The Earth Turns: An Untold History of Humanity adalah salah satu buku sejarah besar yang mencakup sejarah bumi, manusia dan lingkungan, iklim selama 4,5 miliar tahun, yang ditulis oleh profesor sejarah global di Universitas Oxford - Peter Frankopan.
Di Vietnam, Omega Plus menerbitkan buku ini, diterjemahkan oleh sekelompok penerjemah Nguyen Linh Chi, Dang Thi Thai Ha, Hoang Thao, dan Pham Danh Viet.
Karya ini merupakan buku terlaris dan telah dilindungi hak cipta di 24 negara. Buku ini telah dinilai sebagai "buku terbaik musim panas 2023" oleh surat kabar terkemuka seperti Financial Times , The Times , The Telegraph , The Hindu , The Week...
Sampul buku "The Earth Turns" (Foto: Omega Plus).
Dalam The Turning Earth: An Untold History of Humanity, Profesor Peter Frankopan menunjukkan bahwa lingkungan alam merupakan faktor penting, jika bukan penentu, dalam sejarah manusia dan dalam sejarah global.
Buku ini berisi banyak sekali materi visual, termasuk: 15 peta, 38 cetakan berwarna yang berharga, seperti gambar pemukiman skala besar dari 2.500 tahun yang lalu - yang menunjukkan bagaimana manusia mampu membangun kota-kota besar...
Dengan 24 bab yang sesuai dengan 24 tahap, struktur buku ini dibagi menjadi 3 bagian utama.
Pertama: Sejarah manusia dan lingkungan alam
Dalam menceritakan kisah sejarah manusia, Frankopan menyoroti faktor-faktor geologis, kosmik, dan bawah tanah yang luas yang telah menciptakan tempat yang cocok bagi manusia untuk bertahan hidup.
Manusia hanya ada dalam sebagian kecil waktu bumi telah ada, dan keberadaan ini tidak akan mungkin terjadi sebelum perubahan besar terjadi, termasuk lima peristiwa kepunahan massal dan kekalahan semua kera lainnya.
Selama sebagian besar sejarah manusia, dimulai sekitar 300.000 tahun yang lalu, manusia hanya mampu bertahan hidup di bagian kecil planet ini, dan tidak dapat bertahan hidup jangka panjang di bawah tekanan lingkungan.
Frankopan menunjukkan bahwa kemakmuran manusia selama 10.000 tahun terakhir hanya mungkin terjadi karena iklim Bumi stabil pada suhu yang menciptakan pola cuaca yang relatif stabil dan memungkinkan budidaya sereal.
Hal ini memungkinkan manusia membangun kota, berdagang, membuat hukum—dan membayar pajak, sehingga meletakkan dasar untuk mencatat pemikiran dan sejarah dalam tulisan.
Ciri yang mencolok dari buku ini adalah menunjukkan bahwa sejak awal manusia telah menyadari bahwa peluang kita untuk bertahan hidup terkait dengan cara kita memperlakukan lingkungan alam.
Buku sejarah besar ini mencakup sejarah bumi, umat manusia, serta lingkungan dan iklim selama 4,5 miliar tahun (Foto: Omega Plus).
Kedua: Kebangkitan dan Kejatuhan Kekaisaran
Frankopan unggul dalam penggunaan kutipan dan contoh ringkas, yang mencakup berbagai topik, mulai dari Amerika Selatan hingga Asia Selatan, Asia Tenggara, hingga Tiongkok. Namun, yang lebih luar biasa adalah cara ia menunjukkan bagaimana kondisi iklim telah membantu atau menghambat upaya manusia.
Misalnya, ia mengutip 300 tahun pertama perluasan Kekaisaran Romawi sebagai periode "tingkat aktivitas gunung berapi yang luar biasa rendah, sedikit peristiwa cuaca ekstrem, dan pola iklim yang dapat diprediksi".
Ini juga merupakan masa stabilitas di lembah Sungai Mississippi dan di Mesoamerika, tepatnya di Lembah Teotihuacan. Namun, ketika cuaca semakin dingin dan panen gagal sekitar tahun 500 SM, kekaisaran-kekaisaran yang stabil tersebut segera dilanda masalah.
Penulis tidak berupaya menghubungkan kebangkitan dan kejatuhan kerajaan hanya pada kondisi iklim, melainkan menjelaskan bagaimana gagal panen berulang, banjir, atau kekeringan berkepanjangan menambah tekanan pada sistem yang memang sudah tidak setara dan hierarkis.
Ketiga: Sebuah pelajaran yang telah dilupakan manusia
Buku ini dengan jelas menunjukkan pentingnya iklim, lingkungan, dan pola cuaca dalam memengaruhi jalannya sejarah manusia.
Karya ini sendiri berhasil membawa manusia kembali ke tempat nenek moyang kita ribuan tahun lalu, yang tahu bahwa kelangsungan hidup yang rapuh bergantung pada pengelolaan hubungan kita dengan lingkungan. Ini adalah pelajaran yang tampaknya telah dilupakan manusia.
Kadang-kadang hanya dibutuhkan satu bencana alam besar, seperti jatuhnya meteorit atau banjir—peristiwa yang mungkin terlupakan dalam pikiran manusia, tetapi telah terjadi sepanjang keberadaan planet ini—untuk mengubah segalanya menjadi debu.
Dunia terus bergeser, berevolusi, dan berubah. Dari Big Bang hingga saat ini, aktivitas matahari, letusan gunung berapi, banjir, dan kekeringan telah membentuk sejarah alam dan manusia.
Cara manusia berinteraksi dengan Bumi telah membawa manfaat besar – tetapi seringkali dengan pengorbanan. Di tengah ketidakpastian masa depan umat manusia, mempelajari pelajaran dari masa lalu menjadi semakin penting.
Sejarawan dan penulis Peter Frankopan (Foto: The Observer).
"The Earth Turns: An Untold History of Humanity berkontribusi dalam mengisi kekosongan besar dalam pola pikir manusia ketika kita merenungkan masa lalu," komentar Dr. Vu Duc Liem.
"Yang mengesankan pembaca Vietnam seperti saya adalah tingkat ilmu pengetahuan tingkat tinggi yang diterapkan di sini untuk menyediakan data spesifik, terkadang cukup rinci, tentang suhu atmosfer dan laut, cuaca panas dan dingin, curah hujan, kekeringan, aktivitas gunung berapi, gletser, vegetasi, demografi, dll., di wilayah-wilayah pada setiap periode.
Melalui itu, kita menelaah sejarah dan dengan cermat menarik kesimpulan, bukan komentar-komentar umum, asumsi-asumsi, dan teori-teori yang masih kita jumpai dalam menggambarkan sejarah dengan cara-cara yang familiar," ujar penerjemah Nguyen Viet Long.
Peter Frankopan , 52 tahun, adalah seorang sejarawan dan penulis Inggris. Ia adalah profesor sejarah global di Worcester College, Oxford, dan direktur Oxford Centre for Byzantine Studies.
Frankopan adalah salah satu sejarawan terkemuka saat ini dan merupakan anggota Royal Historical Society dan Royal Anthropological Society.
Dua buku sebelumnya - Silk Roads: A New History of the World dan The New Silk Roads: The Present and Future of the World - keduanya diterima dengan baik dan dianugerahi penghargaan bergengsi.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)