Sebuah peternakan serangga baru di China menggunakan limbah dapur untuk menumbuhkan larva lalat tentara hitam, yang kemudian dipanen sebagai pakan ternak.
Larva lalat tentara hitam memakan sampah organik sebelum dipanen untuk pakan ternak dan produk lainnya. Foto: Shutterstock
Serangga yang dibudidayakan dengan sampah dapur dan sampah organik lainnya dapat menjadi cara yang lebih berkelanjutan untuk menyediakan protein karena sumber protein tradisional semakin langka, SCMP melaporkan pada 8 Agustus. Protein dari serangga bergizi, baik untuk kesehatan hewan, dan juga dapat membantu mengatasi menipisnya populasi ikan serta masalah lingkungan terkait budidaya.
Setiap hari, penduduk kota menghasilkan sejumlah besar sampah dapur yang dapat terurai secara hayati dan bahan-bahan lain yang seharusnya terbuang sia-sia. Di Shanghai saja, rata-rata volume sampah basah harian mencapai 9.329 ton antara Maret dan Juli 2022. Namun, kota ini hanya memproses 8.200 ton per hari, sehingga menyisakan sekitar 1.100 ton.
Teknologi budidaya serangga menawarkan solusi yang menjanjikan untuk masalah pasokan protein dan pembuangan limbah. Khususnya, serangga yang diberi makan limbah basah yang telah diolah membantu mengubah bahan organik menjadi sumber nutrisi.
Peternakan serangga yang didirikan oleh Shanghai Urban Construction Investment Group ini sedang menguji proses yang mengubah 50 ton sampah basah olahan menjadi 11 ton larva kaya protein dan 12,8 ton pupuk organik per hari. Peternakan ini menggunakan lalat tentara hitam (black soldier fly) yang berasal dari padang rumput tropis Amerika Selatan, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Guangdong Chemical Industry.
Menurut Ma Cong, penulis utama studi tersebut, mereka memilih lalat tentara hitam karena siklus hidupnya yang pendek, hanya sekitar 35 hari, dan daya tahannya yang tinggi, sehingga ideal untuk berkembang biak. "Dengan menggiling limbah dan menyesuaikan kadar air, para ilmuwan menciptakan lingkungan yang tepat untuk larva lalat tentara hitam. Larva tahap ketiga dapat berkembang menjadi larva tahap kelima dengan tubuh yang kaya protein dan lemak hanya dalam satu minggu," ujarnya.
"Kotoran larva ini kaya akan bahan organik, nitrogen, fosfor, kalium, dan banyak bakteri bermanfaat, menjadikannya pupuk organik yang sangat baik," tambah Ma. Larva ini dapat dipanen untuk digunakan sebagai pakan ternak, makanan hewan peliharaan, bio-oil, dan produk lainnya. Beberapa larva diseleksi untuk bertelur setelah menjadi pupa.
Meskipun budidaya serangga di Tiongkok masih dalam tahap awal, prosesnya telah terbukti di Belanda, di mana Protix mengubah 65.000 ton limbah menjadi 14.000 ton larva. Menurut CEO Protix, Kees Aarts, manfaat nutrisi dan lingkungan dari protein serangga menunjukkan bahwa protein tersebut berpotensi menjadi sumber daya penting di masa depan, dimulai dari pakan ternak.
Lalat tentara hitam memiliki efisiensi konversi pakan yang tinggi, siklus hidup yang pendek, kemampuan untuk memakan bahan organik berkualitas rendah, dan terus makan hingga dewasa. Mereka membutuhkan lahan dan air yang jauh lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah protein yang sama dengan jeroan unggas atau sapi, kata Aarts.
Thu Thao (Menurut SCMP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)