Sumber: https://baolamdong.vn/tong-thong-mexico-ton-vinh-phu-nu-ban-dia-sau-binh-chon-cua-new-york-times-409562.html






Komentar (0)