Korea Utara memamerkan rudal dan drone berkemampuan nuklir dalam parade militer besar-besaran di Pyongyang yang dihadiri oleh pemimpin Kim Jong Un dan delegasi dari China dan Rusia, demikian dilaporkan kantor berita negara KCNA pada 28 Juli.
Parade tersebut diadakan dengan khidmat pada malam tanggal 27 Juli untuk memperingati ulang tahun ke-70 berakhirnya Perang Korea, yang juga dikenal sebagai "Hari Kemenangan" di negara tersebut.
Foto-foto awal yang dirilis oleh Korea Utara menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un duduk di antara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok Li Hongzhong sedang menyaksikan sebuah pertunjukan.
Kim Jong Un (ketiga dari kiri), bersama Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu (kedua dari kiri) dan anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok Li Hongzhong (kanan), menghadiri parade militer pada 27 Juli. Foto: NK News
Ribuan tentara berpartisipasi dalam parade untuk memperingati ulang tahun ke-70 penandatanganan perjanjian gencatan senjata di Korea Utara pada 27 Juli. Foto: Reuters
Delegasi tingkat tinggi dari China dan Rusia termasuk di antara pengunjung pertama ke Korea Utara sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Di antara senjata yang dipamerkan terdapat rudal balistik antarbenua seperti ICBM Hwasong-17 berbahan bakar cair dan ICBM Hwasong-18 berbahan bakar padat.
KCNA juga menggambarkan ICBM Hwasong-18 sebagai "sarana inti dan paling ampuh" negara itu untuk mengatasi ancaman nuklir musuh. Rudal-rudal ini diyakini memiliki jangkauan yang mampu menyerang target di mana pun di Amerika Serikat.
Sebuah prototipe rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat Hwasong-18 dipamerkan di Lapangan Kim Il-sung di Pyongyang pada 27 Juli. Foto: CNA/KCNA
Rudal balistik antarbenua Hwasong-18 digambarkan sebagai "senjata inti dan paling ampuh" Korea Utara. Foto: Reuters
Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 awal bulan ini setelah uji coba pertamanya pada bulan April. ICBM berbahan bakar padat termasuk di antara senjata berteknologi tinggi yang diklaim Korea Utara akan dikembangkan, termasuk satelit pengintai militer dan kapal selam bertenaga nuklir.
Menurut KCNA, banyak drone serang dan pengintai melakukan penerbangan demonstrasi sambil berputar-putar di langit di atas Lapangan Kim Il Sung, menggandakan kegembiraan orang-orang yang merayakan kemenangan Korea Utara.
Sejumlah besar tank dan drone dipamerkan dalam perayaan tersebut. Foto: France24/KCNA
"Ini adalah demonstrasi kemampuan nuklir Korea Utara yang terbesar dan paling terbuka kepada para pejabat asing," tulis Ankit Panda, seorang peneliti senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace , di media sosial.
Para pengamat mengatakan Korea Utara jelas ingin menggunakan acara peringatan tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan China dan Rusia, di tengah meningkatnya kerja sama keamanan antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Pemandangan panorama upacara peringatan 70 tahun "Hari Kemenangan" di Lapangan Kim Il-sung pada 27 Juli. Foto: Reuters
Ini adalah parade militer ke-14 yang diadakan di Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Foto: Yonhap
“Pesan yang disampaikan sangat jelas: Kim Jong Un mendapat dukungan dari dua mitra kuat di kawasan ini. Negara-negara ini juga merupakan anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto,” tambah Panda.
Rezim Kim Jong Un telah mengadakan 14 parade militer, termasuk acara minggu ini. Parade terakhir diadakan pada bulan Februari untuk menandai peringatan ke-75 berdirinya angkatan bersenjata Korea Utara. Rudal balistik antarbenua Hwasong-18 dipamerkan untuk pertama kalinya pada acara tersebut .
Nguyen Tuyet (Berdasarkan Yonhap, Reuters, Al Jazeera, Bloomberg)
Sumber






Komentar (0)