Bunga beludru adalah jepit rambut yang terbuat dari sutra alami dan kawat tembaga. Pada zaman dahulu, bunga beludru sering digunakan dalam festival rakyat dan sebagai hiasan upacara, dan hanya digunakan oleh keluarga kerajaan.
 |
| Jepit rambut beludru sering muncul dalam drama terkenal "Story of Yanxi Palace". (Sumber: Hong Kong 01) |
Sejarah yang panjang dan penuh gejolak
Ada banyak legenda seputar kemunculan bunga beludru. Legenda paling awal berasal dari Dinasti Qin, ketika Qin Shi Huang menganugerahkan "Song Ziyu Lima Warna" kepada selirnya - simbol martabat kerajaan dan cinta abadi. Selama Dinasti Tang, bunga beludru menjadi semakin mewah dan dianggap sebagai upeti bagi istana, dunia menyebutnya "bunga istana". Pada masa pemerintahan Wu Zetian, bunga beludru terdaftar sebagai upeti kerajaan di wilayah Yangzhou. Bunga beludru menjadi barang yang hanya dapat digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan. Pada masa Dinasti Song, permintaan bunga beludru di masyarakat pada masa itu lebih tinggi daripada jenis kerajinan tangan lainnya. Industri bunga beludru berkembang pesat selama Dinasti Qing, terutama pada masa pemerintahan Kangxi dan Qianlong. Wilayah Nanjing menjadi kota bunga yang ramai, dan bunga beludru dijual di seluruh negeri.
 |
| Jepit rambut bunga beludru dulunya dianggap sebagai penghormatan yang hanya diperuntukkan bagi keluarga kerajaan. (Sumber: XiaoHongShu) |
Namun, seiring perkembangan teknologi industri yang berkelanjutan, karena kalah bersaing dengan aksesori lain, bunga beludru perlahan-lahan mulai kurang dikenal dan memudar. Dapat dilihat bahwa dalam sejarah, meskipun pernah mengalami masa perkembangan yang sangat pesat, bunga beludru juga terlupakan. Ketertarikan publik terhadap film-film bersejarah dan kebijakan pemerintah terkini secara bertahap telah menghidupkan kembali warisan budaya ini.
Sebuah simbol budaya Tiongkok
Bentuk bunga beludru seringkali diambil dari simbol-simbol keberuntungan dalam kehidupan masyarakat. Kata "bunga beludru" dalam bahasa Mandarin juga terdengar mirip dengan "kemakmuran", yang berarti keberuntungan dan kebaikan. Warna utamanya adalah merah cerah dan merah muda, ditambah hijau dan kuning di bagian tengahnya... Sebagian besar motif tradisional bunga beludru adalah burung phoenix, delima, dan bunga-bunga seperti melati, anggrek putih, dan kembang sepatu... Motif-motif ini memiliki kemiripan dengan tema seni rakyat tradisional dan bentuk khas masyarakat Tionghoa. Bunga beludru tidak dapat dibandingkan dengan emas, perak, dan permata, juga tidak memiliki spiritualitas alami seperti batu giok, tetapi keindahannya sangat halus dan elegan, dengan jelas mencerminkan keindahan Timur.
Kerajinan tangan tradisional yang indah
Teknik pembuatan bunga beludru sangat istimewa, tidak dapat digantikan oleh mesin, melainkan harus dikerjakan sepenuhnya dengan tangan. Selain bahan utama sutra dan kawat tembaga, untuk membuat bunga beludru, banyak bahan lain yang dibutuhkan seperti: pewarna, lateks putih, minyak damar... Peralatan bantu untuk proses ini juga sangat beragam.
 |
| Untuk mendapatkan beludru yang halus, perajin harus menggunakan tekanan tangan yang stabil dan kuat. (Sumber: The Paper CN) |
Proses produksi beludru melibatkan banyak langkah, termasuk pemasakan sutra, pewarnaan, pengeringan, penenunan, penyetrikaan, pemotongan bingkai, pembentukan, dan pemasangan aksesori. Setiap teknik sangat teliti, yang paling mendasar adalah penenunan. Setelah beludru difiksasi dan disikat, kedua ujungnya akan dijepit dengan kawat tembaga spiral. Kemudian, beludru dipotong kecil-kecil, dan pengrajin akan menggunakan tangannya untuk memilin kedua ujungnya ke arah yang berlawanan secara bersamaan. Proses khusus ini menunjukkan kearifan Tiongkok kuno.
Hubungan antara masa lalu dan masa kini
Menghadapi kemunduran teknik pembuatan bunga beludru, pada tahun 1990-an, Museum Cerita Rakyat Nanjing mengambil langkah-langkah untuk melestarikan bentuk budaya ini. Pada tahun 2007, Pemerintah Provinsi Jiangsu secara resmi mendaftarkan teknik pembuatan bunga beludru ke dalam daftar warisan budaya takbenda tingkat provinsi. Tradisi mengenakan bunga beludru untuk keberuntungan masih berlanjut hingga saat ini. Masyarakat Nanjing masih mengenakan bunga beludru pada acara-acara penting seperti pernikahan, Malam Tahun Baru, atau Festival Pertengahan Musim Gugur untuk berdoa memohon kemakmuran. Zhao Shuxian adalah pewaris khas keterampilan pembuatan bunga beludru Nanjing. Jepit rambut bunga beludru dalam film
"Story of Yanxi Palace" dibuat olehnya. Berkat popularitas film tersebut, bunga beludru semakin dikenal.
 |
| Bapak Trieu Thuc Tien membuat vas bunga menggunakan teknik pembuatan bunga beludru. (Sumber: Kaiwind) |
Teknik pembuatan bunga beludru sungguh ajaib, bisa dibuat di atas apa saja: bunga, burung, ikan, serangga... Untuk menyesuaikan dengan selera masa kini, Pak Trieu, dengan usaha dan kreativitasnya yang tak henti-hentinya, telah menciptakan bunga beludru dengan berbagai bentuk, selain jepit rambut, gantungan tas, bunga hias, dan lukisan dinding... Ia percaya bahwa pewarisan dan promosi tradisi budaya harus disertai inovasi yang berkelanjutan. "Saya berharap bunga beludru tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari."
(sintetis)
Komentar (0)