Bisnis mengikuti "tren"
Sebelumnya menjual barang-barang "trendi" seperti teh sirsak, kopi asin, dan sekarang kue koin, toko Bapak Dang Huu Minh (Distrik 3) sedang melikuidasi mesin dan bersiap beralih ke arah bisnis lain karena kurangnya pelanggan.
"Awalnya, pelanggannya banyak, tapi setelah beberapa hari, popularitasnya menurun. Karena setelah mencoba makanannya, pelanggan bilang akan mencari hidangan lain yang lebih unik. Saya berencana menjual mesin pembuat kue koin ini seharga 3 juta VND dan menghadiahkan resep kuenya," kata Pak Minh.
Menurut Lao Dong, di sepanjang jalan seperti Nguyen Van Bao (Distrik Go Vap), Pham Van Dong (Kota Thu Duc)... atau jalan makanan Ho Thi Ky, ada puluhan kios yang menjual kue koin keliling dengan harga sekitar 25.000 - 30.000 VND/potong.
Namun, teh lemon yang ditumbuk dengan tangan saat ini sedang "naik daun" dan menjadi produk paling populer saat ini, menyebabkan banyak toko roti koin menjadi lesu, bahkan harus melikuidasi mesin mereka.
"Untuk memulai bisnis kue koin, saya harus menghabiskan hampir 20 juta VND untuk membeli mesin, truk, bahan-bahan, dll. Awalnya, karena kue koin merupakan barang yang "tren", banyak pelanggan yang datang. Sekarang pelanggannya lebih sedikit, dan ada hari-hari di mana saya tidak bisa menjual cukup banyak untuk membeli bahan-bahan," ungkap Ibu Le Hong Ha, pemilik kios kue koin di Jalan 3/2 (Distrik 10).
Sebelumnya, mengikuti tren, ada salad ayam manggis, teh sirsak, kopi asin... Kesamaan dari hidangan dan minuman ini adalah semuanya "mekar lebih awal, layu lebih lambat" - bertahan untuk sementara waktu.
Dampak dari bisnis yang sedang tren
Profesor Madya Dr. Nguyen Duc Loc, Direktur Institut Penelitian Kehidupan dan Masyarakat, menyampaikan pendapatnya bahwa menjalankan bisnis mengikuti tren sejalan dengan istilah "skimming". "Lapisan krim ini sangat tipis dan rapuh, mudah berubah ketika ada dampak pasar," tegas Bapak Loc.
Selain itu, di platform sosial saat ini, terdapat tren bisnis baru yang disebut pemasaran afiliasi. Artinya, penjual tidak perlu tahu dan tidak perlu tahu produk yang dijualnya, melainkan hanya menggunakan keahliannya untuk meyakinkan pembeli.
Bapak Loc menambahkan, jika dilihat sekilas memang tidak akan ada dampaknya, namun dalam jangka panjang secara ekonomi dan sosial akan sulit terbentuk kelas bisnis yang sejati.
Dalam konteks pasar saat ini, tren perdagangan menurut tren dianggap oleh beberapa ahli tidak berarti dan terfragmentasi, tetapi memiliki keuntungan karena sangat gesit.
Para ahli juga percaya bahwa kita harus bertujuan pada konsumsi hijau untuk membangun ekonomi hijau di masa depan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)