Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Foto: THX/TTXVN |
Berbicara kepada wartawan, Bapak Guterres juga mendesak “semua pihak yang berpengaruh untuk melakukan bagian mereka bagi rakyat (Suriah) yang terus-menerus menderita,” dan menyatakan bahwa semua pihak memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil.
Eskalasi konflik di Suriah merupakan akibat dari "kegagalan kolektif kronis" dalam diplomasi, ujar Sekretaris Jenderal PBB. "Setelah 14 tahun konflik, sudah saatnya semua pihak untuk secara serius bekerja sama dengan Utusan Khusus saya untuk Suriah, Geir Pedersen, untuk mengembangkan pendekatan baru yang inklusif dan komprehensif dalam menyelesaikan krisis ini sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan 2254," ujarnya. Resolusi 2254 diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun 2015 untuk menetapkan peta jalan bagi transisi politik di Suriah.
Pada hari yang sama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Guterres. Dalam panggilan tersebut, pemimpin Turki tersebut mengatakan bahwa fase baru "yang dikelola secara damai" telah tercapai dalam konflik di Suriah.
Kantor kepresidenan Turki mengutip Erdogan yang menyampaikan kepada Sekjen PBB bahwa pemerintahan Presiden Bashar al-Assad perlu segera berdialog dengan rakyatnya untuk "segera" mencapai "solusi politik" bagi perang saudara. Pemimpin Turki tersebut menegaskan bahwa Ankara berupaya meredakan ketegangan, melindungi warga sipil, dan membuka jalan bagi solusi politik di Suriah.
Sebelumnya pada tanggal 5 Desember, menghadapi serangan sengit oleh pasukan pemberontak di Hama, tentara Suriah terpaksa mengerahkan kembali pasukannya di luar kota strategis ini.
Sementara itu, setelah menguasai kota Hama, pemimpin pemberontak Abu Mohammed al-Jolani menyatakan bahwa pasukannya “tidak akan membalas dendam”.
Hama secara strategis penting bagi tentara Suriah, berfungsi sebagai zona penyangga untuk melindungi ibu kota Damaskus. Bentrokan terjadi setelah pemberontak yang dipimpin oleh kelompok-kelompok Islamis melancarkan serangan kilat, merebut wilayah-wilayah penting, termasuk kota terbesar kedua Suriah, Aleppo, dari pemerintahan Presiden al-Assad hanya dalam beberapa hari.
[iklan_2]
Sumber: https://baodaknong.vn/tong-thu-ky-lien-hop-quoc-keu-goi-cham-dut-do-mau-o-syria-236189.html
Komentar (0)